Liputan6.com, Jakarta - Sebuah firma hukum yang berspesialisasi dalam kasus penyakit industri mengungkapkan 11 jenis karyawan yang diklaim memiliki risiko lebih tinggi terkena asma karena seringnya terpapar bahan iritan – termasuk penata rambut, pekerja yang menangani hewan, pekerja logam, dan pembuat karpet.
Lebih dari 22 juta orang dewasa Amerika menderita asma – sekitar 1 dari 12 orang. Sejak Hari Asma Sedunia yang jatuh pada hari Selasa, firma hukum Inggris Simpson Millar berbagi tentang bagaimana profesi tertentu mempunyai risiko tinggi terkena asma akibat kerja, yaitu ketika zat-zat di tempat kerja menyebabkan penyakit paru-paru kronis.
Baca Juga
Sebuah penelitian di Brasil pada tahun 2021 memperkirakan bahwa 16% orang yang mengidap asma saat dewasa menderita asma akibat kerja. Sementara prevalensi asma yang diperburuk oleh pekerjaan – asma yang diperburuk oleh kondisi tempat kerja – adalah 21,5%.
Advertisement
Penata rambut, misalnya, mungkin terpapar bahan kimia seperti garam persulfat, yang ditemukan dalam pemutih rambut, kata Simpson Millar.
Penelitian pada tahun 2022 menetapkan bahwa penata rambut menghadapi risiko 20 kali lipat lebih tinggi terkena gejala pernapasan akibat paparan persulfat.
Senyawa kimia tersebut “adalah penyebab utama rinitis dan asma akibat kerja pada penata rambut dan salah satu penyebab utama asma akibat kerja di beberapa negara Eropa,” kata para peneliti.
Rhinitis adalah peradangan pada hidung – gejalanya meliputi hidung tersumbat, bersin, pilek, dan gatal-gatal.
Pedoman Asma Terkait Pekerjaan
Sementara itu, orang yang bekerja dengan hewan peliharaan mungkin mengalami batuk, sesak napas, dan mengi karena terpapar lebih banyak debu dan bulu serta menjadi sensitif terhadapnya.
Musim demam, yang bervariasi berdasarkan wilayah geografis, dapat memperburuk gejala dan sensitivitas hidung.
Di NYC, musim alergi dapat dimulai pada akhir Februari atau awal Maret dan berakhir pada akhir Oktober – dengan tingkat serbuk sari sering kali mencapai puncaknya pada minggu pertama bulan Mei.
Sementara itu, Badan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Occupational Safety and Health Administration) AS mempunyai pedoman terkait risiko asma karena pekerjaan yang menyerukan agar perusahaan melatih pekerjanya dalam menangani bahan kimia dengan aman dan menyediakan alat pelindung diri, seperti masker dan respirator, serta persyaratan lainnya.
Advertisement
Kasus Asma Akibat Pekerjaan di Inggris
Anthony Waddington, partner di departemen klaim industri di Simpson Millar, mencatat bahwa data publik Inggris menunjukkan bahwa kasus asma akibat kerja telah menurun sejak awal pandemi COVID-19.
Terdapat rata-rata 180 kasus baru per tahun dari tahun 2017 hingga 2019, dibandingkan dengan perkiraan 45 kasus per tahun dari tahun 2020 hingga 2022.
Waddington mengatakan bahwa penyakit asma akibat kerja juga berkurang. Sebaliknya, ia mengaitkan penurunan kasus ini dengan keterlambatan diagnosis dan berkurangnya pelaporan oleh dokter karena pandemi ini.
“Pada tahun 2023, kami sebagai sebuah perusahaan menangani 13 klaim untuk orang-orang yang diduga menderita asma akibat kerja,” katanya kepada The Post.
11 Profesi Berisiko Tinggi Picu Asma
Berikut 11 profesi yang menghadapi risiko lebih tinggi terkena asma akibat kerja:
- Penata rambut
- Pengendali hewan (termasuk perawat hewan dan perawat hewan peliharaan)
- Pembuat roti
- Petugas kebersihan
- Operator pabrik
- Pekerja logam
- Pekerja farmasi
- Pekerja di pabrik kimia
- Pembuat karpet
- Pekerja produksi makanan
- Penangan perekat
Advertisement