Sukses

Alhamdulillah, Jemaah Haji Kloter Pertama Indonesia Tiba di Madinah dalam Kondisi Baik

Jemaah Haji Kloter Pertama Indonesia Tiba di Madinah, Kemenkes RI: Kondisinya Baik

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) melaporkan bahwa jemaah haji kelompok terbang (kloter) pertama embarkasi Jakarta Pondok Gede (JKG 01) telah tiba di Madinah.

Jemaah haji kloter pertama JKG 01 terbang menggunakan pesawat Garuda Indonesia nomor penerbangan 7301 dan tiba di Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA), Madinah, Arab Saudi pada Minggu, 12 Mei 2024 pukul 08.00 waktu Arab Saudi (WAS).

Jemaah masuk Arab Saudi menggunakan jalur cepat atau fast track, jalur untuk memudahkan proses kedatangan jemaah karena proses Imigrasi telah selesai di bandara keberangkatan.

Setelah turun dari pesawat, jemaah haji kloter 1 langsung menuju bus yang telah disediakan untuk mengantar ke penginapan.

Adapun Layanan Fast Track atau disebut Makkah Route ini digunakan untuk kedatangan jemaah calon haji Indonesia yang terbang dari Bandara Soekarno Hatta Jakarta (embarkasi JKG), Bandara Juanda Surabaya (embarkasi SUB), dan Bandara Adi Sumarmo Solo (embarkasi SOC).

Menurut Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi, calon jemaah haji tiba dalam keadaan baik.

"Kondisi jemaah haji kloter JKG 01 dilaporkan berada dalam keadaan baik. Kendati demikian, tim kesehatan yang berada di bandara tetap dalam kondisi siaga untuk memberikan pelayanan kesehatan apabila ada jemaah yang membutuhkan," katanya seperti dikutip SehatNegeriku pada Senin, 13 Mei 2024.

2 dari 4 halaman

Calon Jemaah Haji Adaptasi dengan Kondisi dan Lingkungan Arab Saudi

Kedatangan jemaah haji JKG 01 disambut oleh Duta Besar RI Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LBBP) untuk Kerajaan Arab Saudi, Abdul Aziz Ahmad. Dia didampingi oleh Konsulat Jenderal (Konjen) RI di Jeddah, Yusron Bahauddin Ambary; Konsul Haji KJRI Jeddah, Nasrullah Jasam; Kepala Daerah Kerja (Daker) Bandara, Abdillah M Tohir; dan Kepala Bidang Kesehatan, dr Indro Murwoko.

Kepala Bidang Kesehatan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Tahun 2024, dr Indro Moerwoko berpesan kepada para jemaah untuk beradaptasi.

"Jemaah saat pertama kali mendarat untuk beradaptasi dengan kondisi dan lingkungan di Arab Saudi yang sangat berbeda dengan di Indonesia," kata Indro.

3 dari 4 halaman

Tata Kondisi Kesehatan Calon Jemaah Haji dengan Istirahat Cukup

Dokter Indro juga mengimbau jemaah haji untuk istirahat yang cukup dan tidak memaksakan jika tubuh sudah tak kuat.

"Para jemaah haji juga harus mulai menata kondisi kesehatan setelah perjalanan yang panjang dengan cara istirahat cukup dan tidak memaksakan untuk beribadah jika kondisi tubuh tidak kurang fit," ujar Indro.

Tak lupa, jemaah haji juga sudah perlu diedukasi tentang masalah kesehatan agar mengetahui batasan fisiknya.

"Jemaah haji harus sudah mulai diedukasi oleh PPIH terkait masalah kesehatan agar tidak memaksakan diri untuk melakukan aktivitas ibadah," ujar Indro.

4 dari 4 halaman

Calon Jemaah Haji Harus Jaga Stamina hingga Wukuf di Arafah

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Kementerian Agama, Muhammad Ali Ramdhani, juga sudah menitip pesan.

"Jemaah haji Indonesia harus menjaga stamina dan menjaga tenaga hingga masa wukuf di Arafah," kata pria yang karib disapa Kang Dhani.

Stamina harus dijaga hingga masa wukuf di Arafah karena ini adalah puncak dari ibadah haji.

Hal ini disampaikan Kang Dhani saat melepas keberangkatan jemaah Embarkasi Jakarta Bekasi kelompok terbang (kloter) 01 (JKS 01) di Asrama Haji Bekasi, Jawa Barat.

"Ibadah haji merupakan ibadah yang banyak menggunakan kekuatan fisik, maka dari itu saya mengharapkan para jemaah haji dapat berhemat tenaga sebelum puncak haji," ujar Kang Dhani di hadapan para jemaah yang berasal dari Kota Bekasi itu, Sabtu 11 Mei 2024.

Ia juga menilai bahwa salah satu permasalahan kesehatan jemaah haji yang utama yaitu kelelahan.

"Terlebih lagi bagi jemaah risiko tinggi dan lanjut usia. Mereka lebih rentan terhadap situasi lingkungan terutama cuaca ekstrem seperti Arab Saudi ini. Energi jemaah haji khususnya kelompok risti (risiko tinggi) ini lebih baik dihemat dan dioptimalkan saat puncak haji," pungkasnya.