Liputan6.com, Jakarta - Masa kanak-kanak merupakan masa yang krusial bagi perkembangan buah hati, baik secara fisik, mental, maupun sosial. Pada masa ini, anak-anak rentan terhadap berbagai penyakit menular yang dapat berakibat fatal.
Imunisasi adalah salah satu cara terbaik untuk melindungi anak-anak dari penyakit-penyakit tersebut. Jadwal serta jenis-jenis imunisasi yang harus dilengkapi sejak bayi biasanya sudah bisa diketahui dan dipantau melalui dokter, bidan atau tenaga kesehatan di puskesmas maupun fasilitas kesehatan setempat.Â
Baca Juga
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) memiliki rekomendasi umur untuk anak mendapatkan suatu vaksin tertentu. Lalu apa yang terjadi jika rekomendasi umur tersebut terlewat, membuat anak tidak atau belum mendapatkan vaksin sesuai dengan umurnya?
Advertisement
Dokter Hartono Gunardi, Sp.A(K)., seorang dokter spesialis anak konsultan sekaligus Ketua Satgas Imunisasi IDAI menyebutkan bahwa mengikuti anjuran usia imunisasi itu penting untuk antibody anak.
"Bagusan yang sesuai umur (imunisasi-nya), karena imunisasi itu kan setelah diberikan, dia (antibody) naik. Dengan bertambahnya usia, antibody-nya akan turun dan kalau engga diberikan imunisasi secara tepat waktu bahkan terlambat sekali, barangkali dia akan berada di bawah ambang proteksi," ucapnya dalam acara Indonesia Vaccine Forum 2024 Dalam Rangka Memperingati Pekan Imunisasi Dunia 2024 bersama GSK di Jakarta (15/5/2024).
Jika antibody anak sampai berada di bawah ambang proteksi, kekebalan tubuh anak akan murun dan akan berisiko tinggi untuk tertular penyakit. Oleh karena itu, imunisasi anak disarankan dilakukan sesuai dengan rekomendasi usia yang telah ditetapkan.
Namun, apabila memang sudah terlanjur terlambat, Hartono menyarankan untuk harus tetap diberikan imunisasi sesegera mungkin. Agar antibody anak tidak sampai berada di bawah ambang proteksi.Â
Rangkaian Imunisasi
Rangkaian imunisasi adalah serangkaian vaksinasi yang diberikan kepada anak-anak pada berbagai tahap usia untuk melindungi mereka dari sejumlah penyakit menular yang berpotensi serius.
Pemberian vaksin secara terjadwal dan tepat waktu memastikan bahwa anak-anak mendapatkan perlindungan maksimal selama masa pertumbuhan mereka yang rentan.Â
Hartono menjelaskan bahwa imunisasi rutin dibagi menjadi 3 tahapan, "Terdiri dari imunisasi dasar, dibawah 1 tahun. Kemudian ada imunisasi lanjutan 1 sampai 2 tahun, kemudian dilanjutkan lagi pada imunisasi anak sekolah, mulai kelas 1 sampai 6 SD untuk anak perempuan. Kalau laki-laki hanya sampai kelas 5," jelasnya.
Hartono menyebutkan jenis-jenis vaksin yang lengkap sebagai berikut:
- Imunisasi dasar lengkap pada bayi usia 0-11 bulan
- 1 Bulan : BCG Polio 1, mencegah penularan tuberculosis dan polio
- 2 Bulan : DPT-HB-Hib 1 Polio 2, mencegah polio, difteri, batuk rejan, retanus, hepatitis B, meningitis, & pneumonia
- 3 Bulan : DPT-HB-Hib 2 Polio 3
- 4 Bulan : DPT-HB-Hib 3 Polio
- 9 Bulan : Campak, mencegah campak
- Imunisasi lanjutan bayi usia 18-24 bulan
- Imunisasi DPT-HB-Hib 1 dosis, berfungsi untuk mencegah penyakit difteri, pertusis, tetanus, hepatitis B, pneumonia, dan meningitis
- Imunisasi campak rubella 1 dosis
- Imunisasi lanjutan anak sekolah dasarÂ
- Imunisasi campak rubella dan DT pada anak kelas 1
- Imunisasi tethanus diphteria td pada anak kelas 2 dan kelas 5
Adapun penambahan 3 imunisasi adalah; vaksin Pneumococcal Conjugate Vaccine (PCV), vaksin Rotavirus, dan vaksin Human Papilloma Virus (HPV).
Advertisement
Lengkapi Imunisasi agar Anak Jadi Jarang Sakit
Melengkapi imunisasi adalah kunci penting agar anak menjadi jarang sakit dan tumbuh dengan sehat. Vaksinasi yang lengkap tidak hanya melindungi anak dari penyakit menular berbahaya, tetapi juga memperkuat sistem kekebalan tubuh mereka secara keseluruhan.Â
"Dengan melengkapi imunisasi, anak jadi jarang sakit. Kalau anak jarang sakit, pertumbuhan dan perkembangannya pasti akan lebih baik," tutur Hartono.
Hartono mengambil contoh penyakit campak yang bisa mengakibatkan kejang dan berujung pada radang otak. Anak-anak yang sampai menderita radang otak, seringkali mengidap gejala sisa yang akan menghambat tumbuh kembang anak.
Penyakit ini bisa dicegah dengan melakukan imunisasi secara tepat waktu dan begitu pula dengan penyakit lainnya.