Liputan6.com, Jakarta - Penting bagi orangtua untuk mewaspadai dampak kelebihan gula bagi kesehatan anak. Hal ilni disampaikan ahli gizi Dr dr Tan Shot Yen.
Tan mengingatkan bahwa masih banyak produk makanan dan minuman anak dengan kandungan gula tambahan dan kadar gulanya melebihi kebutuhan anak. Mengonsumsi makanan dan minuman dengan gula tambahan bisa berdampak buruk bagi kesehatan anak.
Baca Juga
"Masalah pertama yang bisa terjadi ialah anak jadi mengalami yang namanya ketagihan, akhirnya hal itu meningkatkan kebutuhan anak terhadap rasa manis yang berlebih," kata Tan dalam diskusi daring, Rabu (22/5), dilansir ANTARA.
Advertisement
Anak yang menngonsumsi makanan serta minuman dengan gula tambahan atau kandungan gula berlebih akan memiliki kadar gula darah yang tinggi. Kondisi tersebut, kata Tan, bisa membuat virus dan bakteri lebih mudah berkembang di dalam tubuh anak.
Akibatnya, daya tahan tubuh anak bisa menurun sehingga anak lebih mudah terserang penyakit.
Mengonsumsi makanan dan minuman dengan gula tambahan atau kandungan gula berlebih juga bisa menyebabkan anak mengalami obesitas. Anak dengan obesitas rentan mengalami masalah tulang.
Hasil penelitian tentang pengaruh obesitas pada masa kanak-kanak terhadap perkembangan dan kesehatan tulang yang dipublikasikan di Journal of Obesity and Metabolic Syndrome pada 2019 menunjukkan, anak-anak dengan obesitas 25 persen lebih mungkin mengalami keretakan tulang karena rangka tubuhnya tidak dapat beradaptasi dengan peningkatan masa tubuh.
Dokter Tan menjelaskan pula bahwa konsumsi makanan dan minuman dengan kandungan gula tinggi dapat meningkatkan kadar gula dan kolesterol dalam darah.
Kadar gula dan kolesterol dalam darah yang melampaui batas normal dapat memicu munculnya penyakit tidak menular seperti diabetes melitus dan gangguan jantung.
Risiko Kanker
Lulusan Universitas Indonesia itu mengatakan, konsumsi makanan dan minuman dengan kadar gula tinggi juga berhubungan dengan peningkatan kemungkinan terserang kanker.
"Memang gula tidak secara langsung mengakibatkan potensi kanker. Tapi, gula menyebabkan obesitas dan ketika kondisi itu terjadi anak akan bertambah berat badan dan naiknya berat badan itu jembatan menuju kanker dibentuk," katanya.
Oleh sebab itu Tan berpesan kepada orangtua agar memperhatikan kandungan gula pada makanan dan minuman yang dikonsumsi anak agar asupann gula anak tidak sampai melampaui batas.
Advertisement
Konsumsi Gula pada Anak Indonesia
Hasil Survei Kesehatan Indonesia 2023 menunjukkan tingkat konsumsi gula pada anak batita tergolong tinggi.
Berdasarkan data kebiasaan konsumsi makanan manis anak kelompok umur 3-4 tahun, sebanyak 50,1 persen batita di Indonesia memiliki kebiasaan mengonsumsi makanan manis lebih dari satu kali per hari.