Sukses

Viral! Detik-Detik Suami Menemani Istrinya yang Akan Akhiri Hidup dengan Euthanasia

Wanita Jepang Ini Pilih Akhiri Hidup dengan Euthanasia Ditemani Suami, Ini Alasannya

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah video yang menampilkan detik-detik seorang suami menemani istrinya yang memilih untuk akhiri hidup melalui prosedur euthanasia viral di Twitter.

Kisah ini terjadi pada seorang wanita asal Jepang bernama Mayumi yang memutuskan melakukan tindakan ini karena penyakit yang diidapnya cukup parah dan tidak menemukan potensi sembuh yang besar.

Video tersebut menunjukkan momen-momen penuh emosi ketika sang suami dengan setia berada di sisi Mayumi memberikan dukungan moral dan cinta hingga detik-detik terakhir.

Keputusan Mayumi terabadikan dalam sebuah video yang berjudul The Nonfiction: What My Mom Decided - A Record of a Family Facing Life. Cuplikan video tersebut diunggah lewat akun @parsonalsecret baru-baru ini.

Apa yang dimaksud dengan euthanasia? Euthanasia adalah praktik pencabutan kehidupan manusia melalui cara yang dianggap tidak menimbulkan rasa sakit atau menimbulkan rasa sakit yang minimal. 

Pada video tersebut, dijelaskan bahwa euthanasia tidak diperbolehkan untuk dilakukan di Jepang. Sehingga Mayumi dan suaminya memutuskan untuk pergi ke Swiss, salah satu negara yang melegalkan eutanasia.

Mayumi dan suaminya terlihat mengunjungi sebuah klinik untuk melakukan prosedur euthanasia sambil melakukan video call dengan anak serta kerabat mereka di Jepang yang tidak dapat turut hadir.

Saat Mayumi sudah terbaring di kasur dengan infus pada tangannya, sang dokter bertanya untuk yang terakhir kalinya,"Mayumi, apakah kamu benar-benar yakin ingin pergi sekarang? Kamu ingin mati?"

Mayumi pun mengangguk dan menjawab bahwa dia yakin sambil menangis. Sang suami memeluk Mayumi dari samping tempat tidur sambil memegang handphone yang masih tersambung dengan anak-anak mereka.

Dokter pun membimbing Mayumi untuk melepas kaitan infus yang akan memasukkan cairan ke dalam dirinya. Mayumi pun terlihat terbaring hingga nafas terakhirnya dipelukan sang suami.

2 dari 4 halaman

Apa Itu Euthanasia dan Contohnya?

Menurut School of Medicine Univeristy of Missouri, Euthanasia dapat dibagi menjadi 5 jenis.

  1. Euthanasia Pasif, mempercepat kematian dengan cara menolak memberikan/mengambil tindakan pertolongan biasa, atau menghentikan pertolongan biasa yang sedang berlangsung.
  2. Euthanasia Aktif, mengambil tindakan secara aktif, baik langsung maupun tidak langsung yang mengakibatkan kematian.
  3. Euthanasia Sukarela, mempercepat kematian atas persetujuan atau permintaan pasien.
  4. Euthanasia Tidak Sukarela, mempercepat kematian tanpa permintaan atau persetujuan pasien, sering disebut juga sebagai merey killing.
  5. Euthanasia Nonvolountary, mempercepat kematian sesuai dengan keinginan pasien yang disampaikan oleh atau melalui pihak ketiga, atau atas keputusan pemerintah.

 

3 dari 4 halaman

Apakah Euthanasia Diperbolehkan di Indonesia?

Di Indonesia, praktik Euthanasia masih tergolong ilegal. Pasal 344 KUHP yang mengatur tentang euthanasia berbunyi:

"Barang siapa merampas nyawa orang lain atas permintaan orang itu sendiri yang jelas dinyatakan dengan kesungguhan hati, diancam dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun."

 

4 dari 4 halaman

Bolehkah Dokter Melakukan Euthanasia?

Para pendukung eutanasia aktif umumnya berargumen bahwa mengakhiri hidup pasien yang bersangkutan tidak lebih buruk daripada membiarkan mereka mati dengan sendirinya.

Mereka berpendapat bahwa pasien berhak menentukan nasib hidup mereka sendiri dan memilih untuk mengakhiri penderitaan mereka dengan cara yang terhormat.

Di sisi lain, para pendukung eutanasia sukarela menekankan hak pasien untuk menentukan apa yang mereka inginkan dengan hidup mereka.

Bagi mereka, pasien yang berada dalam kondisi vegetatif tanpa harapan pemulihan berhak untuk dibebaskan dari upaya medis yang sia-sia dan penderitaan yang tak tertahankan.

Namun, para kritikus eutanasia menentang praktik ini dengan berbagai argumen. Bagi mereka, membunuh selalu salah, dan eutanasia, baik yang sukarela maupun tidak, melanggar hak-hak pasien.

Selain itu, mereka berargumen bahwa bunuh diri yang dibantu dokter melanggar sumpah dokter untuk tidak membahayakan pasien.

Perdebatan tentang eutanasia memang kompleks dan melibatkan berbagai sudut pandang etika, hukum, dan agama. Penting untuk mempertimbangkan semua argumen dengan cermat sebelum mengambil kesimpulan tentang praktik kontroversial ini.