Sukses

Kasus Gondongan atau Mumps Naik, Penyakit Apa Itu dan Bagaimana Penularannya?

Kasus gondongan atau mumps di DKI Jakarta tercatat sudah ada 1.234 padahal pada periode yang sama di tahun lalu 'cuma' 876 kasus.

Liputan6.com, Jakarta Beberapa wilayah di Indonesia memperlihatkan peningkatan kasus gondongan atau mumps. Data Dinas Kesehatan DKI Jakarta memperlihatkan ada 1.234 kasu gondongan periode Januari - Juni 2024 padahal tahun sebelumnya 876.

Beberapa wilayah lain yakni Tangerang, Bandung, Surabaya juga memperlihatkan temuan kasus gondongan.

Apa itu gondongan? Gondongan atau mumps merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus golongan paramyxovirus. Bila terinfeksi viruse tersebut bikin pembengkakan pada kelenjar parotis (kelenjar ludah di dekat telinga), dan dalam beberapa kasus, dapat memicu komplikasi yang lebih serius.

Virus penyebab gondongan memang mudah menyebar dengan cepat melalui liur dan barang yang terkontaminasi oleh liur anak yang tengah sakit seperti disampaikan dokter spesialis anak konsultan infeksi dan penyakit tropis anak, Anggraini Alam.

"Penularan gondongan sering kali terjadi dengan cepat di tempat penitipan anak, sekolah, atau dimana banyak anak berkumpul dalam ruangan yang sama, berbagi peralatan, dan berinteraksi dekat satu sama lain," kata dokter yang karib disapa Anggi ini.

Untuk itu, orangtua harus waspada terhadap gejala gondongan dan segera membawa anak ke fasilitas kesehatan jika ada tanda-tanda infeksi. Berikut gejala anak kena gondongan:

  • Pembengkakan dan nyeri di area pipi-rahang hingga sulit buka mulut
  • Demam
  • Lesu
  • Kehilangan nafsu maka
  • Nyeri otot
  • Sakit kepala
  • Dan gejala lain mirip flu

Gejala gondongan biasanya muncul 16-18 hari setelah infeksi, namun periode ini dapat berkisar antara 12-25 hari setelah infeksi.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Gondongan Bisa Picu Komplikasi

Anggi menjelaskan gondongan rentan terjadi pada anak usia 2-12 tahun. Pada beberapa kasus anak yang terinfeksi gondongan dapat memicu berbagai komplikasi.

Komplikasi yang bisa terjadi pada anak laki-laki yang terkena gondongan antara lain radang testis/buah zakar (orchitis). Kondisi ini terjadi pada sekitar 30% laki-laki pascapubertas yang tidak menerima vaksinasi. Lalu, pada perempuan bisa terjadi radang ovarium/indung telur (oophoritis).

Pada beberapa kasus, komplikasi gondongan bahkan sampai mengenai susunan saraf pusat (ensefalitis), pankreas (pancreatitis), hingga kehilangan pendengaran.

.

3 dari 3 halaman

Gondongan Bisa Dicegah, Ayo Imunisasi MMR

Anggi mengatakan bahwa sebenarnya gondongan bisa dicegah lewat imunisasi MMR. Pemberian imunisasi MMR sejak usia 1 tahun tidak hanya mampu melindungi anak sebagai seorang individu terhadap gondongan, tetapi juga membantu mencegah penyebaran gondongan di lingkungan sekitar individu yangmendapatkan imunisasi tersebut.

"Artinya kita akan mencegah individu dari sakit dan sekaligus melindungi komunitas sekitarnya dari penularan penyakit infeksi ini," kata Anggi.

Selain imunisasi, kebiasaan atau pola hidup bersih dan sehat (PHBS), seperti mencuci tangan dan menutup mulut saat batuk atau bersin, juga penting dilakukan untuk mengurangi penyebaran virus gondongan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.