Liputan6.com, Jakarta - Gejala serangan panik dan serangan jantung bisa sangat mirip, karena keduanya sama-sama menyerang bagian dada. Serangan jantung juga dapat menyebabkan seseorang menjadi panik, yang dapat membuat situasi semakin membingungkan.Â
Kedua gejala ini muncul dengan cepat yang membuat dada terasa sakit, detak jantung meningkat pesat, dan Anda mulai berkeringat.
Baca Juga
Ini adalah kondisi yang mengkhawatirkan, dan pikiran Anda berpacu untuk mencari tahu apa yang terjadi. Apakah itu serangan jantung? Atau itu serangan panik?
Advertisement
Seringkali sulit untuk membedakan keduanya dari gejala yang dirasakan (terutama jika Anda tidak memiliki keduanya) sehingga bisa menambah rasa kebingungan dan stres.
Baik serangan jantung dan serangan panik, keduanya merupakan kejadian serius dan penting untuk mengenali mana yang Anda alami sehingga Anda bisa mendapatkan perawatan yang tepat.
Mengenali gejala kedua kondisi tersebut dapat membantu seseorang untuk mengetahui kapan harus mencari pertolongan medis segera. Jika mengalami serangan jantung, maka harus secepatnya mencari pertolongan medis darurat.
Gejala serangan panik dapat meliputi:
- Nyeri tajam di dada
- Kesemutan di tangan
- Sesak napas
- Jantung berdebar-debar
- Berkeringat
- Gemetar
Sementara gejala serangan jantung antara lain:
- Nyeri dada
- Sesak napas
- Mual
- Muntah
- Berkeringat
Untuk mengetahui lebih lanjut tentang perbedaan antara gejala serangan panik dan serangan jantung, simak artikel berikut ini, seperti dilansir dari Medical News Today pada Selasa, 11 Juni 2024.
Â
Apa Beda Serangan Jantung dan Serangan Panik?
Mengetahui perbedaan antara serangan panik dan serangan jantung bisa jadi sulit, terutama jika seseorang belum pernah mengalami gejala keduanya sebelumnya.
Seseorang dapat membedakan kedua kondisi tersebut dengan mempertimbangkan beberapa faktor, termasuk:
Karakteristik rasa sakit
Meskipun nyeri dada umum terjadi pada serangan panik dan serangan jantung, karakteristik rasa sakitnya sering kali berbeda. Selama serangan panik, nyeri dada biasanya terasa tajam atau menusuk dan terlokalisasi di bagian tengah dada.
Sementara nyeri dada akibat serangan jantung dapat menyerupai tekanan atau sensasi diremas. Nyeri dada yang terjadi karena serangan jantung juga dapat dimulai di tengah dada, tetapi kemudian dapat menjalar dari dada ke lengan, rahang, atau tulang belikat.
Sebab Munculnya
Timbulnya gejala juga dapat membantu seseorang menentukan apakah ia mengalami serangan panik atau serangan jantung.
Meskipun kedua kondisi tersebut dapat terjadi secara tiba-tiba dan tanpa peringatan, beberapa serangan jantung terjadi karena aktivitas fisik, seperti menaiki tangga.
Durasi
Durasi gejala juga dapat membantu membedakan antara serangan jantung dan serangan panik. Sebagian besar serangan panik akan berakhir dalam beberapa menit, meskipun bisa bertahan lebih lama.
Selama serangan jantung, gejala cenderung bertahan lebih lama dan memburuk dari waktu ke waktu. Misalnya, nyeri dada mungkin ringan pada awal serangan jantung tetapi menjadi parah setelah beberapa menit.
Advertisement
Apakah Anxiety Bisa Sebabkan Serangan Jantung?
Menurut Cleveland Clinic, orang yang mengalami anxiety, depresi, atau stres kronis mungkin memiliki risiko lebih tinggi terkena masalah jantung. Stres kronis dapat menyebabkan tekanan darah tinggi, yang meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke.
Dalam banyak kasus, serangan panik memicu detak jantung yang cepat, yang disebut juga takikardia. Denyut jantung bisa meningkat hingga 200 detak per menit atau bahkan lebih cepat.
Denyut jantung yang cepat ini bisa membuat Anda merasa pusing dan sesak napas. Atau mungkin merasa dada berdebar hingga berdebar kencang.
Biasanya, takikardia yang terjadi sebagai respons terhadap stres emosional dan hanya berlangsung beberapa menit tidaklah berbahaya. Namun jika hal ini terjadi secara teratur, atau Anda memiliki kemungkinan gejala serangan jantung, segera dapatkan bantuan medis.