Liputan6.com, Jakarta - Kebiasaan menggigit kuku, atau onychophagia, bukan hanya lazim pada anak-anak, tetapi juga pada orang dewasa. Perilaku ini sering kali berakar dari masa kecil dan terus berlanjut hingga dewasa.
Menurut WebMD, beberapa penelitian menunjukkan bahwa faktor genetik dapat berperan dalam kebiasaan ini. Anak-anak dengan orang tua yang menggigit kuku memiliki peluang lebih besar untuk melakukan hal yang sama, bahkan jika orang tua tersebut sudah berhenti sebelum anak mereka lahir.
Baca Juga
Selain faktor genetik, menggigit kuku juga bisa menjadi tanda stres emosional atau mental. Orang yang merasa cemas, gugup, atau sedih lebih rentan untuk menggigit kuku sebagai cara untuk mengatasi perasaan tersebut.
Advertisement
Kebiasaan ini juga dapat muncul saat bosan, lapar, atau merasa tidak aman. Para ahli menyebutkan bahwa dalam banyak kasus, menggigit kuku dilakukan secara otomatis tanpa disadari.
Berikut enam tips menghentikan kebiasaan menggigit kuku.Â
- Potong Kuku Pendek: Memotong kuku pendek membuat sensasi menggigit kurang memuaskan.
- Poles Kuku dengan Rasa Pahit: Oleskan cat kuku khusus dengan rasa pahit untuk mencegah kebiasaan menggigit.
- Lakukan Manikur: Manikur yang indah dapat memotivasi Anda untuk menjaga kuku tetap rapi dan menghindari kebiasaan menggigit.
- Gunakan Sarung Tangan: Sarung tangan dapat menjadi penghalang fisik untuk menggigit kuku. Stiker kuku khusus juga bisa menjadi alternatif.
- Kenali Pemicu: Perhatikan situasi atau perasaan yang memicu kebiasaan menggigit kuku dan temukan solusi alternatif untuk mengatasinya.
- Alihkan Perhatian: Sibukkan tangan atau mulut dengan aktivitas lain, seperti mengunyah permen karet, atau mencoret-coret.
Apa Akibat Jika Sering Menggigit Kuku?
Meskipun umumnya tidak menyebabkan kerusakan permanen, kebiasaan menggigit kuku dapat membawa beberapa konsekuensi negatif, antara lain:
- Pertumbuhan Kuku yang Aneh: Rusaknya jaringan di sekitar kuku akibat menggigit dapat mengganggu pertumbuhan kuku yang normal, membuatnya terlihat tidak wajar.
- Kerusakan Gigi: Kebiasaan menggigit kuku dapat menyebabkan gigi patah, retak, atau bahkan pecah. Tekanan berulang pada rahang akibat menggigit juga dapat menimbulkan masalah sendi rahang.
- Infeksi: Kuku yang digigit sering kali memiliki luka kecil yang terbuka, membuatnya rentan terhadap bakteri dan jamur. Infeksi pada kuku dan kutikula dapat terjadi, menyebabkan kemerahan, bengkak, nyeri, dan bahkan nanah.
Advertisement
Apakah Menggigit Kuku Bisa Menyebabkan Cacingan?
Cacingan disebabkan oleh infeksi parasit usus. Telur cacing ini umumnya masuk ke dalam tubuh melalui tanah atau makanan yang terkontaminasi.
Namun, kebiasaan menggigit kuku dapat meningkatkan risiko cacingan secara tidak langsung, dengan cara berikut:
- Menyebarkan Telur Cacing: Kuku yang digigit sering kali bersentuhan dengan mulut dan dapat menyebabkan telur cacing yang menempel di tangan tertelan.
- Melemahkan Sistem Kekebalan Tubuh: Stres dan kecemasan yang dapat dipicu oleh kebiasaan menggigit kuku dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, membuat tubuh lebih rentan terhadap infeksi parasit, termasuk cacingan.
- Mempermudah Infeksi: Kerusakan kulit yang terjadi saat menggigit kuku dapat menciptakan celah bagi telur cacing untuk masuk ke dalam tubuh melalui luka pada jari atau kutikula.
Oleh karena itu, menjaga kebersihan tangan dan kuku sangat penting untuk mencegah cacingan, selain juga menghentikan kebiasaan menggigit kuku.