Liputan6.com, Jakarta Adanya ketidakseimbangan pada otot mata dapat membuat bola mata tak sejajar atau kerap disebut mata juling (strabismus).
Ketidakseimbangan ini menyebabkan otot-otot mata tidak dapat bekerja bersama-sama dengan baik. Akibatnya, satu mata bisa melihat lurus tapi satu lagi menghadap ke arah lain. Jika tidak segera ditangani, kondisi ini dapat memengaruhi kemampuan penglihatan.
Baca Juga
Menurut dokter spesialis mata di KMN EyeCare, Maria Magdalena Purba, faktor keturunan dianggap sebagai penyebab seseorang memiliki mata juling.
Advertisement
“Seseorang yang memiliki anggota keluarga dengan mata juling akan berisiko lebih besar mengidap kasus yang serupa,” kata Maria mengutip keterangan tertulis, Rabu (19/6/2024).
Selain keturunan, beberapa faktor dibawah ini diketahui dapat meningkatkan risiko mata juling pada anak-anak, termasuk:
- Kelahiran prematur.
- Gangguan refraksi yang tidak dikoreksi sehingga terjadi mata malas (amblyopia).
- Cerebral palsy (lumpuh otak).
- Trauma kepala.
- Infeksi virus congenital rubella syndrome yang menyebabkan katarak bawaan lahir ataupun infeksi parasit toxo pada congenital ocular toxoplasmosis.
- Kelainan genetik, seperti down syndrome.
- Kelainan kelopak tertutup (ptosis) yang terjadi sejak lahir/anak-anak dan tidak segera dikoreksi.
Penyebab Mata Juling pada Orang Dewasa
Sementara itu, penyebab mata juling pada orang dewasa di antaranya:
- Masalah kesehatan seperti diabetes.
- Stroke.
- Penyakit mata tiroid atau yang dikenal sebagai penyakit mata Graves.
- Tumor otak.
- Kecelakaan atau cedera pada otak.
- Kerusakan otot mata pada beberapa jenis operasi mata.
- Menderita mata malas (amblyopia).
- Gangguan refraksi yang tidak dikoreksi di mana salah satu mata menjadi lemah sehingga dapat terjadi mata malas (amblyopia).
Apa Saja Gejala Mata Juling?
Mata yang tidak sejajar adalah gejala khas mata juling. Di samping itu, ada beberapa tanda atau gejala lainnya, yakni:
- Penglihatan Kabur atau Ganda: Orang dengan mata juling mungkin mengalami kesulitan memperoleh gambar yang jelas karena kedua mata tidak fokus pada titik yang sama.
- Kepala Pusing atau Sakit: Terutama pada anak-anak, mereka mungkin mengalami gejala ini sebagai upaya untuk menyesuaikan penglihatan mereka.
- Sering memiringkan kepala atau memutar kepala ke samping saat melihat ke arah suatu objek.
- Ketegangan Mata: Mata yang berupaya menyesuaikan fokus secara berlebihan dapat menyebabkan ketegangan dan kelelahan mata.
- Pergerakan mata tidak terkoordinasi: Kedua mata tidak bergerak secara bersamaan.
- Menutup salah satu mata untuk membaca atau menonton TV.
Advertisement
Bagaimana Cara Mengatasi Mata Juling?
Maria menjelaskan, mata juling dapat diatasi dengan berbagai cara tergantung penyebabnya. Pengobatan mata juling meliputi:
Kacamata atau Lensa Kontak
Untuk kasus di mana mata juling disebabkan oleh masalah refraksi, kacamata atau lensa kontak mungkin cukup untuk memperbaiki penglihatan. Namun tidak sepenuhnya dapat mengatasi mata juling. Pada juling yang ringan masih dapat dikoreksi dengan kacamata prisma.
Latihan Otot Mata
Terapi fisik atau latihan mata yang ditujukan untuk memperkuat atau melemahkan otot-otot mata tertentu dapat membantu memperbaiki keseimbangan mata.
Terapi Oklusi atau Penutup Mata
Pada kasus amblyopia (mata malas), pasien dapat menggunakan penutup mata atau terapi oklusi bersamaan dengan kacamata dan latihan otot mata. Hal ini dapat membantu pada kasus juling ringan. Mata yang ditutup adalah mata yang kuat selama beberapa jam untuk periode tertentu sehingga diharapkan mata yang lemah menjadi lebih aktif.
Operasi Mata Juling
Dalam beberapa kasus, terutama jika mata juling yang berat dan tidak merespons dengan pengobatan yang lain maka diperlukan pembedahan untuk mengoreksi otot mata.
Manfaat dari operasi strabismus yaitu:
- Dapat mengoreksi posisi mata sehingga persepsi kedalaman menjadi lebih baik.
- Memperbaiki penglihatan ganda.
- Membaiknya lapang pandang.
- Meningkatnya rasa percaya diri karena penampilan yang lebih baik.
- Meningkatkan kualitas hidup pasien.
Advertisement