Liputan6.com, Jakarta - Temuan lafaz Allah di potongan daging kurban membuat warga Lorong Karang Anyar, Plaju, Palembang, Sumatera Selatan heboh.
Dalam video singkat yang beredar di media sosial, terlihat beberapa warga memerhatikan sepotong daging dengan lafaz Allah dalam tulisan Arab.
Baca Juga
Yujin Kep1er Tiru Kesalahan INA BADVILLAIN, Pakai Kaus Bergambar Kakbah dan Lafaz Allah untuk Joget-joget
Oknum Akademisi Klaim Rokok Elektrik 95 Persen Lebih Aman, RUKKI: Tak Miliki Dasar Ilmiah yang Kuat
Hasil Piala AFF 2024 Timnas Indonesia vs Filipina: Dihukum Kartu Merah dan Penalti, Garuda Gagal ke Semifinal
“MashaAllah, ini kekuasaan Allah,” kata seorang pria tua sambil menunjuk tulisan itu.
Advertisement
“Alif lam lam ha,” kata kakek lainnya mengeja lafaz tersebut.
Menurut video yang dibagikan akun X @RadioElshinta, lafaz Allah di daging kurban ini ditemukan pada Selasa, 18 Juni 2024.
Terlihat di video, tulisan arab yang dimaksud memang cukup jelas membentuk lafaz Allah.
“Sebuah lafaz Allah ditemukan di daging kurban milik H Bulhasan, warga Palembang. Tulisan berukuran 10 cm itu menghebohkan warga Lorong Karang Anyar, Plaju, Palembang, Sumatera Selatan. Selasa, 18 Juni 2024,” mengutip keterangan video, Rabu (19/6/2024).
Ketua RT setempat, Nurmansyah Wirajaya, membenarkan penemuan lafaz Allah di daging kurban.
“Benar Pak, awalnya keluarga besar H Bulhasan berkurban sapi dan diperuntukan untuk kedua orangtua, anak serta cucunya,” kata Nurmansyah Wirajaya.
“Nah pas di potong-potong untuk dibagi-bagi kecil-kecil hewan kurban itu, ada salah satu keluarga kita dari dusun temukan lafaz itu,” ujar Nurmansyah.
Komentar Warganet
Hingga Rabu, 19 Juni 2024, video ini sudah ditonton 189,7 ribu kali dan mengumpulkan 328 komentar.
Di antara komentar yang ditulis, tak sedikit warganet yang teringat pada fenomena lafaz Allah yang viral di sekitar tahun 2006.
“Bro pikir kita hidup di tahun 2006,” kata warganet.
“Hadeh... kemarin sapi lihat surga... sekarang sapi ber-lafaz... tren lafaz ini masih populer aja sampe sekarang,” kata warganet lain.
“Ya terus mau digimanain? Disembah? Cukuplah diyakini kalau itu tanda kebesaran Allah.”
“OTW (on the way) share ke grup keluarga.”
“Alhamdulilah sudah debut di grup keluarga saya tadi pagi di-share sama nenek saya hehe,” kata seorang netizen.
Advertisement
Tren Lafaz Tahun 2006
Jauh sebelum video ini viral, tren lafaz Allah di berbagai tempat sudah sempat menjadi perbincangan hangat di sekitar tahun 2006.
Saat itu, ponsel belum secanggih sekarang dan informasi soal lafaz Allah di berbagai benda atau makanan umumnya menyebar melalui kaset VCD.
Kaset bertajuk “Keajaiban Tuhan” di jual di berbagai tempat dengan harga terjangkau. Kaset itu berisi kumpulan video yang menunjukkan lafaz Allah di berbagai tempat, seperti di belahan tomat, di awan, terong, kulit rambutan, hingga kulit telur.
Selain lafaz Allah, ada pula awan yang membentuk mata, pohon membentuk orang yang sedang ruku, dan kobaran api yang membentuk wajah.
Fenomena Pareidolia
Secara ilmiah, temuan lafaz atau bentuk wajah pada benda dikaitkan dengan fenomena pareidolia.
“Pareidolia merupakan ilusi yang melibatkan persepsi wajah pada benda-benda mati,” kata penulis ilmiah spesialis neuroscience dan psikologi Mary Bates, Ph.D., mengutip Psychology Today, Jumat, 30 Juni 2023.
Dengan kata lain, pareidolia adalah pandangan terhadap benda-benda yang tampak seperti wajah. Kemudian membayangkan wajah manusia, tokoh kartun, atau makhluk hidup lainnya yang mirip dengan yang tergambar di benda tersebut.
Contohnya, pola awan yang membentuk dua mata dan bibir atau roti hangus yang bagian hitamnya membentuk pola wajah. Ini adalah fitur umum dari sistem deteksi wajah manusia dan pengalaman manusia yang hampir universal.
Menurut psikoterapis dari University of North Carolina, Bryan E. Robinson, Ph.D, pareidolia adalah hal yang sangat normal.
“Para peneliti mengatakan fenomena yang dikenal sebagai pareidolia ini sangat normal karena kita terbiasa melihat wajah dalam segala jenis objek sehari-hari. Kecenderungan manusia untuk melihat struktur mirip wajah pada benda mati berhubungan dengan bagaimana otak kita terprogram,” kata Bryan.
Advertisement