Sukses

Hernia pada Anak Sering Terjadi di Selangkangan, Kenali Penyebab hingga Penanganannya

Dokter paparkan penyebab hingga penanganan hernia pada anak yang kerap terjadi di selangkangan dan sekitar pusar.

Liputan6.com, Jakarta - Hernia dapat terjadi pada anak-anak maupun orang dewasa. Ini adalah kondisi medis di mana organ atau jaringan di dalam tubuh menonjol melalui area yang lemah pada dinding otot atau jaringan sekitarnya.

Pada anak-anak, hernia paling sering terjadi di area selangkangan (hernia inguinalis) dan pusar (hernia umbilikalis).

Hernia inguinalis terjadi ketika usus atau jaringan lain menonjol melalui dinding perut di selangkangan. Sementara, hernia umbilikalis terjadi ketika jaringan menonjol melalui lubang di otot perut di sekitar pusar. Ada juga hernia diafragmatika, yang lebih jarang, di mana organ perut masuk ke dalam rongga dada melalui defek diafragma.

Menurut dokter spesialis bedah anak Eka Hospital Cibubur, Gibran Kashogi, penyebab utama hernia pada anak adalah kelemahan pada dinding perut sejak lahir. Faktor genetik atau riwayat keluarga dapat meningkatkan risiko terjadinya hernia pada anak.

“Hernia juga dapat terjadi jika ada kelemahan pada otot atau jaringan yang belum berkembang dengan sempurna selama masa kehamilan,” kata Gibran dalam keterangan pers yang diterima Health Liputan6.com, Jumat (21/6/2024).

Gejala utama hernia adalah timbulnya sebuah benjolan atau pembengkakan di area tertentu seperti perut atau selangkangan. Benjolan ini mungkin akan semakin membesar dan terlihat jelas pada saat anak menangis, batuk, atau mengejan. Dan bisa menghilang atau mengecil pada saat anak berbaring atau rileks. Hernia bisa menyebabkan ketidaknyamanan atau rasa sakit, terutama saat anak aktif atau dalam posisi tertentu.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Bagaimana Cara Mendiagnosis Hernia pada Anak?

Untuk mendiagnosis hernia, dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan fisik.

“Dokter mungkin meminta anak untuk batuk atau mengejan untuk melihat apakah benjolan muncul. Pemeriksaan tambahan seperti ultrasound atau rontgen mungkin juga akan dianjurkan untuk mengonfirmasi diagnosis dan melihat apakah ada tanda-tanda komplikasi,” jelas Gibran.

Diagnosis hernia penting dilakukan untuk mengetahui cara penanganan yang tepat. Pasalnya, jika hernia tidak diobati, maka ini dapat menyebabkan komplikasi berbahaya seperti hernia terjepit. Artinya, bagian usus atau jaringan lain terperangkap dan suplai darahnya terganggu.

“Ini dapat menyebabkan nyeri hebat, mual, muntah, dan memerlukan penanganan medis segera untuk mencegah terjadinya kerusakan jaringan.”

3 dari 4 halaman

Apakah Semua Kasus Hernia Perlu Operasi?

Beberapa kasus hernia seperti hernia umbilikalis, terutama yang ukurannya masih belum terlalu besar sering kali tidak memerlukan penanganan khusus. Hernia seperti ini dapat menutup sendiri dalam beberapa tahun.

Dokter akan memantau pertumbuhan hernia secara rutin untuk memastikan tidak ada komplikasi dan menentukan apakah intervensi medis diperlukan.

Namun apabila hernia tidak menutup dengan sendirinya atau menyebabkan gejala serius, maka dokter akan merekomendasikan operasi. Yaitu dengan pengembalian jaringan yang menonjol ke posisi normal dan memperbaiki dinding perut yang lemah.

Setelah operasi, anak biasanya dapat pulang pada hari yang sama atau keesokan harinya.

Dokter akan memberikan instruksi tentang perawatan luka dan membatasi aktivitas fisik selama beberapa minggu untuk memastikan penyembuhan optimal. Kontrol rutin diperlukan untuk memantau pemulihan anak.

4 dari 4 halaman

Apakah Hernia dapat Dicegah?

Gibran menyampaikan, meskipun hernia tidak dapat dicegah, orangtua bisa menurunkan risiko komplikasinya dengan menjaga anak tetap sehat dengan memberikan nutrisi yang baik. Serta memastikan aktivitas fisik yang seimbang dapat membantu memperkuat otot perut.

“Orangtua juga harus menghindari memberikan tekanan berlebihan pada perut anak, seperti dengan mencegah anak mengalami konstipasi (sembelit/susah BAB) yang kronis.”

Jika orangtua mencurigai anaknya memiliki hernia, maka segera berkonsultasi dengan dokter spesialis anak atau dokter spesialis bedah anak.

Penanganan yang cepat dan tepat dapat mencegah komplikasi serius dan memastikan kesehatan anak tetap terjaga. Pemeriksaan rutin dan mengikuti saran medis adalah kunci untuk menangani hernia pada anak dengan efektif.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.