Sukses

6 Langkah Indonesia Tingkatkan Kewaspadaan dari Flu Burung

Kemenkes RI perkuat kewaspadaan terhadap penyebaran flu burung di pintu masuk negara dengan enam cara ini.

Liputan6.com, Jakarta Kasus flu burung yang merebak di beberapa negara membuat Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) meningkatkan kewaspadaan. Pasalnya, ada pula kasus flu burung yang dilaporkan menular pada manusia.

Direktur Surveilans dan Kekarantinaan Kesehatan Kemenkes RI, Achmad Farchanny Tri Adryanto, mengatakan bahwa pihaknya kini memperkuat pengawasan di pintu masuk negara.

Ada setidaknya enam langkah yang dilakukan untuk memperkuat pengawasan gejala flu burung di pintu masuk negara, yakni:

Meningkatkan Pengawasan pada PPLN

Pertama, meningkatkan pengawasan terhadap Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN) dan Dalam Negeri dari negara atau daerah yang melaporkan adanya kasus flu burung.

Pemeriksaan dilakukan pada penumpang di pelabuhan, bandar udara, dan pos lintas barat darat negara.

Pengawasan pada Pelaku Perjalanan dengan Gejala ILI

Kedua, meningkatkan pengawasan dan pemeriksaan kepada pelaku perjalanan, terutama daerah/negara yang sedang terdeteksi kasus flu burung pada manusia.

“Dan yang menunjukan gejala Influenza Like Illness (ILI) serta memiliki risiko terpapar unggas atau produk unggas. Serta pengambilan spesimen swab sesuai pedoman yang berlaku,” kata Farchanny mengutip Sehatnegeriku, Sabtu (22/6/2024).

Intensifkan Surveilans ILI

Ketiga, Indonesia juga mengintensifkan pelaksanaan surveilans ILI di site sentinel 14 UPT Bidang Kekarantinaan Kesehatan. Dan melakukan pengambilan spesimen pada Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN) sesuai pedoman yang berlaku.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Koordinasi dengan Dinkes

Keempat, melakukan koordinasi dengan dinas kesehatan, laboratorium kesehatan masyarakat, dan rumah sakit rujukan setempat.

“Tujuannya, meningkatkan kewaspadaan dan penanganan flu burung pada manusia, termasuk rujukan spesimen ke laboratorium kesehatan masyarakat regional dan laboratorium rujukan nasional, yakni Balai Besar Laboratorium Biologi Kesehatan.”

Pemeriksaan dan Penanganan Kasus

Kelima, melakukan pemeriksaan dan penanganan kasus jika ditemukan pelaku perjalanan yang memiliki gejala ILI sesuai pedoman yang berlaku.

Koordinasi Lintas Sektor

Keenam, melakukan sosialisasi dan koordinasi dengan seluruh lintas sektor yang berada di wilayah kerja Balai Kekarantinaan Kesehatan.

3 dari 4 halaman

Terapkan PHBS Setelah Kontak dengan Unggas

Lebih lanjut, Farchanny mengimbau masyarakat untuk selalu menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sebagai upaya antisipasi penularan flu burung pada manusia.

Bagi mereka yang sering bersentuhan dengan unggas, ia menyarankan untuk selalu cuci tangan menggunakan sabun setelah berkontak dengan unggas.

“Tidak mengkonsumsi unggas dan mamalia yang sakit, menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang memadai pada saat kontak dengan unggas atau hewan mamalia sakit atau mati mendadak,” pesan Farchanny.

“Kemudian melaporkan kepada dinas peternakan setempat bila ada kematian unggas atau hewan mamalia secara mendadak dan dalam jumlah yang banyak di lingkungannya.”

4 dari 4 halaman

Penularan Flu Burung

Penularan penyakit flu burung pada manusia dapat melalui kontak langsung dengan unggas atau binatang lain yang sakit atau produk unggas yang sakit karena infeksi H5N.

Penularan di lingkungan, pasar, kandang unggas, halaman, kebun atau peralatan yang tercemar virus tersebut dapat berasal dari tinja unggas yang terserang flu burung (H5N1).

Penularan juga dapat melalui makanan yang merupakan produk unggas. Serta mengonsumsi produk unggas mentah atau yang tidak dimasak dengan sempurna. Terutama di wilayah yang dicurigai atau dipastikan terdapat hewan atau manusia yang terinfeksi H5N1.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.