Sukses

Pernah Kebanjiran, RSUD Mas Amsyar Kasongan Kalteng Minta ke Jokowi agar Bisa Relokasi

Saat bertemu Jokowi, Dirut RSUD Mas Amysar Kasongan meminta agar lokasi rumah sakit bisa direlokasi mengingat pernah kebanjiran.

Liputan6.com, Jakarta Direktur RSUD Mas Amsyar Kasongan di Kabupaten Katingan, Provinsi Kalimantan Tengah dokter Agnes Nissa Paulina meminta ke Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar lokasi rumah sakit bisa pindah ke tempat baru. Hal ini ia ungkapkan karena RSUD Mas Amsyar pernah kebanjiran pada 2022.

"Mengingat rumah sakit ini pernah banjir di 2022, bermohon ke Pak Presiden untuk relokasi rumah sakit dengan luas 5 hektar yang sudah disediakan," kata Agnes dalam video yang dikutip di Youtube Sekretariat Negara.

Hal tersebut ia sampaikan saat bertemu Jokowi dan Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin saat meninjau RSUD Mas Amsyar Kasongan pada Rabu, 26 Juni 2024.

Terkait hal itu, Jokowi mengatakan telah meminta Menteri Kesehatan untuk mempertimbangkan relokasi rumah sakit ke lahan baru yang ditawarkan oleh Bupati. Tanah yang ditawarkan oleh pemerintah diharapakn bisa memperluas dan meningkatkan fasilitas seperti mengutip laman resmi Presiden RI.

Jokowi Sebut CT Scan dan Inkubator Bakal Datang di 2024

Jokowi juga mengecek kesiapan ruangan di RSUD tersebut untuk keperluan alat-alat medis modern.

“Segera tahun ini di sini akan dikirim CT scan, mammogram, inkubator, semua yang mahal-mahal mau dikirim. Kenapa kita ke sini? Karena kita ingin melihat kesiapannya, ruangannya,” jelasnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Ada 18 Dokter Spesialis

RSUD Mas Amsyar Kasongan merupakan rumah sakit tipe C satu-satunya milik Kabupaten Katingan. Ada 18 dokter spesialis yang siap menangani pasien di sana.

“Jadi spesialis itu ada yang di rawat inap, rawat jalan, juga penunjang seperti di laboratorium dan radiologi,” lanjut Agnes.

3 dari 3 halaman

Jokowi Desak RS Tambah Kamar untuk Pasien BPJS Kesehatan

Dalam kunjungan tersebut, Jokowi mengetahui bahwa ada keterbatasan kamar untuk peserta JKN yang diselenggarakan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.

“Pelayanan BPJS saya kira di sini kamarnya kurang, hanya 53 kamar. Seharusnya memang di atas 100 dikit lah,” kata Jokowi kepada media seusai peninjauan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini