Sukses

Indonesia Nomor 1 di ASEAN yang Pentingkan Pendidikan Agama untuk Anak

Berdasarkan riset HILL ASEAN, orangtua di Indonesia memiliki kesamaan yang cukup merata, yaitu sangat mementingkan pendidikan agama atau kepercayaan religius untuk anak-anaknya.

Liputan6.com, Jakarta - Di tengah gempuran modernisasi dan sekularisme, Indonesia masih menjadi negara di kawasan ASEAN yang paling memprioritaskan pendidikan agama untuk anak-anak.

Hal ini dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan oleh HILL ASEAN dengan hasil yang menunjukkan bahwa mayoritas masyarakat Indonesia menginginkan anak-anak mereka mendapatkan pendidikan agama sebagai kunci untuk menjadi orang yang baik dan berbudi luhur.

Penemuan ini disampaikan oleh Eka Haritsyah selaku Direktur Perencanaan Strategis HILL ASEAN dalam acara HILL ASEAN FORUM 2024 yang dilaksanakan di Soehanna Hall, SCBD, Jakarta, Rabu, 26 Juni 2024.

"83,9 persen orangtua di Indonesia merasa bahwa pendidikan agama sangat penting untuk keluarga. Tertinggi di ASEAN," tutur Eka. 

Dalam presentasi penelitian tersebut, banyak ditunjukkan dokumentasi penelitian dimana orangtua mengharapkan anaknya menjadi anak yang sholeh dan sholehah atau taat agama dalam konteks agama Islam.

Walaupun begitu, bukan berarti orangtua di Indonesia masih bersikap konservatif atau kolot. Faktanya, Indonesia juga menjadi peringkat pertama di ASEAN yang orangtuanya banyak menyerap nilai-nilai baru ke dalam kehidupan anak mereka, yaitu sebanyak 60 persen.

Hal ini menjadikan orangtua di Indonesia mayoritas menganut pola asuh yang progresif, di mana mereka menciptakan gaya pengasuhan sendiri, namun tetap menjunjung tinggi tradisi serta kepercayaan religius.

Pada kesempatan yang sama, Irfan Ramli, Chairman of Hakuhodo International Indonesia mengungkapkan, "Penelitian ini menemukan bahwa keluarga Indonesia dikenal sebagai 'The Devoted Weaver', mereka menekankan keseimbangan antara aspek modern dan keyakinan tradisional. Berdedikasi kepada agama atau keyakinan dan kepada generasi serta keluarga.”

2 dari 3 halaman

Orangtua Lebih Membebaskan Anak dalam Memilih

Pola asuh orangtua di Indonesia juga mulai membebaskan anaknya dalam memilih untuk kehidupan mereka sendiri. Hal ini dapat menjadi bukti bahwa sikap konservatif pada orangtua Indonesia juga mulai berkurang.

Reza Pebrianto Kepala Grup Strategis HILL ASEAN mengatakan, "Keluarga-keluarga di Indonesia sedang bertransisi menuju aliansi keluarga kolektif, di mana orang tua memberi anak-anak lebih banyak peluang untuk memilih jalan mereka sendiri di luar cara hidup dan karier tradisional."

Para orangtua juga mulai untuk mempertimbangkan pendapat anak dalam pengambilan keputusan keluarga, walaupun dalam hal-hal kecil. Hal ini berasal dari keinginan orangtua untuk menomorsatukan kebahagiaan anak.

3 dari 3 halaman

Anak Tak Lagi Sebagai Proyek tapi Partner'

Perkembangan pola anak dalam keluarga Indonesia juga sudah mencapai titik dimana orang tua memandang anak sebagai partner atau individu yang setara dan memiliki peran penting dalam keluarga. Anak tidak lagi dinilai sebagai 'proyek' dimana orangtua memutuskan segalanya. 

Hal ini juga mengubah cara pembagian peran dalam keluarga, "60,1 persen orangtua di Indonesia percaya bahwa setiap anggota keluarga dapat mengambil alih peran yang mereka kuasai, tidak memandang usia ataupun gender," jelas Reza.

Ini menandakan seluruh anggota keluarga memiliki kedudukan yang setara dan peran yang sama-sama penting. Namun, masih menghormati yang lebih tua.