Sukses

Workshop Kliping Aneurisma Otak, Menyelamatkan Banyak Nyawa dari Stroke

Inovasi Baru! Workshop Kliping Aneurisma Otak: Solusi Efektif Cegah Stroke

 

Liputan6.com, Jakarta - Salah satu program transformasi kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) adalah transformasi di bidang teknologi kesehatan. Untuk mendukung program ini, RS Pusat Otak Nasional (PON) menyelenggarakan Workshop Operasi Clipping untuk Menangani Aneurisma Otak.

Aneurisma otak adalah kondisi saat terjadi pelebaran abnormal pada dinding pembuluh darah di otak. Untuk mengatasi masalah ini, Barrow Neurological Institute (BNI) bekerja sama dengan RS Pusat Otak Nasional Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono, Kemenkes RI, Perhimpunan Spesialis Bedah Saraf Indonesia (PERSPEBSI), dan Aesculap Academy Indonesia, mengadakan pelatihan mikrosurgery bagi 20 ahli bedah saraf dari 20 provinsi di seluruh Indonesia.

Acara ini berlangsung selama dua hari, pada 29-30 Juni, di RS Pusat Otak Nasional Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono, Jakarta. Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, menyambut baik pelatihan ini yang merupakan bagian dari program transformasi layanan kesehatan, terutama di bidang stroke.

"Stroke masih menjadi salah satu penyakit yang menelan biaya pengobatan besar dan kasusnya terus meningkat. Diperlukan teknologi kedokteran untuk mencegah stroke, salah satunya dengan teknologi mikrosurgey," kata Menkes Budi.

Budi juga menyatakan bahwa dengan teknologi preventif, diharapkan pada akhir tahun 2024, seluruh provinsi di Indonesia mampu menangani pembedahan kliping pada kasus aneurisma otak dan mengurangi angka kejadian stroke akibat perdarahan pembuluh darah di otak.

"Tujuan pelatihan ini adalah untuk memberikan model bedah berkualitas tinggi tapi terjangkau bagi ahli bedah saraf Indonesia, untuk mengatasi kurangnya akses terhadap model tersebut saat ini," kata Direktur RS PON, dr Adin Nulkhasanah SpS MARS.

 

2 dari 4 halaman

Apa Itu Operasi Kliping pada Aneurisma Otak?

Pada kesempatan yang sama, Dokter Bedah Saraf dari RS PON, dr Muhammad Kusdiansah SpBS menjelaskan bahwa operasi kliping adalah prosedur atau metode utama untuk mengatasi aneurisma otak.

"Kliping ini adalah teknologi pembedahan yang dilakukan utuk menghentikan aliran darah ke pembuluh darah yang tidak normal," kata Kusdiansah.

Aneurisma otak adalah suatu kondisi ketika terjadi pelebaran abnormal pada dinding pembuluh darah di otak. Bentuknya menyerupai balon yang menggembung keluar dari arteri.

Kondisi ini bisa sangat berbahaya jika aneurisma tersebut pecah, karena dapat menyebabkan perdarahan di dalam otak yang berpotensi fatal.

Prosedur operasi kliping bertujuan untuk menghentikan aliran darah ke aneurisma, sehingga mencegah pecahnya aneurisma di masa depan, atau pecah kembali setelah mengalami pendarahan otak. 

"Pada prosedur ini dokter bedah saraf akan membuat sayatan di kulit kepala dan membuka sebagian kecil tulang tengkorak untuk mengakses otak. Dengan bantuan mikroskop khusus, dokter akan mencari dan mengidentifikasi lokasi aneurisma dan melakukan penjepitan pada leher aneurisma dengan clip, biasanya berbahan titanium," tambahnya.

3 dari 4 halaman

Model Kepala Manusia 3D untuk Pelatihan Operasi Kliping

Pada pelatihan ini, Barrow Neurological Institute (BNI) yang merupakan salah satu pusat pelayanan neurologi dan bedah saraf terbaik di dunia, memperkenalkan model kepala manusia yang dicetak secara 3D untuk pelatihan operasi kliping.

Adin menyebutkan bahwa model ini akan digunakan di seluruh dunia dan digunakan pertama kali di Jakarta.

"Teknologi ini memberikan simulasi yang sangat mirip dengan jaringan manusia dan kondisi bedah sebenarnya, sehingga memberikan pengalaman pelatihan yang lebih realistis dan efektif," katanya.

Lebih lanjut, Adin mengatakan teknologi ini telah dikembangkan selama lebih dari 2 tahun oleh tim multidisiplin di pusat inovasi Barrow.

"Kami sangat berharap bahwa para dokter bedah saraf bisa meningkatkan kapasitasnya melalui workshop clipping ini," Adin menjelaskan.

4 dari 4 halaman

Pelatihan Operasi Kliping, Upaya Pemerintah Tangani Stroke

Ketua PERSPEBSI, Prof. dr. Joni Wahyuhadi SpBS, mengatakan, Kemenkes dan PERSPEBSI berupaya semaksimal mungkin meningkatkan kemampuan Sumber daya Manusia dalam menangani stroke.

"Stroke merupakan pembunuh nomor dua di di Indonesia, dan di bidang saraf, stroke penyakit kedua terbanyak setelah cedera kepala dan tumor otak," kata Joni.

Joni menambahkan bahwa acara Microsurgery Course dan Hands-on dengan mendatangkan ahli dari Amerika dan Jepang ini diselenggarakan dalam rangka meningkatkan neurointervensi, terutama dalam penanganan aneurisma yang bisa ditangani dengan clipping atau menjepit.

Operasi kliping sebenarnya sudah biasa dikerjakan di rumah-rumah sakit pendidikan di Indonesia, tapi Kemenkes memiliki program untuk meningkatkan kemampuan ini kepada dokter-dokter bedah saraf di seluruh Indonesia.

Diharapkan sampai akhir 2024 ini semua provnsi di Indonesia sudah memiliki dokter bedah saraf dengan kemampuan microsurgery.

Video Terkini