Sukses

Menko PMK Optimistis Angka Stunting 2024 Turun hingga di Bawah 20 Persen

Dalam puncak peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-31 di Semarang, Jawa Tengah, Menko PMK Muhadjir Effendy optimistis angka stunting di 2024 berada di bawah 20 persen.

Liputan6.com, Semarang Gerakan Intervensi Serentak Pencegahan Stunting yang dilakukan di seluruh Indonesia mendapat apresiasi dari Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy.

Dalam puncak peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-31 di Semarang, Jawa Tengah, dia optimistis angka stunting di 2024 berada di bawah 20 persen.

Alhamdulillah target 95 persen balita seluruh Indonesia yang diukur dan ditimbang (di posyandu) dan diintervensi stunting-nya Insya Allah bisa dilaksanakan dengan baik. Tinggal nanti kita akan melihat triangulasi data dari Survei Kesehatan Indonesia (SKI) dengan hasil pengukuran ini seperti apa," ujar Muhadjir di Simpang Lima, Semarang, Sabtu (30/6/2024).

Intervensi stunting dengan pengukuran dan penimbangan serentak seluruh Indonesia dilakukan guna merespons penurunan angka stunting yang amat tipis yakni hanya 0,1 persen. Padahal, target penurunan stunting di 2024 adalah 14 persen.

Penimbangan serentak dilakukan selama Juni 2024, sensus dilakukan pada bayi dengan kriteria yang sudah standar oleh tenaga terdidik dan terlatih. Maka dari itu, sudah semestinya tingkat akurasi dari sensus akan menjadi lebih baik.

Muhadjir menjelaskan, saat ini seluruh posyandu sudah mempunyai alat antropometri standar. Alat ini penting agar pengukuran terhadap bayi seragam. Tenaga relawan juga harus memiliki kemampuan yang sama.

“Capaian sensus balita juga harus 95 persen,” ujarnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Gambarkan Kondisi Sesungguhnya Balita Indonesia

Muhadjir juga menjelaskan bahwa survei yang dilakukan pasti ada tingkat kesalahan. Tetapi sensus pada 95 persen balita atau hampir 18 juta anak, akan menggambarkan kondisi sesungguhnya bagaimana kondisi balita di Indonesia, sekaligus intervensinya.

“Karena dalam sensus 'by name by address', siapa bapaknya dan siapa ibunya, tinggal di mana, kondisi statusnya apa, jelas sehingga kita bisa minta ke pemerintah daerah untuk menangani,” ujarnya.

Menko Muhadjir berharap di 2024 prevalensi stunting Indonesia sudah berada di bawah 20 persen sesuai ketentuan Sustainable Development Goals (SDGs). 

"Jadi, kita menargetkan tahun 2025 stunting kita sudah di bawah 20 persen.”

3 dari 4 halaman

Bangun Keluarga Tangguh dengan Kasih Sayang

Dalam kesempatan itu, Menko PMK juga menyampaikan bahwa untuk membangun keluarga yang tangguh, kuncinya dua yaitu kasih dan sayang.

“Tanpa kasih dan sayang di dalam keluarga, tidak mungkin akan terbangun keluarga yang kokoh,” tambahnya.

“Perempuanlah yang akan menentukan nasib bangsa ini. Kita sudah menemukan polanya di dalam penanganan keluarga. Pertama-tama yang kita perhatikan adalah remaja putri. Remaja putri harus disiapkan betul-betul.  Kondisinya harus betul-betul sehat. Karena dialah yang akan menentukan masa depan Indonesia," ujar Muhadjir.

Karena itu, lanjutnya, sejak remaja mereka sudah harus dicek kesehatannya, tidak boleh mengalami anemia, kekurangan darah berkepanjangan, anemia kronis. Anemia kronis akan berpengaruh terhadap kesehatan reproduksi remaja putri.

4 dari 4 halaman

Jika Kondisi Rahim Tidak Sehat

Jika kondisi rahim perempuan tidak sehat, lanjut Muhadjir, maka peluang untuk melahirkan generasi tidak sehat sangat besar, termasuk generasi stunting.

"Saya sudah berkali-kali usul minta ke pak Menkes, tolong pil penambah darah itu yang betul-betul akrab dengan lidah remaja putri. Karena beberapa kasus sering ngecek diberi pil diterima tapi dibuang karena tidak akrab lidahnya.”

Kalau bisa sekarang dibikin pil yang membuat remaja putri bukan hanya senang tapi kecanduan sehingga tidak perlu disuruh dia akan cari pil penambah darah itu," harap Muhadjir.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.