Sukses

Belanja Terus Menerus tapi Tetap Nggak Puas? Kenali 7 Gejala Kecanduan Belanja

Belanja terdengar seperti hal yang tak perlu dikhawatirkan, terlebih jika masih dalam batas wajar. Tapi bagaimana jika terlalu banyak dan menimbulkan rasa gelisah? Busa jadi kecanduan belanja.

Liputan6.com, Jakarta - Kecanduan belanja adalah perilaku yang didorong oleh keinginan untuk berbelanja secara berlebihan, bahkan ketika pengeluaran tersebut tidak mampu ditanggung dan berdampak negatif pada kehidupan individu.

Belanja berlebihan bukan hanya tentang membeli barang-barang yang tidak dibutuhkan. Bagi sebagian orang, berbelanja kompulsif menjadi cara untuk melarikan diri dari stres, kecemasan, dan ketegangan.

Aktivitas berbelanja memicu pelepasan dopamin, hormon yang memberikan perasaan senang dan bahagia, sehingga mendorong mereka untuk terus berbelanja.

Dilansir dari laman Health, hal ini dikenal sebagai gangguan pembelian kompulsif atau Compulsive Buying Disorder (CBD), sebuah kecanduan perilaku yang dapat berdampak negatif pada kesehatan dan kesejahteraan individu.

CBD adalah kecanduan perilaku di mana individu tergantung pada aktivitas berbelanja secara berlebihan, meskipun hal itu berdampak negatif pada kehidupan mereka. Sama seperti kecanduan lainnya, CBD memiliki siklus yang melibatkan:

  1. Antisipasi: Munculnya obsesi terhadap barang tertentu atau keinginan untuk berbelanja. Pikiran tentang berbelanja terus menerus memenuhi pikiran Anda.
  2. Persiapan: Fase ini melibatkan merencanakan "ritual" berbelanja. Anda mungkin meneliti produk, mencari diskon terbaik, dan menentukan strategi berbelanja.
  3. Berbelanja: Momen puncak kenikmatan terjadi saat Anda melakukan pembelian. Aktivitas ini memicu pelepasan dopamin, hormon yang memberikan perasaan senang dan puas.
  4. Pengeluaran: Fase ini diwarnai dengan perasaan campur aduk. Anda mungkin senang dengan barang baru, tetapi di sisi lain, Anda juga bisa merasa bersalah karena telah menghabiskan uang.

Meskipun CBD tidak tercantum dalam Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental (DSM-5), yang digunakan untuk mendiagnosis gangguan mental, kontroversi tentang klasifikasinya terus berlanjut.

Beberapa ahli berpendapat bahwa CBD adalah bentuk gangguan kontrol impuls, sementara yang lain mempertanyakan apakah berbelanja dapat dikategorikan sebagai kecanduan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Tanda-Tanda Kecanduan Belanja

Para ahli kesehatan mental menggunakan berbagai alat untuk menentukan apakah kebiasaan berbelanja sudah termasuk kecanduan. Salah satunya adalah Skala Kecanduan Belanja Bergen, kuesioner yang berisi 28 pertanyaan untuk mengevaluasi tujuh tanda utama kecanduan belanja.

Berikut adalah tujuh tanda yang patut diwaspadai:

1. Mood Memburuk Saat Tidak Berbelanja:

  • Anda mudah tersinggung dan marah jika tidak bisa membeli barang-barang yang diinginkan.
  • Stres meningkat jika sudah lama sejak pembelian terakhir.
  • Anda menarik diri dari orang lain jika ada halangan untuk berbelanja.

2. Mood Membaik Saat Berbelanja:

  • Anda berbelanja untuk melarikan diri dari perasaan negatif seperti cemas, depresi, dan kesepian.
  • Menghabiskan uang memberikan kesenangan sementara dan membantu melupakan masalah.

3. Belanja Mengganggu Kehidupan:

  • Kebiasaan berbelanja Anda menghambat kinerja sekolah atau pekerjaan.
  • Anda mengabaikan tanggung jawab dan hobi demi berbelanja.
  • Kecanduan belanja dapat menyebabkan pertengkaran dan masalah hubungan dengan orang-orang di sekitar Anda.
3 dari 5 halaman

4. Pengeluaran Mempengaruhi Kesejahteraan Hidup

  • Anda terlilit hutang dan merasa bersalah karena kebiasaan berbelanja Anda.
  • Pengeluaran Anda berdampak negatif pada kesehatan mental dan keuangan Anda.

5. Terus-menerus Obsesi dengan Berbelanja:

  • Anda menghabiskan banyak waktu memikirkan apa yang akan dibeli.
  • Berbelanja menjadi bagian terpenting dalam hidup Anda.
  • Pikiran Anda dipenuhi dengan fantasi tentang membeli barang.

6. Tidak Dapat Mengurangi Belanja:

  • Anda sulit untuk berhenti berbelanja secara berlebihan.
  • Anda mungkin mencoba untuk membatasi pengeluaran, tetapi kembali kambuh.
  • Anda menolak untuk mengubah kebiasaan meskipun orang lain khawatir.

7. Kebiasaan Berbelanja Semakin Buruk:

  • Anda perlu membeli lebih banyak barang untuk mendapatkan kepuasan yang sama.
  • Anda menghabiskan lebih banyak uang daripada yang Anda rencanakan.

Jika Anda mengalami empat atau lebih dari tanda-tanda ini, Anda mungkin memiliki kecanduan belanja.

4 dari 5 halaman

Penyebab CBD

Penelitian menunjukkan bahwa kecanduan belanja sering kali dipicu oleh ketegangan internal, yaitu perasaan tidak nyaman yang muncul dari dalam diri individu. Ketegangan ini dapat berasal dari berbagai faktor, seperti karakteristik kepribadian, pemicu stres, dan bahkan gangguan mental.

Berikut beberapa contoh ketegangan internal yang dapat mendorong kecanduan belanja:

1. Kepercayaan Diri Rendah:

Bagi mereka, membeli barang-barang dapat memberikan dorongan rasa percaya diri dan meningkatkan nilai diri secara temporer.

2. Ciri-ciri Kepribadian Tertentu:

Individu yang ekstrovert dan kurang disiplin cenderung lebih mudah tergoda untuk berbelanja secara kompulsif dibandingkan dengan mereka yang bertanggung jawab dan teratur.

3. Pengaruh Media Sosial:

Sebuah studi tahun 2022 menemukan bahwa media sosial dapat memperparah kecenderungan materialistik, sehingga mendorong seseorang untuk terus berbelanja.

4. Gangguan Kesehatan Mental yang Mendasari:

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa orang dengan gangguan kecemasan, gangguan makan, gangguan kepribadian, atau gangguan penggunaan zat (GUD) lebih berisiko mengalami kecanduan belanja. 

5 dari 5 halaman

Mengendalikan Godaan Belanja

Perilaku belanja impulsif dan kebiasaan membeli barang yang tidak dibutuhkan dapat menghambat kondisi keuangan.

Berikut beberapa taktik efektif untuk mengendalikan keinginan berbelanja.

1. Kelola Tabungan dengan Cerdas:

Manfaatkan rekening tabungan yang membatasi akses mudah terhadap uang.

2. Tantang Diri dengan "No Shopping":

Hindari berbelanja selama periode tertentu, misalnya satu atau dua minggu. Ganti waktu berbelanja dengan aktivitas positif seperti menghabiskan waktu bersama orang terkasih, berolahraga, atau mencoba hobi baru.

3. Buat dan Patuhi Anggaran:

Susun anggaran belanja yang realistis dan patuhi dengan disiplin. Sisihkan uang untuk kesenangan, tapi jangan berlebihan.

4. Gunakan Uang Tunai atau Kartu Debit:

Hindari berbelanja dengan kartu kredit. Hapus informasi kartu kredit dari perangkat digital Anda untuk meminimalisir godaan.

5. Tunggu 24 Jam Sebelum Membeli:

Tunda pembelian impulsif selama 24 jam. Catat barang yang ingin dibeli. Jika setelah 24 jam Anda masih menginginkannya, baru lakukan pembelian. Seringkali, keinginan untuk membeli akan berlalu dan Anda dapat menghemat uang.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.