Sukses

Solusi atau Fiksi, Apakah Katarak Bisa Sembuh dengan Obat Tetes?

Jangan Terkecoh, Obat Tetes Tidak Bisa Menyembuhkan Katarak. Operasi Adalah Satu-Satunya Solusi Sembuh dari Katarak.

Liputan6.com, Jakarta - Katarak, kondisi yang menyebabkan pengaburan lensa mata dan mengganggu penglihatan, telah lama dianggap hanya dapat diatasi melalui operasi.

Namun, pencarian dengan kata kunci 'apakah katarak bisa sembuh dengan obat tetes?' masih mendominasi mesin pencarian Google, menunjukkan banyaknya orang yang mempercayai hal ini.

Dalam sebuah kesempatan, Direktur Utama RS Mata JEC @ Kedoya, DR Dr Setiyo Budi Riyanto SpM(K), menegaskan bahwa hingga saat ini, katarak tidak memiliki obat yang efektif. Ia menekankan bahwa pengobatan katarak hanya bisa dilakukan melalui tindakan operasi atau bedah.

"Kalau dulu memang banyak orang takut operasi katarak karena prosedurnya manual, bukaannya lebar, ada jahitan, dan biusnya disuntik," katanya kepada Health Liputan6.com. Namun, dengan kemajuan teknologi, masyarakat tidak perlu lagi takut operasi katarak karena sekarang prosedurnya sangat minimal invasif.

"Lukanya kecil, hanya 2,2 sampai 3 milimeter, pembiusannya juga hanya menggunakan tetes mata, dan pemulihannya cepat. Dengan kemajuan teknologi, kualitas penglihatan bisa diperbaiki," jelas Setiyo.

Lebih lanjut, Setiyo menambahkan,"Penglihatan jauh bisa kita koreksi, penglihatan menengah dan dekat juga bisa dikoreksi. Bahkan, gangguan silinder bisa kita koreksi. Jadi, hasil yang kita harapkan adalah peningkatan kualitas aktivitas sehari-hari pasien setelah operasi katarak."

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Penyebab Katarak Apa Ya?

Setiyo mengatakan bahwa usia lanjut menjadi salah satu penyebab utama katarak, karena lensa mata cenderung menjadi keruh seiring bertambahnya usia.

Selain faktor usia, paparan sinar ultraviolet dari sinar matahari juga dapat menyebabkan lensa mata menjadi keruh.

Faktor komorbiditas dan penyakit lainnya seperti diabetes, serta penggunaan obat-obatan steroid, juga dapat mempercepat perkembangan katarak.

Lebih lanjut Setiyo menjelaskan bahwa katarak masih menjadi masalah besar di Indonesia, yang menduduki peringkat kedua terbanyak di dunia dalam hal penderita katarak.

"Katarak dapat menyebabkan kebutaan, sehingga penting bagi kami, para dokter mata, untuk berusaha menurunkan angka kebutaan melalui berbagai kegiatan yang membantu pemerintah dan masyarakat," katanya.

Katarak dapat dicegah dan ditanggulangi dengan melakukan operasi katarak. Teknologi operasi katarak saat ini sudah sangat maju, sehingga masyarakat tidak perlu takut untuk menjalani operasi tersebut.

Operasi katarak kini minimal invasif, pengerjaannya cepat, fasilitas kesehatan bagus, dan alat-alat yang digunakan juga sudah sangat baik di Indonesia.

Katarak bukanlah sesuatu yang menakutkan karena dapat dicegah dan diobati. "Dengan menanggulangi angka kebutaan akibat katarak, harapan hidup masyarakat dapat meningkat," tambahnya.

3 dari 5 halaman

Apa yang Akan Terjadi Jika Katarak Dibiarkan Tanpa Diobati?

Jika katarak tidak diobati atau tidak dilakukan operasi, katarak akan semakin tebal, menyebabkan penglihatan menjadi gelap, dan akhirnya menyebabkan kebutaan. Angka kebutaan akibat katarak saat ini masih tinggi karena beberapa faktor.

  1. Faktor Sosial Ekonomi: Banyak orang yang tidak mampu membiayai operasi katarak.
  2. Faktor Pendidikan: Kurangnya pengetahuan tentang pentingnya operasi katarak dan dampaknya terhadap penglihatan.
  3. Kurangnya Informasi: Banyak yang tidak menyadari bahwa jika katarak tidak segera dioperasi, dapat menyebabkan kebutaan permanen.

Meskipun teknologi modern untuk operasi katarak memerlukan biaya besar, Setiyo mengatakan bahwa bantuan BPJS dapat membantu menurunkan angka kebutaan dengan memberikan akses operasi katarak kepada masyarakat yang membutuhkan.

4 dari 5 halaman

Apakah Setelah Operasi Katarak Langsung Bisa Melihat Jelas?

Iya. Setelah operasi katarak, harapannya pasien dapat melihat dengan jelas dan memperbaiki aktivitas sehari-hari.

Namun, Setyo menekankan bahwa pemeriksaan awal sebelum operasi sangat penting. Jika hasilnya baik dengan fungsi syaraf yang normal dan hasil laboratorium normal, mayoritas pasien dapat kembali beraktivitas normal dengan lancar setelah operasi katarak.

Namun, faktor komorbid seperti diabetes yang tidak terkontrol dapat mempengaruhi fungsi syaraf dan kualitas retina, sehingga meskipun operasi katarak berhasil dan menggunakan lensa yang baik, penglihatan tetap mungkin tidak optimal.

Oleh karena itu, pemeriksaan awal yang baik sangat krusial untuk memastikan hasil operasi katarak yang sukses dan penglihatan yang baik.

"Karena yang paling penting adalah pemeriksaan awal, kalau awalnya bagus, InsyaAllah penglihatan akan bagus," katanya.

5 dari 5 halaman

Katarak, Ancaman Kebutaan yang Bisa Menyerang Siapa Saja

Katarak, gangguan penglihatan yang menyebabkan lensa mata keruh, masih menjadi ancaman serius bagi kesehatan mata di Indonesia. Data menunjukkan bahwa 80 persen dari 1,6 juta kasus kebutaan di Indonesia disebabkan oleh katarak.

Sayangnya, banyak penderita katarak tidak menyadari kondisinya, sehingga enggan untuk menjalani operasi yang merupakan satu-satunya solusi efektif untuk mengembalikan penglihatan. Hal ini disebabkan oleh kurangnya edukasi dan kesadaran masyarakat tentang katarak.

JEC Eye Hospitals and Clinics bersama PERDAMI (Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia) terus berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat tentang katarak melalui berbagai kegiatan, termasuk Peringatan Bulan Kesadaran Katarak 2024.

JEC juga akan memberikan tindakan operasi katarak gratis kepada masyarakat pada Oktober 2024 sebagai bagian dari inisiatif Bakti Katarak.

Ketua Umum PERDAMI, Prof dr Budu PhD SpM(K) M.Med.Ed menekankan bahwa katarak dapat menyerang siapa saja tanpa memandang usia. Oleh karena itu, edukasi dan sosialisasi tentang katarak harus digalakkan agar masyarakat dapat melakukan deteksi dini dan penanganan yang tepat.

Sementara itu, Setiyo menyoroti pentingnya pemeriksaan mata secara berkala untuk mendeteksi katarak sejak dini.

Dengan penanganan yang tepat, penderita katarak dapat terhindar dari risiko kebutaan dan penurunan kualitas hidup.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.