Sukses

Efek Kekurangan Zat Besi Terhadap Rambut dan Kulit

Kekurangan zat besi dapat membuat rambut rontok berlebihan karena zat besi memiliki peran penting dalam pembentukan hemoglobin.

Liputan6.com, Jakarta Pernahkah terpikirkan apa efek kekurangan zat besi terhadap rambut dan kulit? Zat besi adalah mineral yang berperan penting dalam pembentukan hemoglobin dalam sel darah merah. Hemoglobin sendiri adalah protein yang membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh.

Selain itu, zat besi memiliki fungsi lain yang juga penting bagi tubuh, seperti membantu menjaga kesehatan sistem kekebalan tubuh, mendukung fungsi otak dan sistem saraf, membantu dalam produksi energi dan metabolisme tubuh, penting untuk pertumbuhan dan perkembangan sel tubuh, serta mendukung pembentukan kolagen, protein yang penting untuk kesehatan kulit, rambut, dan kuku.

Kekurangan zat besi dalam tubuh dapat menyebabkan anemia, yaitu kondisi di mana tubuh tidak memiliki cukup sel darah merah yang sehat untuk membawa oksigen ke jaringan tubuh. Gejala anemia dapat meliputi kelelahan, kelemahan, pucat, sesak napas, dan penurunan daya tahan tubuh.

Untuk menjaga kadar zat besi dalam tubuh tetap stabil, Anda dapat mengatur pola hidup sehat dengan mengonsumsi makanan yang kaya akan zat besi. Beberapa jenis makanan yang mengandung zat besi antara lain daging merah, seperti daging sapi, daging kambing, dan daging babi.

Kemudian, ada ayam, kalkun, dan bebek; ikan, seperti ikan tuna, ikan salmon, dan sarden; kacang-kacangan, seperti kacang kedelai, kacang merah, dan kacang almond; sayuran hijau, seperti bayam, brokoli, dan kangkung; sereal yang diperkaya zat besi; telur, tahu dan tempe, serta hati, seperti hati sapi atau hati ayam.

Penting untuk mencatat bahwa zat besi dari sumber hewani (heme iron) lebih mudah diserap oleh tubuh dibandingkan dengan zat besi dari sumber nabati (non-heme iron). Untuk meningkatkan penyerapan zat besi dari sumber nabati, disarankan untuk mengonsumsinya bersama makanan yang mengandung vitamin C, seperti jeruk, stroberi, atau paprika. Lebih lanjut, berikut efek kekurangan zat besi terhadap rambut dan kulit.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Efek Kekurangan Zat Besi Terhadap Rambut dan Kulit

Rambut Rontok Berlebihan

Efek kekurangan zat besi terhadap rambut dan kulit yang pertama adalah rambut rontok berlebihan. Kekurangan zat besi dapat membuat rambut rontok berlebihan karena zat besi memiliki peran penting dalam pembentukan hemoglobin, protein yang membawa oksigen ke seluruh tubuh, termasuk akar rambut.

Ketika tubuh kekurangan zat besi, produksi hemoglobin dapat terganggu, menyebabkan kurangnya oksigen yang diterima oleh akar rambut. Akibatnya, rambut menjadi rapuh dan lebih rentan rontok.

Selain itu, kekurangan zat besi juga dapat menghambat pertumbuhan rambut baru, memperparah kondisi kerontokan rambut. Oleh karena itu, penting untuk memastikan asupan zat besi yang cukup agar kesehatan rambut tetap terjaga.

Adapun rambut rontok berlebihan (lebih dari 100 helai per hari) secara medis disebut sebagai telogen effluvium. Kerontokan ini terjadi secara menyeluruh pada bagian kepala sehingga tidak menyebabkan kebotakan pada satu area saja. Akibatnya, rambut tampak tipis secara keseluruhan.

Kondisi ini bisa terjadi setelah tubuh mengalami stres atau tertekan, baik secara fisik maupun emosional. Rambut rontok juga bisa terjadi sedikit demi sedikit atau banyak secara tiba-tiba. Jumlah rambut normal yang rontok adalah sekitar 50-100 helai per hari, namun jika terjadi secara berlebihan, hal ini bisa memicu kebotakan.

Di samping itu, rambut rontok juga dapat disebabkan oleh faktor genetik, perubahan hormon, penuaan, atau kondisi medis tertentu. Oleh karena itu, jika mengalami rambut rontok berlebihan, konsultasikan dengan dokter spesialis kulit untuk penanganan yang tepat.

Rambut Menjadi Rapuh

Efek kekurangan zat besi terhadap rambut dan kulit selanjutnya adalah rambut menjadi rapuh. Kekurangan zat besi juga dapat membuat rambut menjadi rapuh dan mudah patah. Folikel rambut yang kekurangan oksigen akibat kekurangan zat besi dapat mengalami kerusakan, yang pada gilirannya dapat menyebabkan rambut menjadi rapuh dan mudah patah.

Ketika rambut menjadi rapuh akibat kekurangan zat besi, hal ini dapat menyebabkan rambut lebih rentan terhadap kerusakan saat tergesek, tertarik, atau mendapat perlakuan yang kasar. Rambut yang rapuh juga cenderung kurang elastis, sehingga kutikula rambut tidak kembali seperti semula ketika rambut tertarik.

Selain itu, rambut yang rapuh juga dapat menjadi lebih kering, sulit diatur, dan mudah patah, yang seringkali menyebabkan kerontokan rambut saat disisir. Oleh karena itu, perawatan yang lembut dan hati-hati diperlukan untuk merawat rambut yang rapuh akibat kekurangan zat besi.

Ketika rambut menjadi rapuh, berbagai efek buruk dapat terjadi. Penggunaan hair dryer dengan suhu tinggi juga dapat membuat rambut menjadi rapuh dan mudah patah karena panas yang dihasilkan dapat merusak batang rambut. Selain itu, penggunaan bahan kimia seperti pewarna rambut juga dapat membuat rambut menjadi rapuh dan kering, bahkan menyebabkan rambut rontok. 

Kulit Kepala Tidak Sehat

Efek kekurangan zat besi terhadap rambut dan kulit berikutnya adalah menyebabkan kulit kepala tidak sehat. Kekurangan zat besi juga dapat memengaruhi kesehatan kulit kepala. Hal ini dapat menyebabkan kulit kepala kering, iritasi, atau masalah lain yang dapat memengaruhi kesehatan rambut.

Ketika tubuh kekurangan zat besi, pasokan oksigen ke kulit kepala dapat terganggu. Akibatnya, kulit kepala dapat menjadi pucat dan kurang sehat. Selain itu, kekurangan zat besi juga dapat menyebabkan rambut menjadi rapuh dan mudah rontok, yang juga dapat mempengaruhi kesehatan kulit kepala.

Di samping itu, ketika kulit kepala tidak sehat, berbagai masalah dapat terjadi. Beberapa kondisi umum yang dapat mempengaruhi kesehatan kulit kepala termasuk ketombe, folikulitis, kurap, psoriasis, dermatitis kontak, dan infeksi jamur. Gejalanya bisa berupa rasa gatal, nyeri, kulit kering, kulit bersisik, ruam, dan bahkan kerontokan rambut.

Selain itu, kondisi seperti oksipital neuralgia juga dapat menyebabkan sakit kepala bagian belakang yang mungkin menjalar hingga ke atas. Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan gejala yang muncul dan berkonsultasi dengan dokter spesialis kulit atau dermatolog untuk diagnosis yang tepat dan penanganan yang sesuai.

Pertumbuhan Rambut Terhambat

Efek kekurangan zat besi terhadap rambut dan kulit lainnya adalah membuat pertumbuhan rambut terhambat. Zat besi berperan penting dalam pembentukan sel darah merah, yang membawa oksigen ke seluruh tubuh, termasuk folikel rambut.

Ketika tubuh kekurangan zat besi, pasokan oksigen ke folikel rambut dapat terganggu. Akibatnya, pertumbuhan rambut menjadi terhambat dan rambut dapat menjadi rapuh, kering, dan mudah rontok.

Zat besi juga berperan dalam produksi protein keratin, yang merupakan komponen utama rambut. Kekurangan zat besi dapat mengganggu produksi keratin, sehingga rambut tidak tumbuh dengan baik. Oleh karena itu, penting untuk memastikan asupan zat besi yang cukup agar pertumbuhan rambut tetap sehat.

Lebih lanjut, pertumbuhan rambut yang terhambat dapat membuat rambut menjadi rapuh dan mudah patah karena kurangnya nutrisi dan oksigen yang dibutuhkan untuk pertumbuhan yang sehat. Bagian rambut yang sering diikat dengan karet secara kencang dapat menjadi rapuh dan mudah patah karena gesekan dengan permukaan karet yang terus-menerus.

Pertumbuhan rambut yang terhambat dapat menyebabkan rambut rontok secara berlebihan, bahkan hingga menyebabkan kebotakan sementara atau bahkan permanen. Jika kerusakan terjadi pada folikel rambut, rambut dapat mengalami kebotakan secara permanen.

 

3 dari 4 halaman

Efek Kekurangan Zat Besi Terhadap Rambut dan Kulit

Kulit Pucat

Efek kekurangan zat besi terhadap rambut dan kulit yang lain adalah kulit pucat. Kekurangan zat besi dapat menyebabkan kulit menjadi pucat karena berhubungan dengan produksi hemoglobin dalam tubuh. Hemoglobin adalah protein dalam sel darah merah yang bertanggung jawab untuk membawa oksigen ke seluruh tubuh.

Saat tubuh kekurangan zat besi, produksi hemoglobin akan berkurang, sehingga jumlah oksigen yang dibawa oleh sel darah merah juga akan berkurang. Akibatnya, rona merah pada kulit akan berkurang, menyebabkan kulit terlihat lebih pucat dari biasanya.

Hal ini terutama terlihat di area kelopak mata bawah bagian dalam, di mana warnanya akan terlihat lebih pucat atau tidak secerah dan semerah seperti biasanya. Selain itu, kekurangan zat besi juga dapat menyebabkan warna lidah tampak pucat, karena warna lidah dipengaruhi oleh sel darah merah.

Lebih lanjut, kulit pucat dapat menjadi gejala dari masalah kesehatan seperti anemia, gangguan tiroid, penyakit hati, atau penyakit kronis lainnya. Penyebabnya bisa bervariasi, mulai dari kekurangan zat besi, defisiensi vitamin, hingga efek samping dari obat-obatan tertentu.

Kekurangan zat besi dapat menyebabkan kulit terlihat pucat. Hal ini terjadi karena tubuh memproduksi hemoglobin lebih sedikit dari biasanya, yang dapat mengurangi rona merah pada kulit dan membuatnya terlihat pucat.

Kondisi kulit pucat juga dapat dikaitkan dengan penuaan dini akibat faktor-faktor seperti merokok, paparan sinar matahari berlebih, dan kebiasaan minum alkohol. Merokok, misalnya, dapat mengurangi produksi kolagen dan mempercepat proses penuaan kulit. Kebiasaan perawatan kulit yang buruk, seperti kurangnya hidrasi dan kurang tidur, juga dapat menyebabkan kulit tampak pucat dan kurang sehat.

Kulit Kering dan Tidak Sehat

Efek kekurangan zat besi terhadap rambut dan kulit lainnya adalah kulit kering dan tidak sehat. Kadar zat besi yang rendah dalam tubuh dapat memengaruhi kesehatan kulit dan menyebabkan masalah kulit seperti kekeringan. Kekurangan zat besi dapat menyebabkan kulit kering dan tidak sehat karena zat besi berperan penting dalam menjaga kesehatan kulit.

Zat besi diperlukan untuk produksi kolagen, protein yang memberikan kekuatan dan elastisitas pada kulit. Ketika tubuh kekurangan zat besi, produksi kolagen dapat terganggu, sehingga kulit menjadi kering, kusam, dan kurang elastis.

Selain itu, kekurangan zat besi juga dapat mempengaruhi keseimbangan air dalam tubuh. Zat besi membantu dalam transportasi oksigen ke sel-sel kulit dan memastikan sel-sel kulit tetap terhidrasi dengan baik. Tanpa cukup zat besi, kulit dapat kehilangan kelembapan alaminya dan menjadi kering.

Di samping kulit kering, kekurangan zat besi juga dapat menyebabkan kulit tampak pucat. Hal ini terjadi karena kekurangan zat besi dapat mengurangi jumlah sel darah merah yang membawa oksigen ke kulit. Akibatnya, kulit kehilangan kecerahan dan tampak pucat.

Lebih lanjut, kulit yang kering cenderung terasa kaku dan tertarik. Hal ini dapat membuat kulit terasa tidak nyaman dan sulit untuk bergerak dengan leluasa. Kulit yang kekurangan kelembapan dapat mengalami pengelupasan dan bersisik. Ini dapat membuat kulit terlihat kasar dan tidak sehat.

Kulit yang kering memiliki lapisan pelindung yang lemah, sehingga lebih rentan terhadap infeksi dan iritasi. Bakteri dan kuman dapat dengan mudah masuk ke dalam kulit dan menyebabkan masalah kulit seperti jerawat atau dermatitis.

Kulit yang kering cenderung lebih rentan terhadap penuaan dini. Kekurangan kelembapan dapat menyebabkan garis-garis halus, kerutan, dan kulit tampak kusam. Kulit yang kering seringkali terasa gatal dan iritasi. Hal ini dapat mengganggu kenyamanan dan kualitas hidup seseorang.

Kulit yang kering dan tidak sehat juga dapat mempengaruhi kepercayaan diri seseorang. Rasa tidak nyaman dan penampilan kulit yang kurang sehat dapat membuat seseorang merasa kurang percaya diri.

Penting untuk merawat kulit dengan baik dan menjaga kelembapan kulit agar tetap sehat. Penggunaan pelembap yang tepat, menjaga kebersihan kulit, dan menghindari faktor-faktor yang dapat menyebabkan kulit kering dapat membantu menjaga kesehatan kulit.

4 dari 4 halaman

Efek Kekurangan Zat Besi Terhadap Rambut dan Kulit

Kuku Rapuh

Efek kekurangan zat besi terhadap rambut dan kulit lainnya adalah kuku rapuh. Kekurangan zat besi dapat menyebabkan kuku menjadi rapuh karena berhubungan dengan pasokan oksigen ke sel-sel kuku. Ketika tubuh kekurangan zat besi, pasokan oksigen ke sel-sel kuku berkurang, menyebabkan kuku kehilangan kekuatan dan kelembutannya.

Hal ini dapat mengakibatkan kuku menjadi lebih rapuh, mudah patah, dan cenderung mengalami kerapuhan. Selain itu, kekurangan zat besi juga dapat menyebabkan kondisi yang dikenal sebagai koilonikia atau kuku sendok, di mana ujung kuku menonjol ke atas dan tengahnya cekung.

Kondisi ini terjadi karena zat besi berperan penting dalam pembentukan hemoglobin, protein yang terkandung dalam sel darah merah untuk mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh, termasuk ke dalam matriks kuku.

Ketika tubuh kekurangan zat besi, proses pembentukan sel darah merah dan hemoglobin dapat terganggu, yang pada gilirannya mempengaruhi kesehatan kuku. Untuk mencegah kuku rapuh akibat kekurangan zat besi, penting untuk menjaga pola makan yang kaya zat besi, termasuk daging merah, sayuran berdaun hijau, dan sumber zat besi lainnya.

Lebih lanjut, kuku yang rapuh dapat menjadi lebih rentan terhadap infeksi bakteri atau jamur. Kondisi ini dapat menyebabkan kuku menjadi lebih lemah dan mudah terinfeksi, yang pada gilirannya dapat menyebabkan rasa tidak nyaman, peradangan, dan bahkan nyeri.

Kuku yang rapuh cenderung mudah patah atau terbelah. Jika kuku terus-menerus mengalami kerusakan, ini dapat menyebabkan masalah lebih lanjut seperti infeksi, peradangan, atau bahkan kehilangan kuku.

Kuku yang rapuh juga dapat menjadi tanda adanya gangguan kesehatan yang mendasari, seperti kekurangan zat besi, anemia, gangguan tiroid, atau masalah nutrisi lainnya. Jika kuku rapuh tidak diatasi dengan baik, kondisi kesehatan yang mendasarinya juga dapat memburuk.

Tak kalah penting, kuku yang rapuh dapat mempengaruhi penampilan dan kepercayaan diri seseorang. Kuku yang sering patah atau terbelah dapat membuat tangan terlihat tidak terawat dan kurang menarik secara estetika.

Infeksi Kulit

Efek kekurangan zat besi terhadap rambut dan kulit lainnya adalah infeksi kulit. Meskipun kelebihan zat besi juga dapat memiliki efek buruk terkait infeksi kulit, kekurangan zat besi juga dapat meningkatkan risiko infeksi kulit. Kekurangan zat besi dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, sehingga membuat kulit rentan terhadap infeksi.

Zat besi merupakan nutrisi penting bagi pembentukan sel darah putih, yang berperan dalam melawan infeksi. Kurangnya zat besi dapat mengurangi produksi sel darah putih, sehingga kemampuan tubuh untuk melawan infeksi menurun.

Selain itu, kekurangan zat besi juga dapat memengaruhi kemampuan tubuh untuk memerangi bakteri penyebab infeksi kulit, seperti selulitis dan abses. Penelitian sebelumnya juga menunjukkan bahwa kadar zat besi yang tinggi dapat meningkatkan risiko infeksi bakteri pada kulit, seperti selulitis dan abses.

Lebih lanjut, infeksi kulit yang tidak diobati dengan tepat dapat menyebabkan komplikasi kesehatan yang serius. Infeksi bakteri, virus, jamur, atau parasit pada kulit dapat menyebar ke bagian tubuh lain atau bahkan ke aliran darah, menyebabkan masalah kesehatan yang lebih luas.

Infeksi kulit seringkali disertai dengan gejala seperti gatal, nyeri, pembengkakan, kemerahan, dan rasa tidak nyaman lainnya. Hal ini dapat mengganggu kenyamanan dan kualitas hidup seseorang. Infeksi kulit yang kronis atau berulang dapat menyebabkan penurunan kualitas hidup, terutama jika gejalanya mengganggu aktivitas sehari-hari atau menyebabkan rasa malu dan ketidaknyamanan.

Beberapa jenis infeksi kulit, seperti selulitis, bisul, atau impetigo, dapat menyebar ke orang lain melalui kontak langsung atau melalui benda-benda yang terkontaminasi. Hal ini dapat menyebabkan penyebaran infeksi di lingkungan sekitar.

Infeksi kulit yang parah bahkan dapat menyebabkan kerusakan jaringan kulit, termasuk luka yang sulit sembuh, jaringan parut, atau bahkan nekrosis (kematian jaringan). Oleh karena itu, menjaga keseimbangan asupan zat besi dalam tubuh sangat penting untuk menjaga sistem kekebalan tubuh dan mencegah risiko infeksi kulit.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini