Sukses

Kemenkes: Fitnah dan Hoaks soal Menkes Budi Minta Rektor Pecat Dekan FK Unair

Juru Bicara Kemenkes RI dokter Syahril mengungkapkan bahwa tidak benar Menkes Budi meminta Rektor Universitas Airlangga (Unair) memecat dekan Fakultas Kedokteran di sana.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) mengatakan bahwa tidak benar Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menghubungi Rektor Universitas Airlangga (Unair) untuk memberhentikan Dekan Fakultas Kedokteran universitas negeri yang berada di Surabaya itu.

"Informasi yang mengatakan Menkes mengontak Rektor Unair untuk meminta memberhentikan Dekan FK merupakan fitnah dan hoax," kata Juru Bicara Kemenkes RI dokter Mohammad Syahril SpP, MPH dalam pesan singkat yang diterima Health Liputan6.com pada Kamis, 4 Juli 2024.

Lebih lanjut, Syahril mengatakan bahwa Kemenkes tidak tidak membawahi Universitas Airlangga. Maka dari itu, Kemenkes juga tidak memiliki wewenang untuk mengatur universitas tersebut termasuk soal meminta memberhentikan dekan FK Unair

Faktanya Universitas Airlangga berada di bawah lembaga induk Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.

Kemenkes Luruskan Perihal Kehadiran Dokter Asing

Di kesempatan yang sama, Syahril mengatakan bahwa tidak benar bahwa Kemenkes menghadirkan 6.000 dokter asing.

"Informasi yang beredar seolah Kemenkes akan mendatangkan 6.000 dokter warga negara asing (WNA) adalah juga hoax," kata Syahril.

Dokter asing yang baru-baru ini bertugas di Indonesia adalah dari Arab Saudi. Tim dokter dari Arab Saudi berkolaborasi dengan dokter dari RS Adam Malik, Medan, Sumatera Utara untuk melakukan operasi jantung pada 30 anak di sana.

Tindakan para dokter dari Arab Saudi itu pun dilakukan secara gratis.

"Kegiatan tersebut merupakan tindakan operasi jantung untuk anak yang pertama kali dilakukan di Pulau Sumatera. Selama ini anak yang mengalami gangguan jantung kompleks selalu dirujuk ke Jakarta sehingga memberatkan keluarga secara finansial. Ini dikarenakan memang dokter spesialisnya tidak tersedia disana," kata Syahril..

2 dari 4 halaman

Kehadiran Dokter Arab Saudi Bukan untuk Ambil Lahan Dokter Indonesia

Beberapa waktu belakangan juga menyeruak isu bahwa ada oknum dokter terutama dari Pulau Jawa yang memprotes kehadiran para dokter dari Arab Saudi itu. Padahal, kehadiran dokter tersebut, lanjut Syahril untuk menyelamatkan manusia yakni anak-anak dengan penyakit jantung yang berat.

"Bukan untuk mengambil lahan para dokter-dokter tersebut ke depannya," kata Syahril.

3 dari 4 halaman

Dokter dari Arab Saudi

Pada 25 - 30 Juni 2024 kemarin King Salman (KS) Relief, Arab Saudi mengirim sebanyak 27 tenaga medis untuk melakukan operasi bersama dengan dokter dari RS Adam Malik Medan. Ini adalah operasi program kedua kerja sama Indonesia dan Arab Saudi dalam transfer knowledge terkait operasi jantung pada anak. 

Arab Saudi mengirim dokter konsultan bedah jantung, dokter konsultan jantung anak, dokter konsultan anak intensif, dokter konsultan anestesi jantung, perfusionis, terapis, perawat ahli, dan teknisi medis.

Dalam program operasi yang kedua, sebanyak 25 anak dari Sumatera Utara sukses menjalani operasi jantung. 

"Tim dokter Rumah Sakit Adam Malik mendapatkan banyak pengalaman baru dari kerja sama ini," ujar Direktur Utama RS Haji Adam Malik dr Zainal Safri di Medan, Selasa, 2 Juli 2024 mengutip Antara.

Selanjutnya, Zainal menyatakan enam dari 31 pasien anak sudah dijadwalkan akan dilakukan operasi jantung secara mandiri, karena telah memiliki dokter bedah jantung anak.

"Harapannya, kami akan semakin mandiri dalam penanganan kasus bedah jantung pediatri. Untuk itu, saya menyampaikan terima kasih kepada Raja Salman yang telah mengirim tim KSRelief dari Arab Saudi langsung ke Medan,” ucap Zainal.

4 dari 4 halaman

Arab Saudi Ingin Bantu Indonesia Dalam Transfer Knowledge Operasi Jantung

Sebelumnya, Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia Faisal bin Abdullah Al-Amoudi mengatakan pihaknya sangat ingin membantu terutama penyakit jantung pada anak.

"Kami ingin lebih intens dalam berkontribusi untuk menyelamatkan anak-anak khususnya Indonesia dan bisa membantu dokter-dokter yang ada di Indonesia," tutur Faisal.