Sukses

Ramai Soal Tren Joki Strava, Warganet: Padahal Ngelakuin dan Lihat Progres Diri Sendiri Lebih Seru

Joki Strava memungkinkan pengguna aplikasi untuk mendapatkan hasil lari jarak jauh tanpa harus benar-benar berlari.

Liputan6.com, Jakarta - Tren baru Joki Strava tengah jadi perbincangan di dunia maya terutama di kalangan pencinta lari atau olahraga.

Strava sendiri adalah aplikasi yang dapat menunjukkan capaian jarak lari, jalan kaki, atau bersepeda. Semakin jauh jarak, semakin menimbulkan kebanggaan tersendiri bagi pengguna aplikasi. Tak jarang, hasil lari atau bersepeda itu dibagikan di media sosial sebagai bentuk pencapaian.

Banyaknya peminat olahraga yang bangga atas capaiannya membuat joki Strava melihat sebuah peluang. Mereka menawarkan jasa untuk menjadi joki lari. Dengan begitu, para pengguna aplikasi bisa mendapatkan hasil lari dengan jarak jauh tanpa harus benar-benar berlari.

Tren ini dinilai baru, bahkan dokter spesialis kedokteran olahraga Andhika Raspati juga mengaku baru mengetahui hal ini dari wartawan.

“Gue malah tau ada trend ini dari wartawan,” tulis Andhika di Instagram Story menanggapi soal joki Strava, Kamis (4/7/2024).

Dokter lainnya yang juga gemar olahraga lari, Tirta Mandhira Hudhi turut menyebut-nyebut soal joki Strava di Instagramnya.

“Bukan joki Strava,” tulisnya sambil menunjukkan capaian mendaki gunung di Wonolelo, Magelang, Jawa Tengah.

Dalam unggahan tersebut, ia menunjukkan gambar gunung dengan garis merah yang menunjukkan bahwa itu adalah jarak yang sudah ditempuh. Ada pula keterangan tertulis yang menunjukkan bahwa garis merah di jalur gunung itu jaraknya 5,17 km dan ditempuh dalam waktu 2 jam 14 menit.

2 dari 4 halaman

Iklan Joki Strava di Media Sosial

Di media sosial seperti Twitter atau X, tak sulit menemukan iklan joki Strava. Beberapa joki menuliskan penawaran bagi orang-orang yang membutuhkan validasi.

“Ayok sini siapa yang butuh validasi, mumpung lagi suka sepedahan jadi sekalian open #jokistrava wkwkwka,” kata pengguna X.

Dalam menawarkan jasa joki Strava, pengguna Twitter menjelaskan bahwa harga dari jasa tersebut tergantung dari jarak dan kecepatan larinya.

“BTW aku buka joki strava yahh! tapi yang lari sodaraku yang jago lari, price (harga) menyesuaikan pace (kecepatan lari), km (jarak) dan dll yah! bisa dm akyuuu #jokistrava,” tulis pengguna X lainnya.

3 dari 4 halaman

Penghasilan Joki Strava

Di antara unggahan para joki Strava, ada salah satu yang menarik perhatian, yakni unggahan di akun @aukbrey.

Akun X itu mengunggah rincian biaya jasa joki lari berupa tangkapan layar percakapan.

“Di aku 50 ribu aja (per km), 50 kali 5, Rp250. Aku lari buat slot 3 orang, 250 kali 3 Rp750. Dalam sebulan, aku lari 26 kali. 26 kali 750, Rp 19.500.000. Fix kerjaanku lari aja sekarang,” bunyi tulisan dalam unggahan tersebut.

4 dari 4 halaman

Komentar Warganet

Melihat tren joki Strava, tak sedikit warganet yang berkomentar bahwa hal ini sebetulnya tak ada gunanya.

“Penasaran joki strava, nyari info. Ternyata ada yang segitunya hidup buat ngimbangi standar orang lain. Biar bisa kelihatan bergaya hidup sehat sampai bayar joki,” kata pengguna X di utas Dokter Tirta.

“Padahal ngelakuin dan liat progres diri sendiri lebih seruuu, bisa-bisanya ada yang minta jokiin,” ujar netizen lainnya.

“Tujuh tahun lari baru kali ini denger ada joki Strava.”