Liputan6.com, Jakarta Universitas Airlangga (UNAIR) Surabaya memberi penjelasan terkait kabar pemberhentian Prof Dr dr Budi Santoso, Sp.OG(K) dari jabatan dekan di Fakultas Kedokteran universitas tersebut.
Ketua Pusat Komunikasi dan Informasi Publik (PKIP) UNAIR Martha Kurnia Kusumawardani membenarkan kabar yang beredar di beberapa media sosial itu. Melalui keterangan tertulis, Martha menjelaskan bahwa pemberhentian yang dilakukan merupakan kebijakan internal dalam menerapkan tata kelola yang lebih baik sebagai upaya penguatan lembaga di lingkungan FK UNAIR.
Baca Juga
"Alasan atau pertimbangan pimpinan Universitas Airlangga terkait pemberhentian ini adalah merupakan kebijakan internal untuk menerapkan tata kelola yang lebih baik guna penguatan kelembagaan khususnya di lingkungan FK Unair," katanya, dilansir ANTARA.
Advertisement
Martha mengatakan, UNAIR mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada Prof Dr dr Budi Santoso, Sp.OG(K) atas pengabdiannya selama bertugas sebagai dekan.
"Kami menghaturkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada Prof. Dr. dr. Budi Santoso Sp.OG.(K) atas semua pengabdian dan jasa-jasanya selama memangku jabatan tersebut," katanya.
Selanjutnya Martha berharap, UNAIR khususnya FK UNAIR terus menjadi fakultas kedokteran yang mampu memberi kontribusi positif bagi bangsa dan negara Indonesia.
Tanggapan UNAIR tersebut bermula dari pernyataan Prof Budi Santoso yang beredar di Whatsapp Group (WAG) Dosen FK UNAIR pada Rabu, 3 Juli 2024.
Dalam pernyataan tersebut, Budi Santoso berpamitan kepada sekitar 300-an anggota di grup pesan singkat tersebut usai menerima keputusan Rektorat UNAIR yang memberhentikan dirinya dari jabatan dekan FK.
"Per hari ini saya diberhentikan sebagai Dekan FK Unair. Saya menerima dengan lapang dada dan ikhlas. Mohon maaf selama saya memimpin FK Unair ada salah dan khilaf, mari terus kita perjuangkan FK Unair tercinta untuk terus maju dan berkembang," demikian petikan pernyataan Budi Santoso dalam WAG tersebut.
Konfirmasi Prof Budi Santoso
Saat dikonfirmasi, Budi Santoso membenarkan pernyataannya itu sebagai bentuk kewajiban dirinya untuk berpamitan dengan para dosen maupun senior.
"Benar, itu pesan dari saya di grup dosen FK Uniar. Benar saya diberhentikan per hari ini," katanya.
Saat ditanya apakah hal itu berkaitan dengan statement dirinya menolak program dokter asing di Indonesia, Budi Santoso membenarkan hal itu.
"Iya. Proses saya untuk dipanggil berkaitan dengan itu," ujarnya.
Advertisement
Berbeda Pendapat
Budi beranggapan, terjadi perbedaan pendapat antara pimpinan UNAIR dengan dirinya terkait program Kemenkes untuk mendatangkan dokter asing.
"Karena rektor pimpinan saya dan saya ada perbedaan pendapat, dan saya dinyatakan berbeda ya keputusan beliau ya diterima. Tapi, kalau saya menyuarakan hati nurani, saya pikir kalau semua dokter ditanya, apa rela ada dokter asing? Saya yakin jawabannya tidak," katanya.
Budi Santoso mengatakan, dia dipanggil oleh Rektorat UNAIR pada Senin (1/7) untuk mengklarifikasi pernyataannya menolak program dokter asing di Indonesia. Sedangkan keputusan pemberhentian dia terima pada 3 Juli 2024.
Sebelumnya, Budi Santoso dalam pernyataan pribadi kepada wartawan di Jawa Timur, KAmis (27/6) mengatakan tidak setuju dengan program dokter asing di Indonesia.
"Secara pribadi dan institusi, kami dari fakultas kedokteran tidak setuju," katanya.
Budi Santoso yakin 92 Fakultas Kedokteran di Indonesia mampu meluluskan dokter-dokter yang berkualitas. Bahkan, kualitasnya tidak kalah dengan dokter-dokter asing.