Sukses

Kurangi Sampah Plastik dan Dukung Ekonomi Sirkular dengan Daur Ulang Kemasan Botol Bekas Pakai

Coca-Cola mengadakan acara diskusi bertajuk “Jaga Indonesia: Membangun Sistem Daur Ulang Berbasis Komunitas untuk Perubahan Sosial yang Positif” pada Selasa, 10 Juli 2024 di Jakarta.

Liputan6.com, Jakarta - Coca-Cola mengadakan acara diskusi bertajuk “Jaga Indonesia: Membangun Sistem Daur Ulang Berbasis Komunitas untuk Perubahan Sosial yang Positif” pada Selasa, 10 Juli 2024 di Jakarta.

Acara ini memberikan edukasi dan menginspirasi masyarakat dalam mengumpulkan kemasan plastik bekas untuk di daur ulang, serta mendukung penerapan ekonomi sirkular.

Kepala Sub-Direktorat Tata Laksana Produsen Direktorat Pengelolaan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia (KLHK RI), Ujang Solihin Sidik mengatakan bahwa penerapan ekonomi sirkular penting untuk lingkungan yang berkelanjutan.

"Penting sekali, karena ekonomi sirkular memberikan dampak positif seperti mengurangi sampah, dan menjadi salah satu upaya dalam menghemat bahan baku untuk membuat plastik, yaitu minyak bumi," kata Solihin dalam acara tersebut.

Head of Sustainability Coca-Cola Europacific Partners Indonesia, Natasha Gabriella mengatakan bahwa penerapan ekonomi sirkular ini sejalan dengan visi World Without Waste dari Coca-Cola.

"Memang visi kita world without waste ini kita memiliki target bagaimana caranya menerapkan ekonomi sirkular yang sesuai dengan bisnis kita," kata Natasha.

Ketua Yayasan Mahija Parahita Nusantara Ardhina Zaiza mengatakan bahwa penerapan ekonomi sirkular sangat penting dan sudah menjadi keharusan, karena memberikan berbagai manfaat bagi banyak aspek.

"Hal yang perlu disadari juga, ketika menerapkan ekonomi sirkular, maka itu menawarkan peluang ekonomi. Ekonomi sirkular dengan mendaur ulang sampah plastik juga akan membantu para pemulung atau kami menyebutnya Recycling Heroes, jadi dari sisi lingkungannya dapat, dan sisi sosialnya juga dapat."

2 dari 3 halaman

Pentingnya Penerapan Ekonomi Sirkular

Solihin mengatakan terkait ekonomi sirkular saat ini, pemerintah telah menerapkan beberapa peraturan yang menjadi rangka operasional bagaimana praktik ini bisa diterapkan.

"Untuk konteks yang lebih luas dan pembangunan jangan panjang, pemerintah meletakan ekonomi sirkular sebagai bagian dari prioritas. " jelasnya.

Lebih lanjut, Solihin menyebutkan tiga tujuan penting dari penerapan ekonomi sirkular, meliputi:

  1. Mengurangi dampak dari sampah yang timbul, terutama sampah plastik
  2. Dalam rangka penghematan sumber daya alam minyak bumi yang menjadi bahan baku pembuatan plastik, supaya eksploitasinya tidak berlebihan
  3. Membangun ekonomi baru, tidak lagi linear. Solihin mengatakan ekonomi sirkular ini konsepnya mengambil, memanfaatkan, tetapi tidak dibuang, melainkan didaur ulang sampai habis masanya untuk di daur ulang.
3 dari 3 halaman

Tantangan Dalam Penerapan Ekonomi Sirkular

Dalam penerapan ekonomi sirkular dengan mendaur ulang botol kemasan plastik bekas pakai, terdapat tantangan dan kendala di dalamnya. Dari sisi pemerintah, Solihin menyebutkan ada tiga kendala dalam penerapan ekonomi sirkular.

Tidak semua industri punya komitmen yang tinggi terkait hal ini.

Menurut Solihin, level komitmen setiap industri berbeda. "Bahkan ada salah satu produsen yang mengatakan untuk apa ikutan, tidak ada sanksiny, kata Solihin.

Terkendala dari masyarakat.

Solihin mengatakan bahwa masih banyak masyarakat tidak biasa untuk memilah sampah, mungkin tidak tahu, atau tidak paham.

"Seharusnya generasi muda bisa menjadi agen perubahan untuk mengingatkan bahwa kemasan botol plastik bisa dikumpulkan untuk di daur ulang.

Kurangnya sarana dan prasarana.

Solihin mengatakan ketika bicara mengenai sampah, peran pemerintah daerah penting karena sampah menjadi tanggung jawab pemerintah daerah.

"Pemerintah daerah ini penting, karena bicara sampah maka ini terkait juga urusan pemerintah daerah. Namun, mereka masih kurang memadai sarana prasarananya.