Liputan6.com, Jakarta Masturbasi atau aktivitas untuk meraih kepuasan seksual dengan menyentuh, meraba, organ intim untuk mencapai orgasme tidak sama dengan orgasme dalam hubungan seksual. Hal ini disampaikan oleh Profesor di Southern Illinois University School of Medicine Springfield, Tobias S. Köhler, MD, MPH.
“Tampaknya tidak semua orgasme diciptakan sama,” kata Tobias mengutip Webmd, Selasa (16/7/2024).
Baca Juga
Penelitian demi penelitian menunjukkan bahwa hubungan intim memiliki banyak manfaat bagi pria untuk tekanan darah, kesehatan jantung dan prostat, nyeri, dan banyak lagi.
Advertisement
“Anda mungkin berpikir bahwa masturbasi juga akan demikian, tapi ternyata tidak,” tambah Tobias.
Alasan di balik perbedaan manfaat hubungan seks dan masturbasi belum diketahui secara pasti. Namun, tubuh diduga memberi respons berbeda pada masturbasi dan seks.
“Bahkan susunan air mani pun berbeda jika Anda melakukan masturbasi daripada berhubungan seks.”
Masturbasi Tidak Bebas Risiko
Masturbasi dikenal sebagai upaya menyalurkan hasrat seksual yang paling aman. Tidak ada seorang pun yang pernah tertular penyakit menular seksual atau membuat dirinya hamil karena masturbasi.
Namun, bukan berarti masturbasi tidak memiliki risiko sama sekali. Seperti aktivitas berisiko rendah lainnya (mengunyah, berjalan kaki), aktivitas ini tetap memiliki beberapa risiko.
Masturbasi yang sering atau kasar dapat menyebabkan iritasi kulit ringan. Membengkokkan penis yang sedang ereksi secara paksa dapat merusak bilik yang berisi darah, suatu kondisi yang jarang tapi mengerikan yang disebut patah tulang penis.
Tobias pernah mendapati kasus patah tulang penis. Pasien mengalaminya setelah melakukan masturbasi yang terlalu kuat.
“Setelah itu, penisnya terlihat seperti terong. Warnanya ungu dan bengkak," kebanyakan pria memerlukan pembedahan untuk memperbaikinya.
Mengenal Masturbasi yang Normal dan Tidak Normal
Sebagian orang bisa berpikir bahwa mereka terlalu sering melakukan masturbasi.
“Namun yang terpenting bukanlah berapa kali Anda melakukan masturbasi dalam seminggu (atau sehari),” kata Logan Levkoff, PhD, seorang seksolog dan pendidik seks.
Masturbasi yang sehat itu bila tidak mengganggu kehidupan. Bila sudah mengganggu kehidupan harian itu sudah termasuk tidak wajar.
"Jika Anda melakukan masturbasi berkali-kali dalam sehari dan Anda tidak masuk kerja atau berhenti berhubungan seks dengan pasangan karena hal tersebut, pertimbangkan untuk menemui terapis seks,” tambahnya.
Advertisement
Masturbasi Tidak Mencerminkan Kondisi Hubungan Asmara
Levkoff mengatakan mitos paling buruk tentang masturbasi pria adalah pertanda ada sesuatu yang salah dalam hubungan asmaranya.
“Faktanya adalah kebanyakan pria melakukan masturbasi. Mereka melakukan masturbasi jika mereka lajang, dalam hubungan yang buruk, atau dalam hubungan yang baik. Itu hanya sesuatu yang mereka lakukan yang tidak ada hubungannya dengan pasangannya.”
Masturbasi bukan hanya tentang seks, kata Levkoff. Bagi banyak orang, ini adalah cara rutin untuk menghilangkan stres, menjernihkan pikiran sebelum bekerja, atau sebelum tidur.
Ahli Lain Sebut Masturbasi adalah Hal Sehat
Masturbasi juga dinilai dapat membantu kehidupan seks, karena itulah cara pria mempelajari apa yang mereka sukai saat berhubungan seks.
Beberapa pria begitu terpikat pada tekanan tertentu selama masturbasi atau rangsangan pornografi sehingga mereka tidak dapat melakukannya bersama pasangannya, kata Ian Kerner, PhD, terapis seks dan penulis She Comes First.
Meski begitu, Kerner mengatakan orang-orang itu adalah pengecualian. “Bagi sebagian besar pria, masturbasi adalah hal yang menyehatkan,” katanya.
"Saya biasanya lebih khawatir tentang pria yang berhenti melakukan masturbasi -- yang bisa menjadi tanda kecemasan atau masalah kesehatan -- dibandingkan pria yang melakukannya secara teratur," ucapnya.
Advertisement