Liputan6.com, Jakarta - Memakaikan bedak tabur pada bayi saat ini sudah tidak dianjurkan lagi Lantaran komponen pada bedak tabur bisa masuk ke paru dan berimbas pada pernapasan bayi.
“Itu tidak boleh, sudah enggak boleh (pakai bedak tabur). Ada penelitiannya kalau bayi baru lahir ditaburi bedak, dia akan terhirup dan masuk ke paru. Dulu mungkin belum ada penelitiannya, tapi sekarang tidak boleh diberikan lagi,” kata dokter spesialis anak konsultan Attila Dewanti Poerboyo.
Baca Juga
5 Cara Mengonsumsi Alpukat untuk Menurunkan Kolesterol dan Mendapatkan 3 Manfaat untuk Jantung Anda
Hadapi Filipina di Piala AFF 2024, Shin Tae-yong Jamin Timnas Indonesia Bakal Kerja Keras
Tautan Siaran Langsung Pertandingan Timnas Indonesia VS Filipina di Piala AFF 2024, Saksikan Ganasnya Skuad Garuda
Attila mengatakan bedak tabur memiliki berbentuk seperti serbuk-serbuk kecil yang mudah berterbangan di udara. Sehingga bedak dapat dengan mudah menyebar dan masuk ke dalam saluran pernapasan bayi baik ketika sedang menangis maupun membuka mulutnya.
Advertisement
“Jadi bedak sudah tidak kita pakai lagi seterusnya, mau di muka saja atau di seluruh bagian tubuh itu tidak boleh,” ucap Atilla seperti dilansir Antara.
Bila Bayi Punya Alergi
Kondisi bayi dapat semakin parah, katanya, bila mempunyai riwayat alergi yang diturunkan ayah atau ibu.
“Kalau ada alergi misalnya dari bapaknya ada asma dan ibunya alergi debu, maka si kecil akan membawa alergi sebesar 70-80 persen," katanya.
Bila hanya salah satu orangtua yang memiliki alergi maka bayi punya kemungkinan 50 persen memiliki alergi. Namun kalau bapak ibunya tidak ada alergi dan kakek neneknya yang membawa alergi, itu akan bahaya.
"Paru-parunya bisa semakin sensitif dan jadi penyakit,” kata Atilla.
Kulit Bayi Lebih Tipis
Attila turut mengingatkan bahwa tubuh bayi masih memiliki kulit yang lima kali lebih tipis daripada orang dewasa.
Selain itu, bayi masih berusaha beradaptasi dengan lingkungan sekitar sehingga baik orangtua atau anggota keluarga seperti kakek dan nenek, tidak boleh sembarang memberi sesuatu yang bersifat “asing” pada kulit bayi yang baru lahir.
“Nantinya bisa jadi kalau kulit bayi sensitif bisa jadi merah-merah."
Advertisement
Pilih Produk yang Sudah Teruji Klinis untuk Bayi
Atilla menyarankan untuk memilih produk bayi yang teruji secara klinis baik untuk keadaan bayi. Terlebih bayi baru lahir yang kulitnya masih sensitif.
"Jadi pilihlah produk bayi yang sudah teruji secara dermatologis dan sesuai dengan keadaan bayi. Apalagi kalau baru lahir, itu (produknya) harus khusus newborn,” kata dokter lulusan UGM itu.