Liputan6.com, Jakarta - Meski jarang ibu hamil yang bertanya tentang boleh atau tidaknya berolahraga, dr Jimmy Sakti Nanda B SpOG menegaskan bahwa WHO dan para peneliti merekomendasikan olahraga selama kehamilan.
Olahraga sangat penting karena dampaknya sangat baik untuk ibu hamil dan janin, seperti dikutip dari Sehat Negeriku pada Sabtu, 19 Juli 2024.
Baca Juga
Lantas, olahraga apa yang baik untuk ibu hamil? Menurut dr. Jimmy, berikut beberapa rekomendasi olahraga yang aman bagi ibu hamil di setiap trimester:
Advertisement
Trimester Pertama
Pada trimester pertama, ibu hamil dapat melakukan olahraga ringan, seperti:
- Jalan kaki di pagi atau sore hari
- Bersepeda santai
- Berenang
- Jogging ringan
- Senam hamil
- Yoga
Trimester Kedua dan Ketiga
Memasuki trimester kedua dan ketiga, perut ibu hamil akan semakin membesar. Untuk menopang beban kehamilan, disarankan melakukan olahraga ringan seperti, prenatal yoga dan senam hamil.
Prenatal yoga dan senam hamil olahraga dapat dilakukan secara rutin dengan durasi 150 menit per minggu, yang bisa dibagi menjadi 30 menit selama lima hari atau 20 s.d 30 menit setiap hari.
Jimmy, mengatakan, olahraga selama kehamilan memiliki banyak manfaat, antara lain:
- Mempermudah persalinan normal dengan memperkuat otot-otot sekitar panggul
- Membantu ibu hamil lebih rileks dan tenang
- Mengurangi kecemasan, dan
- Memudahkan pengaturan napas selama persalinan
Dengan mengikuti panduan ini, ibu hamil dapat tetap aktif dan sehat selama kehamilan, yang bermanfaat bagi kesehatan ibu dan bayi.
Selalu konsultasikan dengan dokter kandungan sebelum memulai atau melanjutkan olahraga untuk memastikan kondisi fisik Anda aman untuk berolahraga.
Olahraga Apa Saja yang Tidak Boleh Dilakukan Ibu Hamil?
Jimmy menekankan pentingnya menghindari jenis olahraga tertentu selama kehamilan. Berikut ini adalah beberapa olahraga yang sebaiknya dihindari oleh ibu hamil:
- Olahraga ekstrem: Panjat tebing, naik gunung. Keduanya berisiko tinggi terhadap cedera dan kondisi yang berbahaya.
- Olahraga beban gunakan tubuh sendiri: Sit up dan push up karena tekanan pada perut dapat mengurangi aliran oksigen ke janin.
- Olahraga di bawah terik matahari karena mengalami heat stroke atau dehidrasi.
- Bersepeda Cepat karena dapat menyebabkan hipoksia (kekurangan oksigen) dan hipertermia (panas berlebih pada tubuh) yang dapat membuat jantung berdebar-debar.
Jimmy, merekomendasikan untuk menggantinya dengan berjalan kaki yang dilakukan di jalan yang rata dan berumput.
Advertisement
Senam Hamil di Usia Kandungan Berapa?
Ibu hamil diperbolehkan berolahraga selama kehamilan, baik pada trimester pertama, kedua, maupun ketiga. Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
1. Kondisi Fisik Ibu Hamil
Sebelum memulai aktivitas olahraga, ibu hamil sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter kandungan atau bidan. Pastikan kondisi tubuh dalam keadaan baik dan tidak ada kontraindikasi seperti gangguan pembuluh darah atau tekanan darah tinggi.
2. Jenis Olahraga yang Sesuai dengan Usia Kehamilan
- Trimester Pertama: Olahraga ringan seperti jalan kaki, bersepeda santai, berenang, atau jogging ringan.
- Trimester Kedua dan Ketiga: Prenatal yoga atau senam hamil untuk membantu menguatkan otot panggul, mengatur napas, dan mempersiapkan persalinan normal.
Manfaat Olahraga Selama Kehamilan
Olahraga tidak menentukan apakah ibu akan melahirkan secara caesar atau normal, tapi dapat membuat ibu hamil lebih rileks dan bahagia. Selain itu, manfaat olahraga selama kehamilan membantu mengurangi stres dan kecemasan.
Dan, yang terakhir tentu saja meningkatkan kebugaran fisik dan mental. Dengan memperhatikan panduan ini dan berkonsultasi dengan tenaga medis, ibu hamil dapat memilih olahraga yang sesuai dengan kondisi dan usia kehamilan mereka.
Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence
Advertisement