Sukses

Kenali Penyakit Bronkiolitis Obliterans, Alasan Disebut Paru-Paru Popcorn hingga Penanganannya

Mengungkap Misteri di Balik Bronkiolitis Obliterans atau Paru-Paru Popcorn yang Menyeramkan

Liputan6.com, Jakarta - Bronkiolitis obliterans adalah penyakit paru-paru yang serius dan tidak dapat disembuhkan. Penyakit ini ditandai dengan kerusakan pada saluran pernapasan kecil di paru-paru, yang menyebabkan penyumbatan dan jaringan parut.

Penyebab dan Gejala

Bronkiolitis obliterans sering disebabkan oleh inhalasi racun, tapi bisa juga terjadi setelah transplantasi paru-paru atau sumsum tulang. Penyakit ini juga dikenal dengan nama lain seperti bronkiolitis obliteratif dan paru-paru popcorn.

Gejala bronkiolitis obliterans mirip dengan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) atau asma, seperti batuk dan sesak napas. Tes diagnostik diperlukan untuk membedakan bronkiolitis obliterans dari penyakit paru lainnya. Meskipun belum ada obat untuk penyakit ini, beberapa perawatan dapat membantu mengelola gejalanya.

Mengapa Disebut Paru-Paru Popcorn?

Penyakit ini mendapat julukan 'paru-paru popcorn' setelah terjadi wabah di pabrik produksi popcorn. Penyebab utama yang diidentifikasi adalah inhalasi diacetyl, bahan kimia yang digunakan untuk memberikan rasa mentega pada popcorn microwave. Penjelasan ini dikutip dari tulisan yang ditinjau oleh ahli paru, Dr Sanja Jelic dari Albert Einstein College of Medicine, seperti yang dikutip dari Verywell Health pada Jumat, 26 Juli 2024. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Apa Gejala Bronkiolitis Obliterans?

Umumnya bronkiolitis obliterans merupakan penyakit yang menyerang orang dewasa. Namun, bisa juga menyerang anak-anak dan remaja.

Efek penyakit ini umumnya berkembang selama beberapa minggu atau bulan dan dapat menyebabkan tekanan yang signifikan dalam kehidupan pasien sehari-hari. Gejala bronkiolitis obliterans yang paling umum meliputi:

  • Batuk kering
  • Mengi (suara serak yang keras saat bernapas)
  • Dispnea (sesak napas)
  • Kelelahan dan energi rendah.

"Karena bronkiolitis obliterans memengaruhi pernapasan, kemungkinan besar Anda akan mengalami intoleransi olahraga pada kondisi ini. Anda mungkin merasa sangat sesak napas dan lelah setelah melakukan aktivitas fisik sedang," katanya.

Begitu kondisi ini muncul, efeknya biasanya memburuk. Secara umum, gejalanya menetap, terus-menerus, dan tidak berhubungan dengan faktor seperti cuaca (tidak seperti asma, yang ditandai dengan eksaserbasi).

3 dari 5 halaman

Apa Saja Komplikasi Bronkiolitis Obliterans?

Jika pasien mengalami bronkiolitis obliterans, maka pasien tersebut berisiko lebih tinggi terkena infeksi paru-paru, seperti pneumonia atau bronkitis.

Pada bronkiolitis obliterans, infeksi ini bisa menjadi parah dan membuat gejala dasar pernapasan jauh lebih buruk dari biasanya.

Bronkiolitis obliterans, seperti PPOK, pada akhirnya menyebabkan kegagalan pernapasan, yang merupakan gangguan parah terhadap kemampuan menghirup udara yang cukup untuk memasok oksigen yang cukup ke tubuh. Pada akhirnya, kondisi ini bisa berujung pada kematian dini.

4 dari 5 halaman

Bagaimana Penanganan Bronkiolitis Obliterans?

Meskipun bronkiolitis obliterans tidak dapat disembuhkan, ada pengobatan yang dapat membantu mencegah perkembangan penyakit dan mengurangi gejala.

Jika memungkinkan, pastikan untuk menghindari paparan racun pencetusnya (jika ada) untuk menghindari kerusakan lebih lanjut pada paru-paru.

Penting untuk menyadari bahwa bronkiolitis obliterans diperkirakan akan terus berkembang, bahkan jika pasien tidak lagi terpapar oleh penyebabnya. Ini bisa berakibat fatal jika tidak ditangani.

Obat-obatan, termasuk kortikosteroid dan imunosupresan lainnya, dapat mengurangi peradangan. Hal ini dapat membantu mencegah jaringan parut lebih lanjut dan perkembangan penyakit. Strategi ini dapat dipertimbangkan terlepas dari pemicu yang menyebabkan pasien terkena bronkiolitis obliterans.

Ketika pasien mengidap bronkiolitis obliterans, fungsi paru-paru mungkin menurun secara perlahan seiring berjalannya waktu. Jadi, pasien mungkin perlu mengulangi beberapa tes medis saat tim kesehatan menilai perkembangan penyakit dan efektivitas pengobatan yang sedang dijalankan.

 

5 dari 5 halaman

Pengobatan Gejala Bronkiolitis Obliterans

Penyedia layanan kesehatan dapat meresepkan inhaler untuk digunakan. Hal ini dapat membantu meringankan sesak napas dan mengi.

"Anda mungkin juga disarankan untuk menggunakan obat pereda batuk jika batuk Anda mengganggu tidur atau kualitas hidup Anda.:

Jika pasien mengalami komplikasi, seperti pneumonia atau bronkitis, pasien mungkin memerlukan pengobatan antimikroba, seperti antibiotik atau obat antijamur.

"Untuk bronkiolitis obliteran stadium akhir, Anda mungkin memerlukan suplementasi oksigen. Beberapa orang menerima oksigen menggunakan kanula hidung atau masker wajah. Jika penyakit Anda sudah lanjut, ventilasi mekanis mungkin diperlukan," tulis Sanja.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.