Sukses

Apa itu Misoginis yang Dikaitkan dengan Hannah Ballerina Farm?

Mengorbankan Mimpi untuk Cinta? Kontroversi Kehidupan Tradisional Hannah Ballerina Farm yang Diduga Menjadi Korban Misoginis.

Liputan6.com, Jakarta - Hannah Ballerina Farm, seorang influencer terkenal dengan julukan 'tradwife', menjadi subjek kontroversi setelah beberapa artikel menunjukkan kemungkinan adanya pengaruh misoginis dalam kehidupannya.

Hannah Neeleman dan suaminya, Daniel Neeleman, memiliki 328 hektar lahan pertanian di Utah. Mereka memiliki delapan anak dan menjalani kehidupan yang kental dengan tradisi tradwife.

Konten Hannah yang menampilkan kehidupan sehari-hari, seperti memasak, merawat anak, dan mengelola hewan ternak, telah menarik perhatian lebih dari 9,3 juta pengikut di Instagram dan 8,9 juta di TikTok.

Kontroversi muncul ketika The Times menulis bahwa Hannah mungkin telah mengorbankan impian dan pendidikannya untuk menikah dengan Daniel.

Apa yang Dimaksud dengan Misoginis?

Artikel tersebut juga menyebutkan bahwa Daniel mungkin tidak menghargai bakat dan dedikasi Hannah, yang memicu anggapan bahwa Daniel memiliki perilaku misoginis, yaitu menganggap wanita sebagai objek untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya.

Misogini, atau kebencian terhadap perempuan, biasanya ditunjukkan oleh pria dan dianggap sebagai konsekuensi dari patriarki. Menurut Britannica, istilah ini dapat diterapkan pada individu tertentu maupun sistem, masyarakat, atau budaya yang lebih besar.

Sementara itu, PsychCentral menjelaskan bahwa misogini bukanlah kondisi kesehatan mental. Ini adalah sikap dan keyakinan yang mungkin melibatkan faktor-faktor mendasar yang kompleks seperti sistem kepercayaan inti, norma budaya, dan pengalaman masa kanak-kanak.

Dalam kasus Hannah Ballerina Farm, perdebatan tentang misogini menunjukkan pentingnya memahami dan mengatasi sikap ini dalam masyarakat. Beberapa orang berpikir bahwa sikap Daniel yang mungkin tidak menghargai bakat dan dedikasi Hannah mencerminkan perilaku misoginis yang lebih luas.

2 dari 5 halaman

Apa Itu Patriarki dan Misoginis?

Patriarki dan misoginis adalah dua konsep yang sering digunakan dalam diskusi tentang kesetaraan gender dan struktur sosial. Berikut penjelasan masing-masing:

Patriarki, berasal dari kata Yunani patriarkhēs yang berarti 'aturan dari ayah', merujuk pada sistem sosial ketika laki-laki menguasai sebagian besar kekuasaan sosial, ekonomi, politik, dan agama. Dalam sistem ini, warisan biasanya diturunkan melalui garis keturunan laki-laki, menegaskan dominasi pria dalam berbagai aspek kehidupan, seperti dikutip dari dari CNN pada Selasa, 30 Juli 2024.

Sosiolog Amerika terkenal, Allan Johnson, menjelaskan bahwa patriarki bukanlah tentang seorang pria atau sekelompok pria tertentu, melainkan jenis masyarakat --- baik laki-laki maupun perempuan berpartisipasi.

"Sebuah masyarakat dianggap patriarkal sejauh mana masyarakat tersebut mempromosikan privilese laki-laki dengan cara didominasi oleh laki-laki, diidentifikasikan dengan laki-laki, dan berpusat pada laki-laki. Patriarki juga diorganisasikan di sekitar obsesi dengan kontrol dan melibatkan penindasan terhadap perempuan sebagai salah satu aspek kuncinya," katanya.

Misoginis adalah kebencian atau tidak suka terhadap wanita atau anak perempuan. Perilaku misoginis dapat diwujudkan dalam berbagai cara, termasuk diskriminasi seksual, fitnah perempuan, kekerasan terhadap perempuan, dan objektifikasi seksual perempuan.

Misoginis sering dikaitkan dengan hak istimewa pria, adat patriarki, dan diskriminasi gender. Pada kasus tertentu, misoginis bahkan bisa meningkatkan risiko terjadinya kekerasan dan pelecehan seksual terhadap wanita.

Dalam masyarakat patriarkal, laki-laki sering diberi hak istimewa dan otoritas yang lebih tinggi, sementara perempuan diposisikan sebagai subjek yang lebih rendah. Hal ini dapat memicu perilaku misoginis karena laki-laki merasa memiliki hak untuk mengendalikan dan mengeksploitasi perempuan.

3 dari 5 halaman

Apa Perbedaan Antara Misoginis dan Chauvinis?

Menurut PsychCentral, baik misoginis maupun chauvinis memiliki pandangan negatif tentang wanita, tapi ada perbedaan mendasar di antara keduanya. Misogini melibatkan kebencian atau penghinaan yang mendalam terhadap wanita. Sebaliknya, chauvinisme berasal dari keyakinan bahwa pria lebih unggul daripada wanita.

Chauvinis percaya bahwa wanita secara alami lebih lemah, kurang cerdas, atau kurang mampu dibandingkan pria. Meskipun demikian, seorang chauvinis mungkin masih menikmati kebersamaan dengan wanita dan bersikap protektif terhadap mereka, dengan keyakinan bahwa wanita memerlukan perlindungan atau dukungan.

 

4 dari 5 halaman

Apa Perbedaan Antara Misoginis dan Seksis?

Misogini bisa dianggap sebagai bentuk ekstrem dari seksisme. Namun, kedua istilah ini tidak selalu dapat dipertukarkan.

Menurut terapis pernikahan dan keluarga dari Houston, Roma Williams,"Misogini adalah ketidaksukaan, penghinaan, atau prasangka terhadap wanita. Sementara seksisme adalah diskriminasi atau prasangka terhadap orang yang berjenis kelamin lawan."

Seksisme bisa diterapkan kepada siapa saja yang mendiskriminasi lawan jenis mereka, sedangkan misogini secara khusus merujuk pada kebencian dan diskriminasi terhadap wanita.

 

5 dari 5 halaman

Apakah Wanita Bisa Menjadi Misoginis?

Ya, wanita juga bisa bersikap misoginis. Mereka mungkin memiliki perasaan superioritas terhadap wanita lain, meremehkan perilaku feminin umum, atau memegang keyakinan dominan pria yang tertanam. Semua faktor ini dapat berkontribusi pada misogini antar wanita.

Video Terkini