Sukses

Pamer Harta di Media Sosial, Begini Pandangan Islam dan Psikolog

Tidak akan masuk surga seseorang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan meski sebesar biji sawi.

Liputan6.com, Jakarta - Pamer harta di media sosial adalah sifat sombong yang tidak disukai oleh Allah SWT.  Dalam Al-Quran terdapat ayat yang melarang manusia untuk melakukan pamer harta dan sombong. Pasalnya, perbuatan tersebut merupakan akhlak tercela, Allah berfirman:

وَلَا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمْشِ فِى الْاَرْضِ مَرَحًاۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُوْرٍۚ

“Janganlah memalingkan wajahmu dari manusia (karena sombong) dan janganlah berjalan di bumi ini dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi sangat membanggakan diri,” (QS. Luqman ayat 18).

Di sisi lain, terdapat hadis Rasulullah yang menjelaskan larangan berbuat sombong karena memakai pakaian yang bagus, indah dan mahal. Demikian penjelasan dari hadits yang diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud dari Nabi Muhammad, Nabi bersabda:

لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ قَالَ رَجُلٌ إِنَّ الرَّجُلَ يُحِبُّ أَنْ يَكُونَ ثَوْبُهُ حَسَنًا وَنَعْلُهُ حَسَنَةً قَالَ إِنَّ اللَّهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ

“Tidak akan masuk surga seseorang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan sebesar biji sawi. Ada seseorang yang bertanya: Bagaimana dengan seorang yang suka memakai baju dan sandal yang bagus? Beliau menjawab: Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan. Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain,” seperti mengutip laman Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI), Selasa (30/7/2024).

2 dari 4 halaman

Sombong Merusak Diri

Lebih jauh, Imam Nawawi dalam kitab Naṡaiḥul ‘Ibâd menjelaskan bahwa pamer harta dengan sikap sombong dapat membahayakan diri.

Imam Nawawi mengatakan, dari tiga perkara yang dapat menyebabkan manusia rusak, salah satunya ialah membanggakan diri sendiri dengan harta yang dimilikinya.

Hal ini sebagaimana diriwayatkan dari Abdurrahman bin Shakhr dan Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah SAW bersabda:

ثَلَاثٌ مُنْجِيَاتٌ وَ ثَلَاثٌ مُهْلِكَاتٌ وَ ثَلَاثٌ دَرَجَاتٌ وَ ثَلَاثٌ كَفَارَةٌ أَمَّا المنْجِيَاتُ فَخَشْيَةُ اللهِ تَعَالى فِي السِّر ِوَالعَلَانِيَةِ وَالقَصْدُ فِي الفَقْرِ وَالغِنَى وَالعَدْلُ فِي الرِّضَا وَالغَضَبِ وأَمَّ المهلِكَاتُ فَشُحٌّ شَدِيْدٌ وَهَوَى مُتَبَّعٌ وَإِعْجَابُ المرْءِ بِنَفْسِهِ وَأَمَّا الدَّرَجَاتُ فَإِفْشَاءُ السَّلَامِ وَإِطْعَامُ الطَّعَامِ وَالصَّلَاةُ بِاللَّيْلِ وَالنَّاسُ نِيَامٌ وَأَمَّا كَفَارَةُ فَإِسْبَاغُ الوُضُوءِ فِي السَّبَرَاتِ وَنَقْلُ الأَقْدَامِ إِلىَ الجَمَاعَةِ وَانْتِظَارُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الصَّلَاةِ

3 dari 4 halaman

Artinya

“Tiga perkara yang dapat menyebabkan selamat, tiga perkara yang dapat menyebabkan kerusakan, tiga perkara yang dapat mengangkat derajat, dan tiga perkara yang dapat menebus dosa. Adapun tiga perkara yang menentukan keselamatan adalah: takut kepada Allah (taqwa), baik dalam keadaan sepi maupun ramai, penuh kesederhanaan, baik ketika dalam keadaan fakir maupun berkecukupan, dan bersikap adil baik pada waktu senang maupun saat marah.”

“Dan tiga perkara yang dapat menyebabkan rusak adalah: bakhil (pelit) yang berlebihan, mengikuti hawa nafsu, dan membanggakan diri sendiri. Adapun tiga perkara yang dapat mengangkat derajat adalah: menguluk salam, memberi makanan, mengerjakan sholat malam saat orang lain terlelap. Dan tiga perkara sebagai penebus dosa adalah menyempurnakan wudhu ketika cuaca sangat dingin berangkat mengerjakan shalat berjamaah,” (Syekh Nawawi, Nashaihul ‘Ibâd, halaman 51).

4 dari 4 halaman

Pamer Harta di Medsos adalah Bentuk Rasa Insecure

Dari sisi ilmu psikologi, media sosial menjadi tempat orang memamerkan liburan, pengalaman menarik, dan kesuksesan apa pun, sambil menyembunyikan semua hal buruk.

Menurut konsultan psikiater berpengalaman di London, Rafa Euba, seseorang memamerkan harta di media sosial bisa saja karena orang tersebut merasa insecure.

Rasa insecure atau minder inilah yang mendorong seseorang untuk mencoba meningkatkan citra yang dimiliki tentang diri sendiri melalui pamer di media sosial.

“Hal ini sampai batas tertentu dapat mengimbangi rasa insecure kita dan untuk sementara akan membantu kita melupakan beberapa aspek yang kurang menarik dalam hidup kita,” kata Rafa mengutip Psychology Today.

“Masalahnya, tentu saja, semua orang juga melakukan hal yang sama, jadi kita terus-menerus meningkatkan insecure satu sama lain dalam lingkaran setan,” tambahnya.