Sukses

Fakta tentang NOPV2 Vaksin yang Digunakan untuk PIN Polio 2024, Manfaat hingga Efek Samping

Banyak hoaks seputar vaksin termasuk saat gelaran PIN Polio. Berikut fakta sebenarnya tentang vaksin nOPV2.

Liputan6.com, Jakarta Indonesia saat ini tengah menggelar Pekan Imunisasi Nasional Polio atau PIN Polio tahap dua di 27 provinsi.

Pelaksanaan PIN Polio penting dilakukan lantaran Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebut Indonesia masuk kategori berisiko tinggi polio.Pada PIN Polio tahap dua kali ini menyasar 16 420.460 anak yang berusia nol hingga tujuh tahun. Lalu, jenis vaksın yang digunakan adalah nOPV2.

Sempat muncul juga narasi di media sosial yang tidak tepat tentang vaksin nOPV2. Mari ketahui fakta selengkapnya soal vaksin ini.

Vaksin nOPV2 untuk Merespons KLB Polio Tipe 2

Virus polio penyebab penyakit polio ada tiga strain yakni tipe 1, 2 dan 3. Pada pada PIN Polio kali ini vaksin polio tetes novel Oral Polio Vaccine Type 2 (nOPV2) khusus digunakan untuk merespons KLB polio tipe atau strain 2.

Pemberian vaksin ini sesuai rekomendasi yang didapatkan Kementerian Kesehatan dari berbagai badan dan komite seperti Komite Imunisasi Nasional (KIN), Komite Ahli Surveilans PD3I, WHO dan UNICEF.

2 Tetes Vaksin nOPV2

Vaksin nOPV2 bakal diberikan sebanyak dua tetes dalam dua putaran. Antara pemberian berjarak dua hingga empat minggu. Misalnya saat putaran pertama mendapatkan vaksin nOPV pada tanggal 27 Juli 2024, maka bisa mendapatkan kembali di putaran kedua pada 10 Agustus 2024.

 

 

2 dari 4 halaman

Vaksin nOPV2 Sudah Dapat Izin BPOM

Vaksin nOPV2 buatan Biofarma sudah mendapatkan nomor izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan pada Desember 2023. Ini menandakan bahwa vaksin tersebut aman dan layak digunakan.

Bukan Cuma Indonesia, Vaksin nOPV2 Sudah Dipakai di 13 Negara

Selain Indonesia, 13 negara lain sudah memakai vaksin nOPV2. Lalu, uji Klinis Fase III sudah dilakukan di Gambia dan sudah diberikan prakakualifikasi dari WHO.

Perwakilan Komite Nasional PP-KIPI dokter Ellen Roostaty Sianipar menyampaikan, mengenai keamanan vaksin nOPV2 yang digunakan, para ahli telah melakukan pengkajian terkait Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi (KIPI), baik di tingkat nasional maupun di tingkat provinsi. Selain itu, berbagai penelitian menunjukkan vaksin nOPV2 aman dan dapat ditoleransi oleh golongan usia bayi dan anak.

“Data keamanan nOPV2 telah dikaji oleh Global Advisory Committee on Vaccine Safety (GACVS) yang didapatkan dari 253 juta dosis nOPV2 dan telah diberikan di 13 negara. Hasilnya menyimpulkan tidak ada risiko berbahaya dari data yang ada,” kata dr. Ellen Roostaty.

3 dari 4 halaman

Efek Samping dari Vaksin nOPV2: Tidak Ada KIPI Serius

 

Ellen menjelaskan, KIPI nOPV2 di Indonesia menunjukkan setiap satu juta dosis imunisasi yang diberikan, keluhan atau gejala yang dilaporkan lebih rendah dibandingkan dengan data uji klinis.

Pada data uji klinis 1 dan 2 nOPV2 produksi Biofarma, tidak ditemukan KIPI serius pada kelompok bayi dan anak.

“Data keamanan vaksin nOPV2 di Indonesia serta berbagai penelitian menunjukkan imunisasi nOPV2 dapat membantu menghentikan penyebaran virus polio, serta keamanan vaksin merupakan hal penting dalam menjamin kelangsungan program imunisasi dan juga pemberian imunisasi yang benar dapat mengurangi KIPI akibat kekeliruan prosedur,” kata Ellen.

4 dari 4 halaman

Kondisi Anak yang Bisa Dapat Vaksin nOPV2

Pada saat anak mendapatkan vaksin nOPV diharapkan dalam kondisi sehat. Jika ada batuk pilek sedikit meler dengan kondisi anak aktif dan tanpa demam bisa diberikan.

"Batuk pilek boleh kok asalkan enggak demam. Meler-meler doang, makan, minum masih oke, masih begajulan (anak aktif) enggak apa-apa," kata dokter spesialis anak Kanya Ayu Paramastri dalam siaran langsung bersama Kemenkes RI pada Selasa, 30 Juli 2024.

Lalu, anak yang sedang mendapatkan pengobatan TBC juga bisa mendapatkan vaksin tersebut. Kemudian anak yang sedang mengonsumsi antibiotik, kata Kanya, juga boleh mendapatkan vaksin nOPV2.

Namun, Kanya mengatakan ada beberapa kondisi yang tidak bisa diberikan vaksin polio tetes hidup empat kondisi:

- Anak dengan HIV atau tinggal serumah dengan pasien HIV

- Anak dengan terapi yang menyebabkan imunitas turun seperti anak yang sedang jalani kemoterapi atau tinggal serumah dengan orang yang mengalami kondisi tersebut

- Bayi yang lahir dengan berat badan lahir rendah di bawah 2 kg.

- Ditunda pada anak yang sedang demam atau diare. Begitu sudah tidak demam dan tidak diare bisa mendapatkannya