Sukses

Usai Makan Bukan Merasa Berenergi tapi Lelah, Ini 5 Kemungkinan Alasan di Baliknya

Banyak yang berpikir bahwa rasa lelah setelah makan hanya disebabkan oleh porsi makanan besar. Namun, penyebabnya ternyata lebih kompleks.

Liputan6.com, Jakarta Banyak yang berpikir bahwa rasa lelah setelah makan hanya disebabkan oleh porsi makanan besar. Namun, penyebabnya ternyata lebih kompleks.

Selain ukuran porsi, komposisi makanan dan kemampuan tubuh untuk mencernanya juga memainkan peran penting dalam menyebabkan rasa lelah tersebut.

Michael Green, seorang dokter dan pendiri sebuah perusahaan telehealth perawatan menopause, menjelaskan bahwa kelelahan setelah makan biasanya hanya sementara dan ditandai dengan adanya penurunan energi.

"Kelelahan setelah makan, atau dalam istilah medis dikenal sebagai postprandial somnolen, biasanya bersifat sementara dan ditandai dengan tingkat kelelahan ringan atau penurunan tingkat energi setelah makan," kata Green kepada Health.

Memahami penyebab kelelahan setelah makan dapat membantu Anda mengambil langkah-langkah untuk meminimalkan dampaknya pada keseharian dan kesejahteraan Anda.

Berikut ini beberapa penyebab lelah setelah makan, seperti dilansir dari Health pada Kamis, 1 Agustus 2024.

1. Makan Dalam Jumlah Besar

Selama proses pencernaan, aliran darah dialihkan dari bagian tubuh lainnya ke organ pencernaan untuk mendukung pemecahan dan penyerapan makanan.

Green menjelaskan apabila mengonsumsi makanan dalam jumlah besar dan berat, ini bisa menyebabkan penurunan sementara kadar oksigen dan energi ke seluruh tubuh, yang mengakibatkan rasa lelah.

"Makanan yang besar dan berat terutama, dapat menyebabkan penurunan sementara kadar oksigen dan energi ke seluruh tubuh, sehingga ini membuat Anda merasa sangat lelah," kata Green. 

2 dari 6 halaman

2. Gula Darah Tinggi

Gula darah tinggi atau hiperglikemia sering dikaitkan dengan penderita diabetes. Hiperglikemia terjadi ketika terlalu banyak gula tertahan dalam darah dan tidak mencapai sel.

Kondisi ini terjadi ketika tubuh tidak memproduksi cukup insulin atau tidak menggunakan insulin dengan efektif. Insulin berfungsi membantu glukosa masuk ke dalam sel untuk menghasilkan energi.

Meski jarang, orang yang tidak menderita diabetes juga dapat mengalami kadar gula darah tinggi. Makan berlebihan secara umum dapat menyebabkan kadar gula darah tinggi, disertai gejala seperti sakit kepala, kelelahan, dan rasa lemas.

Melanie Murphy Richter, RDN, pemilik Wholistic Ritual, praktik diet integratif, mengatakan hal ini terutama berlaku ketika makan terlalu banyak karbohidrat, terutama karbohidrat olahan.

"Ketika ini terjadi, tubuh dibebani dengan lebih banyak glukosa daripada yang dapat dimanfaatkan insulin dengan baik, yang dapat membuat Anda merasa lelah setelah makan," jelas Richter kepada Health.

3 dari 6 halaman

3. Kurang Tidur

Chester Wu, MD, psikiater dan spesialis pengobatan tidur, mengatakan ketika tubuh tidak mendapatkan waktu tidur yang cukup, bisa berdampak besar pada tingkat energi seseorang setelah makan.

"Tidak mendapatkan cukup tidur restoratif setiap malam dapat memengaruhi tingkat energi pasca-makan secara signifikan, kata Wu kepada Health.

Selain itu, Wu menambahkan bahwa gangguan pada ritme sirkadian yang merupakan siklus tidur-bangun alami tubuh, juga dapat menyebabkan kelelahan terlepas dari konsumsi makanan.

"Pola tidur yang tidak teratur, kerja shift malam, atau jet lag, semuanya dapat mengganggu ritme sirkadian dan menyebabkan kelelahan," tambah Wu.

 

4 dari 6 halaman

4. Gaya Hidup Tidak Aktif

Gaya hidup yang tidak aktif atau kurang bergerak juga menjadi salah satu penyebab kelelahan setelah makan. Hal ini karena otot yang jarang digunakan bisa menjadi melemah, sehingga meningkatkan rasa lelah secara keseluruhan.

"Secara umum, gaya hidup yang tidak aktif dapat menurunkan tingkat energi, sehingga kelelahan setelah makan menjadi lebih terasa," kata Wu.

Dia juga menambahkan bahwa tingkat aktivitas fisik secara keseluruhan dapat mempengaruhi kualitas tidur. Penelitian menunjukkan bahwa olahraga adalah cara efektif untuk meningkatkan baik kualitas maupun kuantitas tidur.

5 dari 6 halaman

5. Kekurangan Nutrisi

Vitamin dan mineral sangat penting untuk kesehatan optimal secara keseluruhan. Nutrisi tertentu, terutama vitamin B, vitamin C, zat besi, magnesium, dan seng, diperlukan untuk produksi energi.

Oleh karena itu, apabila tubuh kekurangan nutrisi bisa menyebabkan rasa kelelahan. Richter menjelaskan kekurangan zat gizi ini dapat menghambat kemampuan tubuh untuk mencerna makanan.

"Hal ini karena komponen-komponen tersebut sangat penting untuk produksi energi dan membantu proses pencernaan. Apabila kekurangan nutrisi, maka dapat menyebabkan peningkatan kelelahan setelah makan," jelas Richter.

6 dari 6 halaman

Makanan Apa yang Menyebabkan Kelelahan Setelah Makan?

Kelelahan setelah makan dapat disebabkan karena makanan itu sendiri. Makanan dan hidangan tertentu, terutama yang kaya akan karbohidrat olahan dan triptofan, dapat membuat Anda merasa lebih lelah setelah mengonsumsinya.

Ini juga melibatkan berbagai faktor, termasuk kepekaan individu, proses pencernaan, dan status kesehatan secara keseluruhan.

Contoh karbohidrat olahan meliputi:

  • Permen
  • Kue kering
  • Makanan dengan pemanis tambahan seperti gula, madu, dan molase
  • Biji-bijian olahan seperti nasi putih, pasta putih, dan sereal sarapan olahan

Makanan yang mengandung triptofan meliputi:

  • Ayam
  • Ayam kalkun
  • Ikan
  • Putih telur
  • Susu
  • Kacang-kacangan
  • Biji labu
  • Biji wijen
  • Biji bunga matahari
  • Kacang kedelai

Triptofan adalah asam amino yang terdapat dalam makanan seperti kalkun dan ayam. Tubuh memanfaatkan triptofan untuk memproduksi hormon melatonin dan serotonin.

Peningkatan kadar melatonin dalam tubuh memberi sinyal bahwa tubuh siap untuk tidur, sementara serotonin juga berperan dalam proses persiapan tidur.

Inilah alasan mengapa banyak orang mengaitkan konsumsi kalkun dengan rasa kantuk, terutama setelah makan besar saat Thanksgiving.