Sukses

Jangan Anggap Remeh Angin Duduk! Cerita Viral Sopir Taksi yang Selamatkan Temannya dengan Keahlian Tak Terduga

Viral! Sopir Taksi Ganti Ban dan Selamatkan Teman dari Serangan Angin Duduk dalam Sekejap!

Liputan6.com, Jakarta - Viral di media sosial tentang seorang sopir taksi yang sedang menolong temannya yang diduga mengalami serangan angin duduk. Insiden ini terjadi di pinggir jalan tol Jorr, Kilometer 25, ketika sopir tersebut sedang mengganti ban mobilnya.

Sopir taksi tersebut dengan sigap dan berhati-hati membantu temannya yang nyaris pingsan dengan memberikan pertolongan pertama yang tepat. Dia memijat badan temannya menggunakan minyak angin.

Angin Duduk Itu Apa?

Dikenal sebagai angina pectoris, angin duduk adalah rasa nyeri atau ketidaknyamanan di dada yang seringkali muncul secara berulang. Kondisi ini terjadi ketika sebagian jantung tidak mendapatkan pasokan darah dan oksigen yang cukup.

Biasanya, angina merupakan tanda adanya penyakit arteri koroner (PJK), yang terjadi ketika arteri yang mengalirkan darah ke jantung mengalami penyempitan atau penyumbatan akibat aterosklerosis atau bekuan darah, seperti dikutip dari situs Johns Hopkins Medicine pada Kamis, 8 Agustus 2024.

Apa yang Dirasakan Penderita Angina?

Menurut Mayo Clinic, angina biasanya digambarkan sebagai tekanan, beban berat, atau sesak di dada, seolah-olah ada sesuatu yang menekan dengan kuat. Nyeri ini bisa muncul sebagai nyeri baru yang memerlukan pemeriksaan medis atau sebagai nyeri berulang yang hilang setelah pengobatan.

  1. Rasa sakit di dada: Biasanya terasa seperti ditekan, diremas, atau diremukkan, umumnya di area dada bawah tulang dada.
  2. Nyeri yang menyebar: Rasa sakit juga bisa menjalar ke punggung atas, kedua lengan, leher, atau cuping telinga.
  3. Sensasi menjalar: Nyeri bisa menjalar ke lengan, bahu, rahang, leher, atau punggung.Sesak napas: Kesulitan bernapas yang sering menyertai nyeri dada.
  4. Kelemahan dan kelelahan: Perasaan lemas dan cepat lelah.
  5. Kepala terasa ringan: Sensasi seperti ingin pingsan.

Biasanya, nyeri dada akibat angina pectoris berkurang dalam beberapa menit setelah beristirahat atau mengonsumsi obat jantung yang diresepkan, seperti nitrogliserin.

Angina menunjukkan bahwa beberapa bagian jantung tidak mendapatkan pasokan darah yang cukup. Menurut situs JHM, jika Anda mengalami angina, risikonya lebih tinggi terkena serangan jantung.

Perhatikan pola gejala Anda, termasuk pemicu nyeri dada, karakteristik nyeri, durasi, dan efektivitas obat. Jika gejala angina tiba-tiba berubah, muncul saat istirahat, atau muncul tanpa diduga, segera hubungi layanan darurat.

Jangan mencoba mengemudi sendiri ke unit gawat darurat, karena Anda mungkin mengalami serangan jantung.

Meskipun angina cukup umum, beberapa orang mungkin kesulitan membedakannya dari jenis nyeri dada lainnya, seperti nyeri ulu hati. 

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Penyakit Angin Duduk Disebabkan Karena Apa?

Menurut National Health Service (NHS), angin duduk atau angina pectoris umumnya terjadi karena penyempitan arteri yang mengalirkan darah ke otot jantung, akibat penumpukan lemak di dinding arteri. Proses ini dikenal dengan istilah aterosklerosis.

Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko aterosklerosis meliputi:

  1. Pola makan yang tidak sehat: Konsumsi makanan tinggi lemak dan kolesterol.
  2. Kurang berolahraga: Aktivitas fisik yang minim dapat memperburuk kondisi.
  3. Merokok: Kebiasaan merokok mempercepat penumpukan plak dalam arteri.
  4. Bertambahnya usia: Risiko aterosklerosis meningkat seiring bertambahnya usia.
  5. Riwayat keluarga: Adanya sejarah aterosklerosis atau masalah jantung dalam keluarga.
  6. Penyebab lainnya: Selain aterosklerosis, angina juga dapat disebabkan oleh kondisi lain yang mempengaruhi jantung dan arteri.

 

 

3 dari 5 halaman

Apa Ciri Ciri Masuk Angin Duduk?

Banyak orang yang mengalami masuk angin duduk atau angina menggambarkan nyeri atau tekanan di dada mereka. Rasa ini sering kali disebut sebagai sensasi tertekan atau sesak.

Menurut Cleveland Clinic, beberapa orang bahkan menganggapnya mirip dengan gangguan pencernaan, sementara lainnya merasa sulit untuk menjelaskan dengan kata-kata.

Ketidaknyamanan ini biasanya dimulai di belakang tulang dada, dan kadang-kadang sulit untuk menentukan sumber pastinya.

Nyeri atau ketidaknyamanan di dada bisa menyebar ke area lain di bagian atas tubuh, seperti leher, rahang, bahu, lengan, punggung, atau perut.

Selain nyeri di dada, kekurangan oksigen pada jantung juga bisa menyebabkan gejala lain yang dikenal sebagai 'angina setara'. Gejala ini mungkin tidak terasa di dada, melainkan berupa:

  1. Kelelahan: Rasa lemas dan cepat lelah.
  2. Mual atau muntah: Rasa tidak nyaman di perut yang bisa berlanjut hingga muntah.
  3. Sesak napas: Kesulitan bernapas atau napas terasa pendek.
  4. Berkeringat berlebihan: Keringat yang keluar tanpa sebab jelas.

 

4 dari 5 halaman

Apakah Penyakit Angin Duduk Sama dengan Penyakit Jantung?

Angina dan serangan jantung keduanya disebabkan oleh penyakit arteri koroner, tapi mereka memiliki perbedaan penting. Angina terjadi ketika aliran darah ke jantung berkurang untuk sementara, tapi tidak menyebabkan kerusakan permanen pada otot jantung.

Sebaliknya, serangan jantung terjadi ketika aliran darah yang berkurang berlangsung lebih lama, menyebabkan sebagian otot jantung mulai mati, seperti dikutip dari Cleveland Clinic.

Perbedaan utama lainnya adalah cara mengatasi rasa sakitnya. Angina biasanya mereda dalam beberapa menit dengan istirahat atau pengobatan seperti nitrogliserin. Namun, pada serangan jantung, istirahat atau pengobatan tidak akan meredakan gejala dan memerlukan perhatian medis segera.

Angina stabil tidak memerlukan perawatan darurat kecuali jika nyeri tiba-tiba memburuk atau tidak hilang setelah istirahat atau pengobatan.

Sementara itu, serangan jantung adalah keadaan darurat yang memerlukan perhatian medis segera. Anda tidak dapat mengatasi serangan jantung sendiri, dan segera menghubungi layanan darurat sangat penting.

Karena itu, penting untuk berdiskusi dengan penyedia layanan kesehatan Anda tentang gejala angina dan mengetahui apa yang dianggap 'normal' bagi Anda.

5 dari 5 halaman

Apa Obat untuk Masuk Angin Duduk?

Jika perubahan gaya hidup tidak cukup untuk meningkatkan kesehatan jantung dan mengurangi gejala angina, Anda mungkin perlu mempertimbangkan penggunaan obat-obatan. Berikut adalah beberapa jenis obat yang bisa diresepkan untuk mengatasi angina atau angin duduk, seperti dikutip dari Mayo Clinic.

1. Nitrat

Obat ini membantu meredakan angina dengan melemaskan dan memperlebar pembuluh darah, memungkinkan lebih banyak darah mengalir ke jantung.

Nitrogliserin, bentuk nitrat yang umum digunakan, biasanya ditempatkan di bawah lidah. Dokter mungkin merekomendasikan penggunaan nitrat sebelum aktivitas yang sering memicu angina, seperti olahraga. Beberapa orang mungkin memerlukannya sebagai terapi jangka panjang.

2. Aspirin

Aspirin bekerja dengan mengurangi pembekuan darah, sehingga memudahkan aliran darah melalui arteri jantung yang menyempit. Ini membantu mengurangi risiko serangan jantung. Namun, penting untuk tidak mulai mengonsumsi aspirin secara rutin tanpa berkonsultasi dengan dokter.

3. Obat Penghambat Penggumpalan Darah

Obat seperti clopidogrel (Plavix), prasugrel (Effient), dan ticagrelor (Brilinta) membantu mencegah trombosit darah saling menempel, sehingga mengurangi risiko penggumpalan darah. Jika aspirin tidak dapat dikonsumsi, salah satu dari obat ini mungkin direkomendasikan.

4. Pemblokir Beta

Obat ini memperlambat detak jantung dan mengurangi kekuatan detakannya, menurunkan tekanan darah dan membantu memperlebar pembuluh darah untuk meningkatkan aliran darah.

5. Statin

Statin membantu menurunkan kadar kolesterol darah, yang merupakan faktor risiko utama penyakit jantung dan angina. Dengan memblokir zat yang diperlukan tubuh untuk memproduksi kolesterol, statin membantu mencegah penyumbatan pada pembuluh darah.

6. Penghambat Saluran Kalsium

Obat ini, juga dikenal sebagai antagonis kalsium, membantu melemaskan dan memperlebar pembuluh darah untuk meningkatkan aliran darah ke jantung.

7. Obat Tekanan Darah Lainnya

Jika Anda mengalami tekanan darah tinggi, diabetes, gejala gagal jantung, atau penyakit ginjal kronis, dokter mungkin meresepkan obat seperti penghambat enzim pengubah angiotensin (ACE) atau penghambat reseptor angiotensin 2 (ARB) untuk membantu mengontrol tekanan darah.

8. Ranolazin

Obat ini mungkin diresepkan untuk angina stabil kronis yang tidak merespons obat lain. Ranolazin dapat digunakan sendiri atau bersama obat angina lainnya.

9. Terapi Non-Obat

Kadang-kadang, metode non-obat seperti peningkatan counterpulsation eksternal (EECP) bisa dilakukan untuk meningkatkan aliran darah ke jantung.

Pada terapi EECP, manset tekanan darah dipasang di sekitar betis, paha, dan panggul. Proses ini memerlukan beberapa sesi perawatan dan dapat membantu mengurangi gejala pada orang dengan angina yang sulit dikendalikan atau angina refrakter.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.