Liputan6.com, Jakarta - Diabetes melitus (DM) adalah salah satu masalah kesehatan global yang semakin mengkhawatirkan, dan banyak orang mencari cara-cara alternatif untuk mengelolanya. Salah satu tanaman herbal yang sering dibicarakan dalam konteks ini adalah kumis kucing (Orthosiphon aristatus).
Tanaman ini, yang dikenal luas di Asia Tenggara termasuk Indonesia, memiliki berbagai manfaat kesehatan. Namun, bagaimana sebenarnya kumis kucing dapat membantu dalam mengatasi diabetes?
Baca Juga
Apakah Kumis Kucing Bisa untuk Diabetes?
Kumis kucing mengandung berbagai senyawa aktif yang diyakini berperan dalam menurunkan kadar gula darah. Menurut Dr Danang Ardiyanto MKM, Pakar Tanaman Obat dan Obat Tradisional dari RSUP Sardjito Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), kumis kucing mengandung flavonoid, saponin, tanin, dan komponen antioksidan. Senyawa-senyawa ini memiliki potensi untuk meningkatkan sensitivitas reseptor insulin dan melindungi sel beta pankreas yang memproduksi hormon insulin.
Advertisement
"Antioksidan melindungi sel beta pankreas yang memproduksi hormon insulin dari kerusakan," katanya kepada Health Liputan6.com melalui sambungan telepon pada Kamis, 8 Agustus 2024.
Apakah Kumis Kucing Dapat Menurunkan Gula Darah?Â
Salah satu cara kumis kucing bekerja adalah dengan meningkatkan sensitivitas reseptor insulin. Flavonoid dan tanin yang terdapat dalam kumis kucing membantu meningkatkan efektivitas insulin dalam tubuh.
Insulin adalah hormon yang penting untuk mengontrol kadar gula darah. Ketika reseptor insulin lebih sensitif, tubuh dapat menggunakan insulin dengan lebih efisien untuk mengatur kadar gula darah.
Â
Mengurangi Stres Oksidatif
Diabetes sering kali disertai dengan peningkatan stres oksidatif, yang dapat merusak sel-sel tubuh, termasuk sel beta pankreas. Senyawa antioksidan dalam kumis kucing membantu mengurangi stres oksidatif ini, sehingga melindungi sel-sel yang penting untuk produksi insulin.
Dengan demikian, kumis kucing tidak hanya membantu menurunkan kadar gula darah tetapi juga mendukung kesehatan pankreas.
Menghambat Pencernaan Karbohidrat
Kumis kucing juga dapat mempengaruhi pengolahan karbohidrat dalam tubuh. Ekstrak kumis kucing memiliki kemampuan untuk menghambat aktivitas enzim alfa-glukosidase. Enzim ini berperan dalam mengubah karbohidrat menjadi gula di usus. Dengan menghambat enzim ini, kumis kucing dapat membantu mengurangi jumlah gula yang diserap ke dalam aliran darah, sehingga membantu mengelola kadar gula darah.
Â
Advertisement
Pengunaan Kumis Kucing untuk Diabetes
Meskipun kumis kucing memiliki potensi manfaat bagi penderita diabetes, Danang mengingatkan bahwa penggunaan herbal ini sebaiknya dikonsultasikan dengan dokter.
Kumis kucing lebih cocok untuk kondisi pencegahan seperti pre-diabetes, ketika kadar gula darah masih berada dalam rentang yang lebih tinggi dari normal tetapi belum mencapai tingkat diabetes. Bagi penderita diabetes dengan kadar gula darah tinggi, penggunaan kumis kucing sebaiknya dikombinasikan dengan pengobatan konvensional dan dilakukan di bawah pengawasan tenaga medis.
Â
Menggabungkan Kumis Kucing dengan Terapi Lain
Dalam pengobatan diabetes, pendekatan multidimensi sangat penting. Danang, mengatakan, kumis kucing bisa menjadi tambahan yang bermanfaat dalam terapi, tapi tidak boleh menggantikan pengobatan utama.
Pendekatan yang efektif termasuk pola makan yang sehat, olahraga rutin, dan pengelolaan stres. Selain itu, penting untuk berhati-hati dalam menggabungkan herbal dengan obat konvensional karena interaksi yang tidak tepat bisa mengakibatkan penurunan gula darah yang berlebihan.
Â
Advertisement
Penyakit Apa Saja yang Bisa Disembuhkan oleh Kumis Kucing?
Kumis kucing memiliki berbagai khasiat kesehatan yang dapat membantu dalam pengobatan beberapa penyakit dan kondisi kesehatan, antara lain:
1. Pengobatan Saluran Kemih, Batu Ginjal, dan Tekanan Darah Tinggi
Kumis kucing meningkatkan produksi urine, yang membantu mengeluarkan racun dan kelebihan garam dari tubuh. Menurut Danang, khasiat ini sangat berguna untuk mengatasi infeksi saluran kemih, batu ginjal, dan tekanan darah tinggi.
2. Menurunkan Risiko Kanker dan Penyakit Jantung
Danang menjelaskan bahwa kumis kucing kaya akan antioksidan, seperti flavonoid dan sinensetin, yang berfungsi melawan radikal bebas dan mencegah kerusakan sel. Antioksidan ini dapat mengurangi risiko penyakit kronis, termasuk kanker dan penyakit jantung.
3. Mengurangi Nyeri dan Peradangan
Dengan kandungan antiinflamasi yang dimilikinya, kumis kucing efektif dalam mengurangi peradangan dan nyeri, sehingga bermanfaat untuk kondisi seperti arthritis dan infeksi.
4. Aktivitas Antibakteri
Ekstrak kumis kucing memiliki sifat antibakteri yang membantu melawan infeksi bakteri, terutama di saluran kemih.
5. Membantu Mengatasi Diabetes
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kumis kucing dapat menurunkan kadar gula darah, menjadikannya bermanfaat untuk penderita prediabetes dan diabetes.
6. Menurunkan Kadar Kolesterol
Konsumsi kumis kucing dapat membantu menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) serta meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL), yang mendukung kesehatan jantung.
Bolehkah Minum Rebusan Daun Kumis Kucing Setiap Hari?
Mengonsumsi kumis kucing setiap hari dapat memberikan berbagai manfaat kesehatan. Namun, penting untuk melakukannya dengan bijaksana dan jika perlu, di bawah pengawasan medis.
Danang mengingatkan pasien untuk memastikan menjaga asupan cairan yang cukup dan memperhatikan bagaimana tubuh Anda merespons konsumsi rutin tanaman ini. Berikut beberapa risiko yang perlu diperhatikan.
1. Dehidrasi
Karena sifat diuretiknya, kumis kucing dapat menyebabkan dehidrasi jika asupan cairan tidak mencukupi. Pastikan Anda minum cukup air untuk menjaga keseimbangan tubuh.
2. Ketidakseimbangan Elektrolit
Penggunaan kumis kucing dalam jangka panjang bisa mengakibatkan ketidakseimbangan elektrolit, seperti kehilangan natrium dan kalium melalui urine. Monitor keseimbangan elektrolit Anda secara berkala.
3. Interaksi dengan Obat-obatan
Kumis kucing dapat berinteraksi dengan beberapa obat, seperti diuretik, obat tekanan darah, dan obat diabetes. Jika Anda sedang mengonsumsi obat-obatan ini, konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter.
4. Reaksi Alergi
Walaupun jarang, beberapa orang mungkin mengalami reaksi alergi terhadap kumis kucing. Perhatikan gejala yang tidak biasa dan hentikan penggunaannya jika Anda mengalami reaksi negatif.
Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence
Advertisement