Sukses

6 Alasan Seseorang Tetap Selingkuh meski Berada Dalam Hubungan yang Bahagia

Kerap tak habis pikir dengan orang yang tampaknya memiliki pernikahan bahagia tapi malah selingkuh. Kenapa sih begitu? Pakar ungkapkan alasan dari sudut pandang orang yang selingkuh.

Liputan6.com, Jakarta Pasangan yang punya hubungan bahagia umumnya diasosiasikan dengan pasangan yang saling mencintai dan setia satu sama lain. Kenyataanya, ada juga pasangan yang tampak bahagia tapi ternyata salah satunya selingkuh.

Bagi banyak orang, tentu sulit memahami alasan pernikahan bahagia kok malah selingkuh. Terkait hal ini, ternyata bisa saja bukan soal hubungan tersebut melainkan tentang hubungan orang itu dengan dirinya sendiri yang tidak bahagia.

"Sering kali ini lebih tentang ketidakbahagiaan orang itu dengan diri sendiri," kata terapis pernikahan berlisensi, Aurisha Smolaraski.

Berikut beberapa alasan orang yang tampaknya berada dalam hubungan yang bahagia dan sehat tapi malah selingkuh. Selengkapnya mengutip dari laman Best Life, Minggu, 11 Agustus 2024.

1. Rasa Percaya Diri Rendah

"Seseorang dengan percaya diri yang rendah menyebabkan perasaan hampa, terputus hubungan, malu, bersalah, dan tidak berharga," kata psikolog klinis Monica Vermani.

Menurut konselor kesehatan mental Stacy Thiery, orang tersebut mencari perhatian, kasih sayang, dan validasi eksternal untuk meningkatkan rasa harga diri mereka.

"Bahkan dalam hubungan yang penuh cinta dan bahagia, seseorang mungkin merasa tidak menarik atau mengalami masalah citra tubuh," jelas Ken Fierheller, seorang psikoterapis terdaftar.

"Meskipun pasangan mereka mungkin meyakinkan mereka bahwa mereka merasa diinginkan atau menarik, tapi ketika ada godaan atau didekati oleh orang baru hal itu dapat memberikan dorongan untuk selingkuh."

 

2 dari 5 halaman

2. Menikmati Hentakan Dopamin

Riset menunjukan pengalaman baru membuat tubuh melepaskan dopamin sebuah zat kimia otak yang membuat perasaan senang dan termotivasi.

"Karena itu, menjalin hubungan asmara dengan orang baru dapat memberikan dorongan zat kima yang membuat merasa senang lebih dari biasanya," kata terapis pernikahan Renee Zavislak.

"Saya ingat seorang klien yang sangat mencintai pasangannya tetapi akhirnya berselingkuh hanya karena ingin sensasi hal baru," ungkap Kristie Tse, konselor kesehatan mental berlisensi.

Mengingat ada aspek ini maka Thiry mengatakan sangat penting bagi pasangan dalam hubungan jangka panjang untuk terus mencari pengalaman baru bersama-sama guna melawan kebosanan.

3. Kebutuhan Seksual yang Berbeda

Terkadang, ketika pasangan memiliki gairah seksual yang tidak cocok, bisa membuat pasangan yang memiliki dorongan seks yang lebih tinggi mencari cara untuk memenuhi kebutuhan mereka di luar ruangan seperti dismpaikan psikoterapis Ken Fierheller.

Jika seseorang merasa terus-menerus tidak puas dalam kehidupan seksnya, mereka mungkin lebih cenderung untuk tergelincir dan mengambil kesempatan untuk berhubungan intim dengan orang lain.

Inilah sebabnya Fierheller mengatakan sangat penting untuk melakukan percakapan yang teratur, terbuka, dan jujur ​​tentang kebutuhan dan keinginan dalam kehidupan seksual. Semakin banyak berkomunikasi, semakin besar kemungkinan Anda dan pasangan menemukan jalan tengah dalam hal seks yang cocok.

 

3 dari 5 halaman

4. Pengalaman Masa Lampau

Pengalaman traumatis dari masa lalu seseorang juga dapat mendorong seseorang untuk berselingkuh. Misalnya, jika pernah menyaksikan perselingkuhan saat tumbuh dewasa, hal itu bisa menimbulkan persepsi bahwa perselingkuhan adalah hal yang wajar.

"Orang-orang yang dibesarkan di rumah di mana orang tua berselingkuh dari pasangannya sering kali mengulangi pola ini," kata Vermani.

"Mereka mungkin mengalami kesulitan untuk memercayai atau meyakini bahwa pasangan romantis mereka akan setia kepada mereka."

 

4 dari 5 halaman

5. Kesepian

Ketidakhadiran fisik pasangan dapat menjadi faktor pendorong seseorang untuk berselingkuh. Misalnya pasangan kerap bekerja ke luar kota sementara yang satu di rumah hal ini membuat sosok itu kesepian.

"Meskipun mereka memiliki niat untuk menghabiskan hidup bersama pasangannya dan memahami bahwa perjalanan itu mungkin hanya sementara, mereka mulai membuka diri terhadap teman eksternal untuk mengisi kekosongan. Ini dapat terjadi baik secara sengaja maupun secara kebetulan ketika kesempatan itu muncul," kata terapis pernikahan dan keluarga berlisensi Rachel Goldberg.

 

5 dari 5 halaman

6. Pelarian dari Stresor

 Seseorang yang dulunya suka berkelahi atau minum berlebihan akan menghentikan perilaku tersebut seiring bertambahnya usia, menjalin hubungan, atau memiliki anak. Namun, mereka mungkin terus mencari semacam sensasi dan melarikan diri dari stresor yang mereka hadapi di rumah.

"Hal ini bisa yang menyebabkan orang tersebut bertindak berdasarkan dorongan dan melakukan perselingkuhan," kata Goldberg.

Kabar baiknya, kata Goldberg, ada cara untuk meningkatkan pengendalian impuls melalui terapi.