Liputan6.com, Jakarta Kesehatan ibu dan anak merupakan prioritas utama dalam sistem kesehatan Indonesia. Sayangnya, angka kematian ibu pascapersalinan di Indonesia masih tergolong tinggi, menempatkan negara ini di peringkat kedua tertinggi di ASEAN dengan angka 189 per 100.000 kelahiran hidup menurut data sensus penduduk 2020 yang dibagikan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI). Salah satu penyebab utama kematian ibu ini adalah perdarahan pascapersalinan (PPH).
Peran Vital Bidan dalam Sistem Kesehatan
Bidan merupakan pilar utama dalam sistem kesehatan yang tangguh. Mereka tidak hanya bertugas dalam membantu persalinan, tapi juga dalam pencegahan dan penanganan komplikasi pascapersalinan. Bidan memainkan peran penting dalam memantau kondisi ibu setelah melahirkan, terutama dalam menangani risiko perdarahan.
Baca Juga
Jamiliatus Sa’Diyah, seorang bidan dan influencer, menekankan pentingnya dukungan yang memadai bagi para bidan di seluruh Indonesia untuk menurunkan angka kematian ibu, khususnya yang disebabkan oleh perdarahan pascapersalinan.
Advertisement
"Untuk mencapai tujuan ini, kita perlu memastikan bahwa setiap ibu memiliki akses yang mudah terhadap pelayanan kesehatan berkualitas," ujarnya dalam temu media bersama Ikatan Bidan Indonesia (IBI) di Jakarta.
Â
Tantangan yang Dihadapi Para Bidan
Meski memiliki peran yang sangat krusial, para bidan di Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan.
Kesenjangan kualitas pelayanan, terutama di daerah terpencil, serta ancaman seperti perdarahan pascapersalinan mengharuskan Indonesia untuk memperkuat sistem pendidikan dan pelatihan bidan. Dalam hal ini, pelatihan berkelanjutan sangat penting untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan bidan dalam menangani berbagai kasus kebidanan.
Dukungan dari UNFPA dan Danone Indonesia
UNFPA (United Nations Population Fund) mendukung optimalisasi peran bidan dengan meluncurkan rangkaian kegiatan edukasi untuk meningkatkan kapasitas mereka di Indonesia.
Dr. Sandeep Nanwani, dokter spesialis kesehatan seksual dan reproduksi UNFPA, menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan membekali bidan dengan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk memberikan pelayanan berkualitas.
"Dengan demikian, bidan tidak hanya berperan sebagai tenaga kesehatan, tetapi juga sebagai sosok yang dipercaya dan diandalkan oleh masyarakat," ujarnya.
Â
Advertisement
Berperan Aktif dalam Penelitian
Selain itu, Danone Indonesia juga berperan aktif dalam penelitian mengenai berbagai isu kesehatan ibu dan anak. Dr. Ray Wagiu Basrowi, direktur sains medis Danone Indonesia, menyampaikan bahwa perusahaan telah melakukan 84 penelitian mengenai kesehatan ibu dan anak, termasuk anemia dan stunting.
Penelitian-penelitian ini bertujuan menemukan solusi yang efektif dalam mengatasi masalah kesehatan, termasuk pendarahan pascapersalinan. Ray juga menekankan pentingnya skrining anemia sebagai langkah preventif untuk mengurangi prevalensi anemia pada ibu hamil, yang dapat mencegah risiko pendarahan pascapersalinan.
Â
Kolaborasi dan Tindakan Preventif
Dr. Detty Siti Nurdiati, dokter spesialis obstetri dan ginekologi dari Perhimpunan Obstetri dan Ginekologi Indonesia, menekankan pentingnya tindakan preventif seperti skrining faktor risiko untuk mencegah kematian ibu akibat perdarahan pascapersalinan.
"Setiap persalinan dapat menyebabkan pendarahan. Oleh sebab itu, setiap bidan yang siap menangani persalinan, harus siap juga menangani pendarahan pascapersalinan," katanya.
Dengan kolaborasi antara berbagai pihak, termasuk pemerintah, lembaga internasional, dan sektor swasta, serta pelatihan dan dukungan yang memadai untuk bidan, angka kematian ibu di Indonesia dapat diturunkan secara signifikan.
Penting bagi semua pihak untuk bekerja sama dalam memberikan akses kesehatan yang berkualitas dan meningkatkan kapasitas bidan dalam menghadapi tantangan kesehatan ibu.
Â
Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence
Advertisement