Sukses

5 Masalah Kaki yang Dapat Terjadi Akibat Penuaan, Kapalan hingga Perubahan Kuku

Masalah kaki terkait penuaan yang paling umum adalah masalah yang memengaruhi kulit, jaringan ikat, sendi, kuku, dan sirkulasi darah.

Liputan6.com, Jakarta - Kaki adalah bagian tubuh yang turut terdampak oleh proses penuaan. Sebagai penopang tubuh sepanjang hidup, fungsi kaki akan menurun seiring bertambah usia.

Perubahan ini cenderung berkembang secara bertahap karena melambatnya pergantian sel dan produksi kolagen. Saat kulit mulai menipis, lapisan lemak juga akan menjadi bantalan pada telapak kaki dan tumit.

“Perubahan ini dapat menimbulkan masalah stabilitas yang memengaruhi lutut, pinggul, dan punggung bawah. Pengikisan tulang rawan di ruang sendi secara bertahap, bersamaan dengan peradangan bursa dan tendon turut menambah beban pada kaki,” mengutip tulisan yang ditinjau ulang oleh ahli podiatri (spesialis kaki) Danielle McNeil, D.P.M dalam Verywell Health, Senin (19/8/2024).

Masalah kaki terkait penuaan yang paling umum adalah masalah yang memengaruhi kulit, jaringan ikat, sendi, kuku, dan sirkulasi darah, termasuk:

Kapalan

Kulit kering, terutama di telapak kaki, merupakan masalah yang mungkin memerlukan penggunaan pelembap setiap hari untuk mencegah pecah-pecah dan infeksi. Penipisan kolagen secara bertahap, yang diperburuk oleh kurangnya perawatan kaki yang konsisten, dapat menyebabkan terbentuknya tumit pecah-pecah dan kapalan.

Jika tidak ditangani, kulit pecah-pecah di sekitar tumit dapat menyebabkan nyeri saat berjalan atau bahkan berdiri.

Telapak Kaki Datar

Seiring bertambahnya usia, jaringan ikat yang disebut ligamen dapat mulai meregang, mengurangi tinggi lengkungan kaki dan menyebabkan kondisi yang dikenal sebagai kaki rata (pes planus).

Rasa sakit yang disebabkan oleh pes planus, yang biasanya berkembang di bagian tengah kaki, cenderung meningkat seiring aktivitas dan sering kali disertai pembengkakan di sepanjang pergelangan kaki bagian dalam dan lengkungan. Nyeri pinggul, lutut, dan punggung bawah juga sering terjadi.

Kaki datar juga dapat mengubah sudut kaki, menyebabkan overpronasi, hilangnya stabilitas, dan peningkatan risiko keseleo pergelangan kaki.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Tendon Achilles Semakin Pendek

Jenis jaringan ikat lain, yang dikenal sebagai tendon, bisa mulai kehilangan air seiring bertambahnya usia. Tendon menghubungkan otot ke tulang dan jika ini memendek karena kehilangan air, gaya berjalan mungkin akan lebih kaku karena kurang mampu melenturkan pergelangan kaki, bagian tengah kaki, dan jari kaki.

Hal ini terutama berlaku pada tendon Achilles yang menghubungkan otot betis dengan tulang tumit (kalkaneus).

“Kecuali jika Anda mengambil langkah-langkah untuk meregangkan tendon Achilles secara rutin, Anda mungkin berisiko lebih besar mengalami robekan atau pecah jika Anda memaksakan jaringan secara berlebihan (misalnya dengan melompat atau berlari menaiki tangga secara paksa).”

3 dari 4 halaman

Hammertoe

Hammertoe adalah lengkungan abnormal pada sendi di satu atau lebih jari kaki, biasanya disebabkan oleh penggunaan sepatu sempit atau sepatu hak tinggi yang memaksa jari kaki masuk lebih dalam ke dalam kotak jari kaki.

Hammertoes rentan terhadap kapalan, kekakuan sendi, rasa tidak nyaman, bengkak, dan nyeri.

Setelah berkembang, hammertoes pada dasarnya bersifat permanen kecuali jika pembedahan (seperti arthrodesis atau artroplasti) dapat menyelaraskan kembali sendi jari kaki.

Peregangan dapat membantu memulihkan sebagian mobilitas tetapi tidak serta merta membalikkan kondisi tersebut. Bantalan jari kaki, belat, dan sepatu yang pas dapat membantu meringankan beberapa ketidaknyamanan dan rasa sakit.

4 dari 4 halaman

Perubahan Kuku Kaki

Kuku kaki biasanya menjadi lebih tebal dan rapuh seiring bertambahnya usia, sehingga lebih sulit untuk dipotong dan dirawat. Salah satu alasannya adalah pertumbuhan kuku cenderung melambat seiring dengan penurunan produksi hormon pada orang dewasa yang lebih tua.

Estrogen dan testosteron merangsang produksi keratin dan berkontribusi pada penampilan kuku kaki dan kuku yang halus dan kencang. Ketika hormon-hormon ini menurun, berkurangnya pasokan dapat menyebabkan kuku berubah warna, retak, dan membentuk tonjolan dan lapisan yang tidak rata.

Meskipun perawatan kuku yang tepat dapat memperbaiki penampilan kuku secara signifikan, hal itu mungkin tidak cukup untuk sepenuhnya menghindari perubahan terkait penuaan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.