Sukses

Kepala BPOM Taruna Ikrar Ungkap 5 Prioritasnya, Termasuk soal Harga Obat

Bakal ada lima prioritas utama yang bakal Taruna Ikrar jalankan saat pimpin BPOM tersebut termasuk soal harga obat-obatan yang tidak lebih mahal dari negara tetangga.

Liputan6.com, Jakarta Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI) Taruna Ikrar mengatakan bahwa kinerja badan tersebut sangat kompleks. Namun, bakal ada lima prioritas utama yang bakal ia jalankan saat pimpin badan tersebut termasuk soal obat-obatan.

“Ada lima prioritas utama yang menjadi pointer digarisbawahi pimpinan kita, Bapak Presiden RI," kata Taruna.

Pertama, mengenai nutrisi atau makanan. Taruna mengatakan bahwa BPOM punya peran dalam memastikan makanan atau produk minuman dan sebagainya yang diminum masyarakat itu aman sesuai dengan kandungan gizi, baik, dan sehat.

Kedua, berbicara tentang obat yang perlu diperhatikan dengan saksama. "Obat itu kan luas ada obat chemical, produk biologi, termasuk yang kita sebut fitofarmaka atau obat tradisional, itu juga harus menjadi perhatian,” kata Taruna.

Lalu, dalam konteks obat, pria lulusan Farmakologi Universitas Indonesia itu bakal meningkatkan koordinasi antarlembaga, antara lain dengan Kementerian kesehatan, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), dan Badan Gizi. “Ini perlu sinkronisasi secara baik," lanjut Taruna pada Senin, 19 Agustus 2024.

Kemudian, Taruna juga mengatakan bahwa perlu ada regulasi yang baik agar harga obat dalam negeri tidak mahal dari negara tetangga.

"Yang bikin mahal karena bahan baku obat masih impor hampir 90 persen,” tuturnya lagi dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com.

 

2 dari 4 halaman

Perlu Inovasi

Terakhir, Taruna menyoroti perlu adanya inovasi obat-obatan baru. Lalu, diperlukan reformasi regulasi karena menyangkut reputasi Indonesia di mata global. Ia ingin bahwa BPOM setara dengan FDA (Food and Drug Administration) Amerika Serikat.

“Reputasi Indonesia sangat penting karena Indonesia merupakan negara berpenduduk ke-4 terbesar di dunia, negara terbesar di Asia Tenggara. Tapi kita masih dianggap belum setara dengan negara maju. Nah! ini waktunya Indonesia membuktikan bahwa kita [BPOM] setara dengan FDA di negara-negara maju,” pungkas Taruna

3 dari 4 halaman

Taruna Ikrar Jadi Kepala BPOM Baru

Presiden Joko Widodo (Jokowi) melantik Taruna Ikrar menjadi Kepala BPOM RI (Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia) di Istana Negara Jakarta pada Senin, 19 Agustus 2024.

Sejak Maret 2024 Taruna telah menjalani serangkaian evaluasi untuk uji kepatutan sebagai kandidat kepala BPOM menggantikan posisi Penny K Lukito atas rekomendasi presiden terpilih Prabowo Subianto.

"Itu atas rekomendasi presiden terpilih sebetulnya, Bapak Prabowo," kata Taruna Ikrar mengutip Antara.

Hasil dari uji kepatutan itu, kata Taruna, kemudian diproses oleh Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin.

"Akhirnya semalam, pada interview terakhir, diputuskan lah, dan pada akhirnya juga terima kasih banyak kepada Bapak Presiden Jokowi yang telah mengangkat dan melantik kami," katanya.

4 dari 4 halaman

Siapa Taruna Ikrar Kepala BPOM Baru?

Taruna Ikrar kelahiran Makassar, 15 April 1969 adalah seorang dokter, peneliti dan pengajar. Taruna Ikrar mendalami ilmu farmakologi, jantung, saraf yang juga pemegang paten metode pemetaan otak manusia pada 2009.

Taruna Ikrar menjadi dokter pada 1997 setelah menempuh pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Hasanudin Makasar. 

Anak kelima dari 10 bersaudara itu kemudian melanjutkan studi magister Biomedik dengan kekhususan Farmakologi di Universitas Indonesia seperti mengutip dalam video yang diunggah di akun Youtube Universitas Malayahati. 

Ia meraih beasiswa dari pemerintahan Jepang untuk meneruskan pendidikan spesialis penyakit jantung di Universitas Niigata, Jepang. Serta menempuh program post-doctoral di bidang Neurosains di School of Medicine, University of California, Amerika Serikat.

Taruna Ikrar juga pernah menjabat di sejumlah jabatan strategis seperti spesialis laboratorium di departemen anatomi dan neurobiologi di Universitas California di Irvine, AS. 

Sosoknya juga dikenal sebagai anggota tim peneliti untuk obat dan vaksin di ASGCT California, Amerika Serikat.

Video Terkini