Sukses

Mengenal Teknik Botox dan Filler, Perawatan Estetika agar Terlihat Lebih Muda

Botox dan filler adalah dua perawatan kecantikan yang populer di kalangan wanita yang membantu agar terlihat awet muda.

Liputan6.com, Jakarta Saat ini teknologi perawatan estetika makin dekat dengan masyarakat. Botox dan filler adalah dua perawatan kecantikan yang populer di kalangan wanita yang membantu agar terlihat awet muda.

Lalu, apa beda cara juga manfaat dari botoks dan filler?

Botox

Botox atau botoks adalah perawatan kecantikan untuk menangani kerutan pada wajah. Kerutan yang biasanya ditangani dengan suntik botox meliputi garis kerutan di antara alis, di ujung luar mata dan kerutan pada dahi.

“Botulinum toksin (botox) pada dasarnya berguna untuk melemaskan otot-otot yang hiperaktif,” kata dokter spesialis kulit dan kelamin Ricky Maharis beberapa waktu lalu

Botox terbukti efektif untuk mengurangi tampilan garis halus dan kerutan pada wajah. Botoks bekerja dengan menghambat kontraksi otot yang menyebabkan garis-garis ekspresi.

Filler

Filler bukanlah termasuk operasi plastik lantaran tindakan non invasif.

Filler adalah proses penyuntikan cairan hyaluronic acid ke dalam lapisan kulit. Perawatan ini untuk meremajakan kulit dan mengisi kekosongan wajah. Metode suntik filler juga bisa menghilangkan kerutan, menghaluskan kulit hingga memperbaiki bentuk wajah.

Dokter spesialis bedah plastik, rekonstruksi, dan estetika Arif Rahmat Muharram mengatakan bahwa filler memiliki jenis bermacam-macam. Orang Awam biasa menyebutnya kental banget, agak kental, dan ada yang encer atau permanen tergantung lokasi injeksinya.

"Untuk daerah kelopak mata, kayak mata panda atau mata hitam, Arif biasanya pakai yang lebih encer, dan itu bisa bertahan enam bulan."Kalau di hidung mungkin enam bulan sampai satu tahun, tergantung," kata Arif beberapa saat lalu.

Di dunia estetika, kata Arif, seorang pasien mesti tahu kapan harus mengisi dan kapan harus mengurangi.

2 dari 3 halaman

Wajib Dikerjakan Dokter Kompeten

Ricky yang merupakan dermatolog lulusan Universitas Udayana Bali itu mengatakan bahwa orang yang menginginkan botoks adalah sosok yang mempertimbangkan estetika.

“Kalau dari opini dari dokter, botoks boleh-boleh saja dikerjakan, asal, sesuai dosis dan yang mengerjakan juga harus berkompetensi,” kata Ricky.

Ricky menggarisbawahi bahwa tindakan tersebut harus dilakukan oleh dokter yang kompeten.

“Botulinum toksin (botoks) itu dikerjakan oleh dokter estetik ataupun dokter kulit," katanya.

3 dari 3 halaman

Efek Samping dari Botox dan Filler

Berbicara tentang efek samping, dua perawatan tersebut memiliki risiko yang tinggi. Baik botox maupun filler sama-sama memiliki risiko yang cukup tinggi. Bila dilakukan dengan cara yang salah bisa berdampak fatal seperti disampaikan dokter Denny Archiando seperti mengutip Lifestyle Liputan6.com.

Setelah disuntik botox, wajah akan mengalami memar dan nyeri hingga bengkak di area wajah. Maka bila ingin in botox pastikan tidak memiliki acara penting seminggu ke depan.

"Pastikan tidak ada acara seminggu setelahnya, karena usai botoks pasti ada down time, seperti kulit di area suntikan yang membiru,” Ricky menjelaskan.

Sementara itu, filler juga berisiko tinggi ketika zat filler disuntikkan. Zat tersebut akan langsung masuk ke pembuluh darah seseorang sehingga memungkinkan akan terjadi penyumbatan pembuluh darah.

Selain itu, kata Denny, ada risiko alergi pada wajah bila zat yang disuntikkan tidak cocok dengan kondisi tubuh,

Maka itu, sebelum menjalani metode botox atau filler ini, Anda wajib terlebih dahulu mengetahui risiko yang akan dialami.