Sukses

Ciri-Ciri Anak Korban Perundungan, Salah Satunya Sering Mengeluh Sakit agar Tak Sekolah

Orangtua mesti peka terhadap perubahan yang terjadi pada anak. Mulai dari sikap hingga keluhan-keluhan.

Liputan6.com, Jakarta Orangtua mesti peka terhadap perubahan yang terjadi pada anak. Mulai dari sikap hingga keluhan-keluhan yang ia ungkapkan bisa saja menjadi kode anak menjadi korban bullying atau perundungan seperti disampaikan psikolog klinis anak Dewinta Ariani.

Dewinta mengungkapkan anak yang menjadi korban perundungan biasanya menjadi lebih pendiam atau tertutup dan menunjukkan sikap yang berbeda dari kebiasaannya.

Lalu ada perubahan dalam hubungan sosial, menghindari interaksi sosial, serta tampak cemas atau takut ketika hendak pergi ke sekolah atau menghadiri kegiatan tertentu. Kemudian bila ada penurunan prestasi akademik tanpa alasan jelas patut juga dicurigai.

"Penurunan prestasi akademik tanpa alasan yang jelas perlu diwaspadai oleh orang tua," kata dosen psikologi di Universitas Negeri Jakarta itu mengutip Antara.

Perubahan Pola Tidur

Menurut dia, anak korban perundungan juga dapat mengalami perubahan pola tidur dan nafsu makan. Misalnya tiba-tiba susah tidur malam dan kehilangan nafsu makan.

Anak yang menjadi korban perundungan dapat menjadi lebih sering mengeluh sakit fisik agar tidak harus pergi ke sekolah.

"Anak sering mengeluh sakit fisik, seperti sakit kepala atau perut, yang mungkin digunakan sebagai alasan untuk tidak pergi ke sekolah," katanya

Lalu bila orang melihat luka atau memar yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya oleh anak itu juga perlu dicari tahu.

Menurut Dewinta, orang tua juga harus memperhatikan perubahan perilaku anak serta segera mengambil langkah untuk mencari tahu penyebab dan memberikan dukungan yang diperlukan oleh anak.

.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Pesan Kepada Orangtua dari Pelaku Bullying

 Kepada orangtua dan guru dari anak-anak yang menjadi pelaku kekerasan, Dewinta mengatakan bahwa orang dewasa di sekitarnya harus memberikan pendampingan emosional, mendengarkan curahan perasaan mereka, dan membantu mereka memproses perasaan yang muncul akibat perundungan.

"Edukasi tentang cara mengatasi rasa sakit tanpa melukai orang lain serta membangun rasa percaya diri juga sangat penting dalam mencegah siklus bullying berlanjut," katanya.

3 dari 3 halaman

Penyelesaian Tepat Bisa Cegah Korban menjadi Pelaku Bullying

​​​​​​​

Dewinta menyampaikan bahwa tidak semua korban perundungan akan menjadi pelaku jika mendapatkan bantuan dan dukungan yang tepat.

Terapi atau konseling dapat membantu mereka mempelajari cara-cara yang sehat untuk mengatasi perasaan.

​​​​​​​Selain itu, ia mengatakan, lingkungan yang penuh kasih sayang dan dukungan di rumah maupun di sekolah dapat membantu mencegah korban perundungan mengembangkan perilaku agresif di kemudian hari.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.