Sukses

Penglihatan Ganda di Satu atau Kedua Mata, Kenali Penyebab Gejala dan Penanganan Diplopia

Pasien dengan gangguan penglihatan ganda atau diplopia akan mengalami gejala berbeda sesuai dengan jenisnya.

Liputan6.com, Jakarta - Ada beragam gangguan penglihatan, salah satunya yakni penglihatan ganda atau diplopia. Bahkan gangguan penglihatan ini pun ada dua jenis, seperti disampaikan dokter spesialis mata dr Salmarezka Dewiputri, SpM(K) dari RSUPN Dr Ciptomangunkusumo Jakarta.

"Diplopia adalah kondisi di mana seseorang melihat dua gambar dari satu objek," kata Salma di Jakarta, Rabu, dilansir ANTARA.

Dia menambahkan, "Kondisi diplopia atau penglihatan ganda ada dua jenis, pertama adalah diplopia monokular atau terjadi pada satu mata, dan kedua adalah diplopia binokular atau terjadi pada dua mata."

Penglihatan ganda pada satu mata atau diplopia monokular terjadi ketika ada gangguan pada korena dan lensa mata, misalnya katarak, mata kering, hingga astigmatisme (gangguan penglihatan akibat kelainan pada kelengkungan kornea atau lensa mata).

Sementara diplopia binokular adalah penglihatan ganda yang terjadi pada kedua mata. Kondisi ini terjadi akibat gangguan pada otot, saraf, dan otak.

"Pasien perlu mengetahui apakah ini (diplopia) terjadi pada satu mata atau dua mata, hal ini harus diperiksa terkait gejalanya apakah berbahaya atau tidak," kata Salma.

Pasien diplopia, menurut Salma akan mengalami gejala berbeda sesuai dengan jenisnya. Pada pasien diplopia monokular, pasien bisa melihat normal pada satu mata, sedangkan satu mata lainnya melihat satu obyek menjadi dua.

Apabila pasien menutup mata yang terkena diplopia, pasien dapat melihat jelas. Namun, jika pasien menutup mata yang normal, penglihatan ganda akan muncul.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Gejala Diplopia

 

"Gejalanya biasanya sulit fokus karena penglihatan berbayang atau tidak jelas, kemudian karena penglihatan gandanya terjadi terus-menerus biasanya disertai sakit kepala, bisa juga disertai gejala lain seperti kehilangan keseimbangan dan tegang pada area mata," kata dokter pendidik klinis di program studi ilmu kesehatan mata FKUI itu.

Sedangkan pada diplopia binokular, kedua mata pasien akan melihat satu obyek menjadi dua. Namun, apabila salah satu mata ditutup, baik pada mata kiri maupun kanan, mata yang terbuka dapat melihat dengan normal.

"Diplopia monokular sebenarnya terjadi karena media retraksi, seperti kaca mata yang silinder astigmat, kadang-kadang kalau tidak terkoreksi bisa menyebabkan diplopia atau penglihatan ganda," kata dia.

 

3 dari 4 halaman

Diplopia Monokular Cenderung Tidak Berbahaya

Kondisi di atas pada pasien diplopia monokular cenderung tidak berbahaya karena bisa diatasi dengan penggantian kaca mata atau bagi pasien katarak dengan tindakan operasi.

Berbeda dengan kondisi diplopia binokular yang cenderung berbahaya karena dapat disebabkan oleh faktor risiko penyakit lain. Misalnya yaitu diabetes, mata juling yang terjadi ketika dewasa, hingga peradangan di otot mata atau lemak mata.

"Kalau mengarah ke yang berbahaya, biasanya disebabkan diplopia binokular yang terjadi pada dua mata dan pengobatannya akan disesuaikan dengan kondisi penyebab diplopia yang menyertai pasien," sambungnya.

 

4 dari 4 halaman

Periksakan Diri ke Dokter Jika Alami Penglihatan Ganda Secara Tiba-Tiba

Oleh sebab itu, Salma menyarankan pasien segera memeriksakan diri ke dokter jika mengalami penglihatan ganda atau sulit melihat dengan jelas secara tiba-tiba. Terlebih bila pasien mengalami penglihatan ganda yang disertai gejala lain, seperti sakit kepala hebat dan sakit pada area mata.

Nantinya, dokter akan melkukan penanganan diplopia yang sesuai dengan penyebabnya. Misalnya penggantian kaca mata untuk diplopia monokuler yang disebabkan oleh retraksi kaca mata, atau pemberian obat sesuai dengan kondisi penyebab diplopia pada pasien diplopia binokular.

"Nanti akan diperiksa lagi oleh dokter mata, harus dipastikan lagi diplopia monokular atau binokular. Konsultasikan dengan dokter mata untuk mendapatkan diagnosis yang tepat," demikian dijelaskan olehnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini