Liputan6.com, Jakarta - Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia baru-baru ini tidak hanya membawa kegembiraan bagi warga Katolik di seluruh negeri, tapi juga menyoroti kisah hidupnya yang penuh inspirasi. Pemimpin Gereja Katolik yang karismatik ini memiliki perjalanan hidup yang tak biasa, salah satunya adalah perjuangannya dengan kesehatan yang sangat mempengaruhi hidupnya.
Hidup dengan 1 Paru, Kisah Ketangguhan Paus Fransiskus
Di balik senyum hangat dan kharisma yang memikat, Paus Fransiskus, yang sebelumnya dikenal sebagai Kardinal Jorge Bergoglio, menyimpan sebuah cerita perjuangan kesehatan yang mengesankan. Pada masa mudanya, dia harus menjalani operasi pengangkatan salah satu paru-parunya akibat infeksi parah.
Baca Juga
Bayangkan, seorang pemimpin dunia yang harus hidup dengan hanya satu paru-paru, sebuah kondisi yang menuntut ketangguhan dan keberanian luar biasa.
Advertisement
Menurut laporan Associated Press, kondisi ini terjadi karena infeksi serius yang dialaminya di masa muda. Pada 2013, Dr William Schaffner, seorang ahli dari Vanderbilt University Medical Center pernah menjelaskan bahwa Paus Fransiskus menghadapi masa-masa sulit karena infeksi yang mengancam nyawanya.
Tanpa adanya terapi antibiotik yang efektif pada saat itu, operasi pengangkatan paru-paru menjadi salah satu solusi yang dipilih.
Â
Misteri Penyebab Paus Fransiskus Hidup dengan 1 Paru, Tuberkulosis atau Batuk Rejan?
Ada dua kemungkinan penyebab utama mengapa Paus Fransiskus harus kehilangan salah satu paru-parunya: tuberkulosis atau komplikasi dari batuk rejan.
Schaffner menjelaskan bahwa pada zaman itu, batuk rejan dapat merusak saluran bronkial dan menyebabkan infeksi kronis yang serius, sementara tuberkulosis bisa menyebabkan kerusakan parah pada paru-paru.
Kondisi ini terjadi sebelum adanya antibiotik konvensional yang tersedia secara luas, sehingga pembedahan menjadi jalan keluar utama.
Bagaimana Paus Fransiskus Mengatasi Tantangan?
Meskipun hidup dengan satu paru-paru, Paus Fransiskus tidak membiarkan kondisinya menghalangi semangat dan dedikasinya. Dia membuktikan bahwa ketahanan fisik dan mental bisa mengatasi segala rintangan.
Schaffner mengungkapkan bahwa orang yang salah satu parunya diangkat tetap bisa hidup dengan normal. Bahkan, bermain tenis, hiking, dan jogging meski dengan satu paru.
"Rasanya seperti hidup hanya dengan satu ginjal," ujarnya.
Â
Advertisement
Kunjungan Bersejarah ke Indonesia, Lebih dari Sekadar Ritual
Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia bukan hanya sebuah ritual religius, tetapi juga momen bersejarah yang memperlihatkan ketangguhan dan inspirasi seorang pemimpin dunia.
Di tengah-tengah sambutan hangat dari umat Katolik dan masyarakat luas, Paus Fransiskus membagikan pesan tentang cinta, pengertian, dan keberanian. Nilai-nilai yang sangat relevan dengan perjuangannya melawan tantangan kesehatan.
Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence