Sukses

Protein adalah Senjata bagi Lansia untuk Lawan Sarkopenia, Sekaligus Kunci Tetap Aktif

Awas! Kurang Protein Bisa Menyebabkan Sarkopenia pada Lansia. Begini Cara Memenuhi Kebutuhan Proteinnya.

Liputan6.com, Jakarta - Kita semua tahu tubuh manusia sebagian besar terdiri dari air, tapi tahukah kamu bahwa protein adalah 'bahan bakar' utama yang kita butuhkan setiap hari, terutama saat usia bertambah?

Di tengah meningkatnya kesadaran akan penuaan yang sehat, Badan Pusat Statistik (BPS) memprediksi bahwa pada 2045, 19,9 persen populasi Indonesia akan memasuki kategori lansia. Jadi, penting bagi kita untuk menjaga kesehatan tubuh sejak dini, salah satunya dengan memperhatikan asupan protein.

Apakah Lansia Perlu Protein?

Menurut Chairman dari Scientific & Medical Advisory Board Herbalife, David Heber, protein memainkan peran vital dalam membentuk struktur tubuh, mulai dari otot, organ, kulit, hingga rambut.

Protein juga membantu produksi hormon, enzim, dan molekul penting lainnya yang dibutuhkan tubuh untuk berfungsi dengan baik. Tanpa asupan protein yang cukup, tubuh kita bisa 'kehabisan bensin' untuk memperbaiki dan membangun jaringan otot. Bahkan, tubuh mungkin mulai merusak jaringan sendiri untuk mendapatkan asam amino penting!

Apa yang Terjadi Jika Kita Kurang Protein?

Sayangnya, seiring bertambahnya usia, kita cenderung kehilangan massa otot secara perlahan. Fenomena ini disebut sarkopenia. Penurunan massa otot ini bisa mencapai tiga hingga delapan persen per dekade setelah usia 40.

Faktanya, penelitian terbaru di Indonesia menemukan bahwa 1 dari 5 lansia di negeri ini berisiko mengalami sarkopenia.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Lansia Kurang Mengonsumsi Protein

Meski protein penting, survei Asia Pacific Healthy Aging 2020 menunjukkan bahwa hanya 40% orang dewasa di Indonesia yang mengonsumsi protein sebagai bagian dari suplemen mereka. Kebanyakan dari mereka lebih fokus pada multivitamin, mineral, dan kalsium.

Ini sinyal bahwa kita perlu memperhatikan asupan protein lebih serius, terutama setelah usia 40-an. Kabar baiknya, dengan sedikit perubahan pola makan dan latihan, kita bisa membantu tubuh memanfaatkan protein secara optimal untuk menjaga otot dan menjalani hidup yang lebih sehat.

 

3 dari 3 halaman

Bagaimana Cara Meningkatkan Protein pada Lansia?

Protein terdiri dari asam amino, dan tidak semua sumber protein sama. Penting untuk memilih protein yang mengandung semua asam amino esensial. Sumber protein lengkap bisa ditemukan pada daging, produk susu, serta kedelai. Nah, berikut tiga tips dari David Heber untuk memastikan lansia mendapatkan cukup protein setiap hari.

1. Fokus pada Protein, Bukan Kalori

Seiring bertambahnya usia, metabolisme kita melambat. Banyak orang dewasa mengurangi asupan kalori untuk menjaga berat badan. Namun, tanpa disadari mereka juga mengurangi protein. Solusinya? Pilih makanan yang kaya protein tapi rendah kalori, seperti telur, ikan, ayam tanpa kulit, yogurt, dan tempe. Dengan begitu, otot tetap terjaga tanpa menambah kalori berlebih.

2. Mulai Hari dengan Protein

Jangan lewatkan sarapan yang mengandung protein. Mengonsumsi sebagian besar protein di malam hari tidak seefektif mendistribusikannya sepanjang hari. Untuk itu, mulailah pagi Anda dengan shake protein, telur, atau yogurt. Semakin dini protein masuk ke tubuh, semakin optimal pertumbuhan otot Anda!

3. Pertimbangkan Suplemen Protein

Jika asupan protein harian masih kurang, suplemen bisa jadi jalan pintas yang efektif. Contohnya, Herbalife’s Formula 1 Shake Mix mengandung minimal tujuh gram protein per porsi, sementara Formula 3 Personalized Protein Powder bisa Anda tambahkan ke makanan lain untuk memenuhi kebutuhan protein harian.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini