Liputan6.com, Jakarta - Tidur diketahui memiliki sejumlah manfaat. Mulai dari kesempatan tubuh meregenerasi sel hingga menghindari risiko penyakit seperti jantung, diabetes melitus, dan lainnya.
Secara umum, para ahli sepakat bahw durasi tidur yang ideal yakni berkisar antara 7 hingga 8 jam per hari. Meski demikian, durasi tidur manusia berubah-ubah terkait usia.
Baca Juga
Pubertas maupun usia tua secara drastis mempengaruhi durasi tidur. Dan sementara remaja sering tidur larut malam, para lansia tidur di sore hari. Semua ini menunjukkan bahwa kebutuhan tidur adalah spektrum yang terus berubah.
Advertisement
Dilansir New York Post, ini adalah kecenderungan durasi tidur manusia berdasarkan usia.
Bayi
Pada tahun pertama kehidupannya, berat badan bayi bertambah tiga kali lipat, dan istirahat yang cukup mendukung peningkatan ini karena hormon pertumbuhan dilepaskan secara massal selama tidur gelombang lambat. Sejak lahir hingga tiga bulan, bayi tidur 14 hingga 17 jam sehari, dan pertumbuhan mereka seimbang secara fisik dan kognitif.
“Ada banyak koneksi saraf baru yang terbentuk dan banyak pembelajaran baru yang terjadi,” Dr. Yi Cai, direktur bedah tidur di Columbia University Irving Medical Center, mengatakan kepada TIME. “Semuanya baru, dan hal ini merupakan faktor utama yang mendorong kebutuhan tidur pada usia tersebut.”
Dari usia empat hingga dua belas bulan, bayi mulai kurang tidur saat mereka beradaptasi dan beradaptasi dengan ritme sirkadian.
Balita
Kebutuhan tidur terus menurun seiring bayi melewati ambang batas masa balita dan tingkat pertumbuhan melambat. Anak-anak membutuhkan 11-14 jam tidur dari usia satu hingga dua tahun dan 10-13 jam dari usia tiga hingga lima tahun.
Beberapa dari tidur ini didistribusikan ke waktu tidur siang, suatu sebutan tidur yang berkurang seiring bertambahnya usia.
Menurut National Sleep Foundation, pada usia 18 bulan, sebagian besar balita rata-rata tidur siang satu kali sehari, yang berlangsung selama satu hingga tiga jam. Sejak usia tiga tahun, kebutuhan tidur siang bervariasi dari satu anak ke anak lainnya, bahkan ada yang menghilangkannya sama sekali.
“Ada beberapa anak yang tidak tidur siang lebih awal dibandingkan anak lain karena hal ini memengaruhi mereka di malam hari,” Joshua Tal, psikolog tidur dan kesehatan yang berbasis di New York, mengatakan kepada TIME. “Anak-anak lain mempunyai tidur siang yang mudah ditebak.”
Tal menjelaskan bahwa imajinasi aktif dan ketakutan yang menyertainya dapat mulai memengaruhi pola tidur pada kelompok usia ini.
Advertisement
Remaja
Dari pukul enam hingga dua belas, waktu tidur siang biasanya berhenti, dan kebutuhan tidur dikurangi menjadi sembilan hingga dua belas jam per malam.
Namun, masa pubertas membawa perubahan kebutuhan dan timbulnya tantangan.
Remaja disarankan untuk tidur delapan hingga 10 jam setiap malam. Banyak dari mereka yang gagal mencapai target, kesulitan untuk memejamkan mata karena ritme sirkadian yang tertunda, timbulnya melatonin yang terlambat, dan tingkat kewaspadaan yang lebih tinggi di malam hari, semuanya membuat mereka cenderung tidur dan bangun lebih larut.
“Banyak remaja yang mengalami keterlambatan tidur,” jelas Cai. “Itulah sebabnya beberapa remaja mengalami masalah pada jam-jam awal sekolah, di mana mereka mungkin tidak mendapatkan tidur yang cukup untuk berangkat ke sekolah, dan kemudian mereka mungkin perlu mengejar tidur mereka di siang hari ketika mereka kembali ke rumah. .”
Penelitian menunjukkan remaja yang rutin tidur siang selama 30 hingga 60 menit per hari mengalami peningkatan perhatian, kemampuan penalaran nonverbal, dan memori spasial. Oleh karena itu, solusi terhadap kurang tidur dapat dilakukan dengan istirahat (permainan kata-kata) pada waktu tidur siang yang ditentukan oleh sekolah.
Dewasa
Ketika kita mencapai usia dewasa, Tal menjelaskan bahwa tubuh berada dalam “mode pemeliharaan”. Pertumbuhan yang stabil ini tercermin dalam berkurangnya kebutuhan tidur, dengan tujuh hingga delapan jam sebagai waktu yang tepat.
Jika Anda membutuhkan lebih banyak, Tal memperingatkan Anda mungkin menderita gangguan tidur seperti sleep apnea atau hipersomnia dan harus mencari pertolongan medis.
Seperti halnya semua hal, waktu adalah segalanya, dan penelitian terbaru menunjukkan bahwa tidur pada jam 1 pagi dapat menurunkan risiko Anda terkena kondisi mental dan perilaku seperti depresi dan kecemasan.
Bagi mereka yang ingin meningkatkan kuantitas dan kualitas tidurnya, para ahli menyarankan olahraga malam dan pola makan kaya buah-buahan dan sayuran.
Dan jika Anda mencari alasan lain untuk menekan tombol snooze di hari Sabtu, para peneliti mengatakan tidur di akhir pekan dapat mengurangi risiko serangan jantung. Jika Anda ingin meningkatkan kreativitas, para ahli mengatakan tidak ada salahnya untuk tidur siang.
Advertisement
Lanjut Usia
Setelah usia 65 tahun, produksi dan pelepasan melatonin berkurang, sehingga tidur menjadi lebih sedikit dan ringan. Seiring bertambahnya usia tubuh, buang air kecil bisa menjadi lebih sering sehingga mengganggu pola tidur.
Usia lanjut juga dikaitkan dengan ritme Sirkadian lanjut yang menyebabkan tubuh menginginkan waktu tidur dan bangun lebih awal, namun tujuh hingga delapan jam tetap harus menjadi tujuannya.