Sukses

Komentar Nyinyir Raja Charles III yang Bikin Putri Diana Derita Bulimia Bertahun-Tahun

Putri Diana membuka tentang bagaimana komentar Raja Charles III menjadi pemicu utama bulimia yang dideritanya dalam buku Dancing With Diana.

Liputan6.com, Jakarta - Hampir tiga dekade setelah kepergian Putri Diana, sebuah pengakuan mengejutkan dari mantan guru tari Diana, Anne Allan, terungkap dalam buku barunya 'Dancing With Diana'.

Dalam buku ini, Allan mengungkapkan betapa beratnya perjuangan Diana melawan bulimia, yang ternyata dipicu oleh komentar menyakitkan dari Raja Charles III.

Menurut People yang dikutip dari Express pada Selasa, 10 September 2024, Diana mengungkapkan rasa malunya dan perjuangannya melawan bulimia kepada Allan.

"Kepalanya tertunduk dan dia tak sanggup menatap mataku. Dengan suara penuh penyesalan, Diana berkata 'Aku sangat malu, Anne, tapi aku harus memberitahumu bahwa aku menderita bulimia'," tulis Allan. Rasa malu Diana tampak begitu dalam dan menyakitkan.

Allan menggambarkan bagaimana Diana merasa tertekan saat harus menghadiri acara-acara penting, terutama makan malam resmi yang mengharuskan dia duduk dan makan di depan banyak orang.

"Diana menjelaskan bahwa bulimia-nya dimulai ketika dia mulai menghadiri berbagai acara penting. Bertemu banyak orang membuatnya sangat cemas. Perasaan dinilai dari setiap gerak-geriknya, penampilannya, atau apa yang dikatakannya membuatnya merasa sangat tidak percaya diri," tambah Allan.

Kisah ini mengungkapkan bagaimana komentar yang sepele tapi menyakitkan dari Raja Charles III berperan dalam memicu bulimia Diana.

Dalam rekaman tahun 1992 untuk biografi Andrew Morton, Diana mengungkapkan bahwa bulimia dimulai seminggu setelah dia dan Charles bertunangan, dan butuh hampir satu dekade untuk bisa mengatasinya.

"Suamiku menyentuh pinggangku dan berkata 'Oh, agak gemuk di sini ya?' dan itulah yang memicu sesuatu dalam diriku, ditambah dengan masalah Camilla," kata Diana.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Bulimia Bikin Putri Diana Merasa Tidak Berharga

Tiga tahun kemudian, Diana secara terbuka mengonfirmasi gangguan makannya dalam wawancara terkenal di BBC Panorama pada tahun 1995.

"Aku menderita bulimia selama bertahun-tahun. Ini seperti penyakit rahasia. Kamu melakukannya pada dirimu sendiri karena harga dirimu sangat rendah, dan kamu merasa tidak berharga," kata Diana.

"Kamu mengisi perutmu berulang kali, ada yang lebih, dan itu memberikan rasa nyaman, seperti pelukan. Tapi itu hanya sementara. Lalu, kamu merasa jijik dengan perut yang kembung dan akhirnya memuntahkannya lagi," tambahnya.

Selama bertahun-tahun berjuang melawan bulimia, Diana memilih untuk tidak mengungkapkan penderitaannya kepada anggota keluarga kerajaan lainnya karena rasa malu yang mendalam.

"Ketika kamu menderita bulimia, kamu sangat membenci diri sendiri, dan orang-orang berpikir kamu hanya membuang-buang makanan, jadi kamu tidak membicarakannya dengan siapa pun," ujar Diana.

"Hal tentang bulimia adalah berat badanmu tetap sama, sedangkan dengan anoreksia, kamu terlihat menyusut. Jadi, kamu bisa berpura-pura sepanjang waktu. Tidak ada bukti," tambahnya.

3 dari 4 halaman

Apa yang Dimaksud Dengan Bulimia?

Bulimia adalah gangguan makan yang ditandai dengan pola makan berlebihan diikuti dengan perilaku pembersihan ekstrem. Menurut Mayo Clinic, orang dengan bulimia seringkali makan dalam jumlah besar dalam waktu singkat, suatu perilaku yang dikenal sebagai 'binge eating'.

Setelah episode makan berlebihan, mereka merasa sangat bersalah dan malu, lalu mencoba untuk menghilangkan kalori berlebih dengan cara yang tidak sehat seperti muntah, menggunakan obat pencahar, atau berolahraga secara berlebihan.

Bulimia bukanlah sekadar tentang makanan. Gangguan ini seringkali berakar pada masalah psikologis yang lebih dalam. Penderita bulimia sering kali merasa tidak puas dengan penampilan fisik mereka dan mengalami gangguan citra tubuh.

Mereka bisa menjadi sangat keras pada diri sendiri, menganggap diri mereka tidak cukup baik, dan merasa bahwa kontrol terhadap makan adalah satu-satunya cara untuk mengatasi perasaan ini.

4 dari 4 halaman

Apa Perbedaan Antara Anoreksia dan Bulimia?

Di antara berbagai jenis gangguan makan, anoreksia nervosa dan bulimia nervosa menjadi dua kondisi yang paling sering disalahpahami. Meski sama-sama berbahaya, keduanya memiliki perbedaan mendasar dalam hal gejala dan perilaku penderita.

Apa Itu Penyakit Anoreksia dan Bulimia?

Anoreksia adalah gangguan makan yang membuat seseorang terobsesi untuk menurunkan berat badan hingga batas yang ekstrem. Mereka kerap memiliki citra tubuh yang sangat buruk, meski berat badan mereka sudah jauh di bawah normal.

Menurut Medical News Today, salah satu ciri utama anoreksia adalah penghindaran makan secara ketat atau membatasi asupan kalori secara drastis.

Anoreksia tidak hanya merusak fisik, tetapi juga mengancam nyawa. Tanpa perawatan yang tepat, penderita dapat mengalami komplikasi serius, seperti kegagalan organ, infertilitas, hingga kematian akibat kelaparan atau bunuh diri.

Berbeda dengan anoreksia, bulimia ditandai dengan siklus makan berlebihan (binge eating) yang diikuti dengan usaha untuk 'membersihkan' tubuh dari kalori yang baru saja dikonsumsi.

Penderita bulimia akan merasa kehilangan kontrol saat makan, lalu merasa bersalah dan cemas karena asupan kalori berlebih. Untuk mengatasinya, mereka akan memuntahkan makanan, menggunakan obat pencahar, atau berolahraga secara berlebihan.

Meski penderita bulimia bisa memiliki berat badan yang normal atau bahkan di bawah ideal, dampak negatif dari perilaku 'pembersihan' ini tidak bisa diremehkan. Mereka berisiko mengalami kerusakan gigi, dehidrasi parah, serta gangguan pada sistem pencernaan dan jantung.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.