Sukses

Pengakuan Pilu Putri Diana, Perjuangan Melawan Bulimia Gegara Celetukan Tajam Raja Charles III

Putri Diana berjuang melawan bulimia, penyakit yang dipicu oleh komentar Raja Charles III tentang tubuhnya. Pengakuan ini membuka sisi kelam di balik kehidupan anggun sang putri.

Liputan6.com, Jakarta - Putri Diana, yang dikenal dunia sebagai sosok anggun dan penuh kasih, ternyata menyimpan rahasia kelam di balik kehidupannya sebagai anggota keluarga kerajaan. Di tengah gemerlap dan sorotan publik, Diana harus berjuang melawan penyakit yang hampir menghancurkan hidupnya, bulimia. Penyakit ini bukan muncul begitu saja, melainkan dipicu oleh ucapan tajam sang suami, Raja Charles III.

Sentuhan dan Ucapan 'Menyakitkan' Charles Awal Mula Bulimia Diana

Dalam sebuah pengakuan yang mengejutkan, Diana pernah bercerita bahwa bulimia mulai menyerangnya tak lama setelah dia bertunangan dengan Raja Charles III. Pada saat itu, hanya seminggu setelah pertunangan mereka, Charles dengan entengnya menyentuh pinggang Diana dan berkata,"Oh, agak gemuk di sini ya?".

Ucapan ini, meskipun terlihat sepele bagi sebagian orang, meninggalkan luka mendalam bagi Diana. Rasa malu dan rendah diri mulai menghantui dirinya, yang kemudian memicu gangguan makan yang serius.

Bulimia adalah gangguan makan serius yang ditandai dengan episode makan berlebihan dalam waktu singkat, dikenal sebagai 'binge eating'. Menurut Mayo Clinic, penderita bulimia kerap mengonsumsi makanan dalam jumlah besar, diikuti dengan tindakan ekstrem untuk menghilangkan kalori, seperti muntah paksa, penggunaan obat pencahar, atau olahraga berlebihan.

Tak hanya komentar tentang tubuh, masalah Camilla Parker Bowles juga turut memperburuk situasi mental Diana.

Menurut People yang dikutip dari Express pada Selasa, 10 September 2024, hubungan Charles dengan Camilla menambah beban emosional yang berat, membuat Putri Diana merasa tidak cukup baik dan tidak berharga.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Diana Menyembunyikan Kondisinya Bertahun-Tahun

Selama bertahun-tahun, Diana menyembunyikan penderitaannya dari publik dan bahkan keluarga kerajaan. Bulimia yang dia derita membuatnya makan dalam jumlah besar, kemudian memuntahkannya lagi karena perasaan bersalah yang luar biasa.

Dalam sebuah wawancara tahun 1995, Diana dengan terbuka berbicara tentang perjuangannya, menyebut bulimia sebagai 'penyakit rahasia'

"Aku melakukannya karena merasa harga diriku sangat rendah. Aku merasa tidak berharga dan tidak cukup baik," ungkap Diana dalam wawancara tersebut. "Bulimia memberikan rasa nyaman sementara, tapi kemudian kamu merasa jijik dengan dirimu sendiri dan memuntahkan semuanya."

Gangguan makan ini tak hanya menghancurkan fisiknya, tetapi juga mental dan emosionalnya. Rasa malu yang terus menghantui membuat Diana memilih untuk merahasiakan kondisinya dari orang-orang di sekitarnya, bahkan dari keluarga kerajaan.

 

3 dari 4 halaman

Tekanan dan Standar Tak Tertulis di Kerajaan

Sebagai istri pewaris takhta Inggris, Diana selalu berada di bawah tekanan untuk tampil sempurna. Setiap langkah, gerakan, bahkan setiap kata yang dia ucapkan selalu berada di bawah pengawasan publik.

Standar kecantikan dan perilaku yang tidak tertulis di lingkungan kerajaan membuatnya merasa terperangkap. Dia merasa terus dinilai dan dikritik, baik oleh publik maupun orang-orang terdekatnya.

Acara-acara formal, terutama jamuan makan, menjadi momen yang paling menakutkan bagi Diana. Ketakutan bahwa orang-orang akan mengomentari penampilannya membuat dia merasa tertekan, dan inilah yang kemudian memicu bulimia semakin parah.

 

4 dari 4 halaman

Perjuangan Panjang untuk Sembuh

Meskipun Diana harus menjalani perjuangan panjang melawan bulimia selama hampir satu dekade, dia akhirnya berhasil menemukan cara untuk mengatasi penyakit ini. Dengan bantuan profesional dan dukungan dari orang-orang terdekatnya, Diana berusaha untuk memperbaiki citra dirinya dan mulai mencintai tubuhnya lagi.

Namun, perjalanan ini tidaklah mudah. Diana harus menghadapi tekanan luar biasa dari lingkungan kerajaan dan publik, sementara di saat yang sama harus mengatasi rasa rendah diri yang mendalam.

Namun, sosok Diana yang kuat dan berani tetap teguh berjuang, hingga akhirnya dia mampu bangkit dari penyakit yang hampir menghancurkannya.

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini