Sukses

Menkes Budi Jelaskan 2 Alasan Vaksinasi Mpox Tidak Dilakukan Secara Masif

Indonesia melakukan vaksinasi Mpox hanya pada kelompok berisiko. Menkes Budi jelaskan alasannya.

Liputan6.com, Bogor- Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menjelaskan alasan vaksinasi Mpox tidak dilakukan secara massal melainkan hanya menyasar kelompok berisiko tinggi salah satunya lelaki suka lelaki (LSL) serta petugas kesehatan yang merawat pasien Mpox.

Pertama, lantaran hampir semua penduduk Indonesia sudah divaksinasi cacar sehingga sudah memiliki kekebalan terhadap virus penyebab cacar meski kadar kekebalannya berbeda-beda.

"Hampir semua dari kita divaksinasi cacar, jadi kekebalannya sudah ada walau tidak presisi sama," kata Menkes Budi.

Lalu, cara penularan penyakit yang dulu disebut monkeypox atau cacar monyet ini penularannya rendah. Mpox menular melalui kontak langsung atau jika tidak langsung harus dengan interaksi secara terus menerus.

"Alasan kedua, menularnya sangat spesifik, mirip HIV, harusnya penularan jauh berbeda dengan COVID-19. Jadi penularannya rendah sekali," jelas Budi saat ditemui di Kabupaten Bogor, Jawa Barat pada Rabu, 11 September 2024.

Langkah Indonesia sejalan dengan rekomendasi World Health Organization (WHO) vaksinasi Mpox memang bukan untuk semua orang melainkan kelompok berisiko tinggi.

Seperti diketahui pada 2024 Kementerian Kesehatan RI menyiapkan 4.450 dosis vaksin Mpox dengan 2.225 sasaran untuk mengantisipasi wabah monkeypox atau cacar monyet.

Vaksin Mpox yang Digunakan di Indonesia

Di kesempatan berbeda, Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI, dr. Mohammad Syahril, Sp.P, MPH, mengatakan , vaksin Mpox yang digunakan di Indonesia adalah jenis Modified Vaccinia Ankara-Bavarian Nordic (MVA-BN).

MVA-BN yaitu vaksin turunan cacar (smallpox) generasi ketiga yang bersifat non-replicating. Pelaksanaan vaksinasi Mpox dengan MVA-BN telah dilakukan sejak 2023, setelah ditemukan kasus konfirmasi Mpox di Indonesia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Target Sasaran Vaksinasi Mpox di Indonesia

Menurut Direktur Pengelolaan Imunisasi Kemenkes RI dr Prima Yosephine, kelompok berisiko tinggi yang menjadi target sasaran vaksinasi Mpox untuk mencegah penyakit cacar monyet antara lain:

- Lelaki berhubungan seks dengan lelaki (LSL)

- Gay, biseksual dan pria yang berhubungan seks dengan pria lainnya

- Individu yang kontak dengan penderita Mpox dalam dua minggu terakhir.

- Petugas laboratorium yang melakukan pemeriksaan spesimen virologi terutama di daerah Mpox

- Petugas kesehatan yang melakukan penanganan pada kasus Mpox.

"Petugas kesehatan yang melakukan penanganan kasus Mpox akan diberikan (vaksin) untuk memberi perlindungan dari tertularnya infeksi virus Mpox,” terang Prima dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com.

3 dari 4 halaman

Lokasi Target Vaksinasi Mpox

Prioritas pemberian vaksin Mpox diberikan kepada daerah-daerah yang telah melaporkan adanya kasus monkeypox. Seperti diketahui sudah ada 88 kasus Mpox yang tersebar di DKI Jakarta, Jawa Barat, Yogyakarta, Banten, Jawa Timur, Kepulauan Riau.

“Vaksin Mpox saat ini terbatas dan digunakan pada sasaran prioritas di daerah yang dilaporkan adanya kasus," kata Prima.

Selain enam daerah di atas, Bali juga masuk sasaran karena di provinsi tersebut digelar Indonesia Afrika Forum pada 1-3 September 2024 lalu.

"Lalu, khusus di Bali, karena akan dilaksanakan pertemuan internasional (Indonesia Africa Forum) di mana ada beberapa peserta dari daerah terjangkit sehingga diperlukan adanya upaya mitigasi risiko untuk mencegah penularan Mpox,” jelas Prima.

4 dari 4 halaman

Manfaat Vaksin Mpox

Bagi seseorang yang tertular Mpox setelah vaksinasi, WHO menekankan, vaksin tetap melindungi terhadap penyakit berat dan kebutuhan akan rawat inap.

Hasil dari penelitian efektivitas vaksin mengindikasikan bahwa vaksinasi memberikan tingkat perlindungan yang baik terhadap Mpox.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini