Sukses

Teh Hijau Punya Banyak Manfaat untuk Kesehatan, Tapi Bisakah Bantu Turun Berat Badan?

Konsistensi menjadi kunci dalam hal mengonsumsi teh hijau karena manfaatnya bagi tubuh bersifat kumulatif.

Liputan6.com, Jakarta - Teh hijau telah sejak lama dikenal akan khasiatnya. Minuman alami ini memiliki sifah antioksidan dan baru-baru ini, para pemengaruh-khususnya di luar negeri--menyebutnya sebagai Ozempic (obat diabetes) alami.

Meski para ahli mengatakan bahwa beberapa klaim terhadap teh hijau terlalu dibesar-besarkan, namun minuman tersebut kemungkinan memberi dampak positif lebih dari yang dikira sebelumnya.

Daun teh mengandung katekin, sejenis polifenol dan flavanoid yang melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan seiring bertambahnya usia.

Diektahui, daun teh mengandung lebih banyak katekin dibandingkan makanan atau minuman lainnya, dan teh hijau, yang mengalami lebih sedikit pemrosesan dibandingkan jenis teh lainnya, cenderung mempertahankan katekinnya.

Di antara katekin tersebut adalah EGCG, yang melawan peradangan dan melindungi sel.

Anda bisa mendapat hasil maksimal dari secangkir teh hijau dan dosis EGCG tertinggi dengan meminum teh hijau bubuk atau kemasan siap pakai yang baru diseduh. Kandungan katekin akan berkurang 30 hingga 50 persen jika teh hijau tidak dikonsumsi dalam waktu enam bulan.

Menyesuaikan dengan tingkat sensitivitas seseorang pada kafein, individu dianjurkan mengonsumsi 2 hingga 4 cangkir teh hijau per hari. Mengonsumsi dalam jumlah lebih banyak belum tentu mendatangkan kerugian, namun tidak menambah manfaat teh hijau.

Konsistensi menjadi kunci dalam hal mengonsumsi teh hijau karena manfaatnya bagi tubuh bersifat kumulatif. Di antara manfaatnya yakni baik untuk kesehatan jantung. Penelitian telah menghubungkan kebiasaan minum teh hijau dengan risiko 25 persen lebih rendah terhadap penyakit jantung dan stroke, penyakit jantung dan stroke yang fatal, serta semua penyebab kematian, dilansir New York Post

 

2 dari 4 halaman

Teh Hijau Lindungi dari Penyakit Kardiovaskular

Senyawa dalam teh hijau diketahui melindungi terhadap penyakit kardiovaskular dan faktor risikonya – termasuk tekanan darah tinggi dan dislipidemia. Flavonoid dalam teh hijau juga terbukti mengurangi risiko diabetes tipe 2.

Teh hijau atau green tea juga memberi manfaat bagi pikiran dan tubuh karena dapat memperbaiki mood.

“Secara ilmiah, terdapat bioaktif dalam teh hijau yang membuat pikiran tetap fokus namun tenang,” kata Maggie Moon, MS, RD, pakar nutrisi kesehatan otak dan penulis buku terlaris “The MIND Diet,” kepada Well + Good.

“Tidaklah berlebihan untuk berpikir bahwa hal-hal tersebut berkontribusi terhadap kesejahteraan umum yang dialami di Okinawa, di mana penduduk setempat sering menikmati teh hijau yang mengandung melati,” katanya, mengutip Zona Biru Jepang yang secara historis dikenal karena umur panjang dan pernah disebut sebagai 'tanah dari orang-orang abadi'," tuturnya.

 

3 dari 4 halaman

Teh Hijau Bantu Redakan Depresi

Sebuah studi tahun 2018 menemukan bahwa mereka yang mengonsumsi setidaknya tiga cangkir teh hijau per minggu memiliki kemungkinan depresi 21% lebih rendah dibandingkan dengan mereka yang tidak meminumnya.

Moon juga mencatat bahwa flavonoid teh hijau diketahui meningkatkan faktor neurotropik yang diturunkan dari otak (BDNF), membantu pertumbuhan sel-sel otak baru dan menjaga sel-sel otak yang ada tetap sehat. Flavonoid menekan peradangan otak dan melawan efek negatif stres.

Kafein dan flavanol dalam teh hijau juga terbukti dapat mencegah kehilangan ingatan.

Lalu, apakah menyesap teh hijau bisa membantu memangkas berat badan?

 

4 dari 4 halaman

Minum Teh Hijau Bisa Bantu Pangkas Berat Badan?

Anggapan ini tidak tepat. Meskipun media sosial menyarankan bahwa teh hijau dapat bekerja seperti “Ozempic alam” dengan meningkatkan GLP-1, hormon yang menurunkan gula darah dan memberi tahu tubuh bahwa Anda sudah kenyang, penelitian mengatakan bahwa peningkatan yang dihasilkan tidak signifikan.

Penelitian lain menemukan bahwa katekin dalam teh hijau membantu penurunan berat badan dengan meningkatkan perasaan kenyang, namun hasilnya bertahap.

"Mengonsumsi teh tidak seperti mengonsumsi obat. Dampaknya tidak akan terlalu besar," ujar profesor nutrisi di Arizona State Unviersity Carol Johnston pada TIME.

Dia merekomendasikan agar orang-orang terus meminumnya sambil mengatur ekspektasi mereka, “Penurunan berat badan yang lambat dan sedang adalah jenis penurunan berat badan yang paling sehat. Jangan berharap kehilangan 10 pon dalam dua minggu. Ini adalah proses seumur hidup.”