Sukses

Bedah Laparoskopi untuk GERD, Bebas Asam Lambung dan Kembali Aktif dalam Waktu Singkat

Bedah laparoskopi menawarkan solusi modern untuk GERD dengan memperbaiki katup lambung, mengatasi asam lambung tanpa sayatan besar. Cepat sembuh, minim nyeri.

Liputan6.com, Jakarta - Gastroesophageal Reflux Disease, atau GERD, adalah kondisi yang sering kali mengganggu kualitas hidup seseorang. Gejala seperti rasa terbakar di dada, regurgitasi asam lambung, dan kesulitan menelan bisa menjadi sangat mengganggu.

Bagi banyak pasien, pengobatan dengan obat-obatan tidak selalu memberikan hasil yang memuaskan. Namun, ada kabar baik bagi kamu yang sedang mencari solusi efektif, bedah laparoskopi.

Apakah Penyakit GERD Bisa Dioperasi?

Menurut ahli bedah digestif dari Bethsaida Hospital Gading Serpong, dr. Eko Priatno, Sp.B-KBD, bedah laparoskopi adalah metode modern yang menawarkan solusi minimal invasif untuk masalah GERD yang tidak dapat diatasi dengan terapi medis konvensional.

Berbeda dengan operasi terbuka yang memerlukan sayatan besar, bedah laparoskopi hanya memerlukan beberapa sayatan kecil. Melalui sayatan ini, dokter memasukkan kamera dan alat bedah khusus untuk memperbaiki katup antara lambung dan esofagus, penyebab utama refluks asam.

Apa Keuntungan dan Kerugian Laparoskopi?

  1. Pemulihan Cepat: Salah satu keuntungan utama bedah laparoskopi adalah waktu pemulihan yang jauh lebih cepat dibandingkan dengan metode operasi tradisional. Banyak pasien melaporkan bahwa mereka dapat kembali ke aktivitas normal dalam waktu yang lebih singkat setelah prosedur ini.
  2. Risiko Infeksi Rendah: Karena sayatan yang digunakan sangat kecil, risiko infeksi pasca operasi juga menjadi lebih rendah. Ini membuat bedah laparoskopi menjadi pilihan yang lebih aman untuk banyak pasien.
  3. Nyeri Minim: Prosedur ini biasanya menyebabkan nyeri yang jauh lebih sedikit setelah operasi. Hal ini berkontribusi pada pengalaman pemulihan yang lebih nyaman bagi pasien.

 

2 dari 3 halaman

Siapa yang Memerlukan Bedah Laparoskopi?

Bedah laparoskopi direkomendasikan untuk pasien GERD yang mengalami kondisi berikut:

  1. Gejala Parah dan Kronis: Jika gejala GERD kamu berat dan berkepanjangan, dan tidak membaik dengan obat-obatan.
  2. Komplikasi GERD: Termasuk esofagitis, penyempitan esofagus, atau Barrett’s esophagus, yang berisiko menjadi kanker esofagus.
  3. Ketergantungan pada Obat: Jika kamu harus terus-menerus menggunakan obat antasida atau proton pump inhibitors (PPI) tanpa perbaikan signifikan.
  4. Efek Samping Obat: Jika pengobatan jangka panjang menyebabkan efek samping yang mengganggu kualitas hidup kamu.

Bethsaida Hospital Gading Serpong menawarkan layanan bedah laparoskopi yang canggih untuk GERD. Dipimpin oleh dr. Eko Priatno, Sp.B-KBD, rumah sakit ini mengutamakan pendekatan yang berfokus pada kenyamanan dan keselamatan pasien.

 

3 dari 3 halaman

Bedah Laparoskopi untuk GERD

Eko Priatno menjelaskan bahwa laparoskopi untuk GERD adalah pilihan yang sangat efektif bagi pasien yang tidak merespons dengan baik terhadap obat-obatan. "Dengan teknik ini, kami dapat memperbaiki katup antara lambung dan esofagus yang menjadi penyebab utama refluks asam. Pasien biasanya dapat kembali beraktivitas normal dalam waktu yang lebih singkat dibandingkan dengan operasi konvensional," katanya.

Direktur Bethsaida Hospital, dr. Pitono, menyatakan,"Kami sangat bangga memiliki fasilitas dan peralatan medis yang lengkap. Dengan menggunakan teknologi terkini, kami dapat memberikan berbagai alternatif perawatan, termasuk bedah laparoskopi yang dikuasai dr. Eko Priatno. Kami berkomitmen untuk selalu memberikan perawatan yang aman, efektif, dan mengutamakan kepuasan pasien."