Sukses

Mencicipi Susu Ikan yang Diolah Jadi Kue Soes: Lembut dan Tidak Amis, Bagaimana Jika Disajikan Sebagai Minuman?

Tidak hanya dalam bentuk bubuk dan cair, susu ikan juga bisa diolah sebagai bahan tambahan dalam jenis makanan lain. Termasuk kue sus, biskuit, cilok, bolu kukus, roti tawar, dan waffle.

Liputan6.com, Jakarta - Susu ikan tengah menjadi perbincangan di tengah masyarakat Indonesia. Ini adalah minuman protein, salah satu produk turunan dari Hidrolisat Protein Ikan (HPI) yang diolah dan disajikan menyerupai susu. 

Tidak hanya dalam bentuk bubuk dan cair, susu ikan juga bisa diolah sebagai bahan tambahan dalam jenis makanan lain. Termasuk kue sus, biskuit, cilok, bolu kukus, roti tawar, dan waffle.

Menurut pekerja media yang berkesempatan untuk mencicipi olahan dari susu ikan, Iqbal, kue sus dengan bahan susu ikan rasanya enak dan tidak amis.

“Nah, kalau dijadikan kue itu enak, enggak tercium dan enggak terasa ada amis ikannya, kayak pakai susu sapi biasanya,” ucap Iqbal kepada Health Liputan6.com saat ditemui di Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Selasa (17/9/2024).

Pria 28 tahun itu menggambarkan bahwa kulit kue sus yang terbuat dari susu ikan memiliki tekstur lebih basah dan lembut. Sementara, isian atau flanya manis dan meleleh ketika digigit.

“Kalau sus biasa kulitnya itu agak kering, kalau yang ini agak basah dan padat warnanya juga bagus, kuning keemasan,” ucap Iqbal.

Dia pun mencicipi susu ikan dalam bentuk minuman. Susu ikan ini tersedia dalam dua rasa yakni coklat dan stroberi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Rasa Susu Ikan

Iqbal mengatakan, dilihat dari tampilannya, susu ini seperti susu kemasan pada umumnya. Namun, masih memiliki rasa amis.

“Kalau dilihat dari tampilannya seperti susu yang biasa dijual di kemasan kotak kecil, yang biasa diminum anak-anak. Tapi bedanya susu ikan ini masih terasa amis ikan, aromanya pun ada amis-amisnya,” ujarnya.

Dengan begitu, ia lebih suka kue sus susu ikan ketimbang susu ikannya langsung sebagai minuman. Baginya, susu ikan rasa coklat memiliki rasa amis yang lebih terasa ketimbang rasa stroberi.

3 dari 4 halaman

Tak Melulu Harus Makan Ikan Utuh untuk Dapatkan Protein

Dalam kesempatan yang sama, CEO PT Berikan Teknologi Indonesia, Yogi Aribawa Krisna mengatakan, adanya inovasi susu ikan menjadi sebuah pilihan. Artinya, untuk mendapatkan kebaikan ikan, tak harus melulu mengonsumsi ikan utuh.

“Mengonsumsi ikan, dalam mendapatkan fungsi dan manfaatnya itu nggak harus dalam bentuk ikan utuh. Tapi bisa dimasukan dalam fortifikasi, ke dalam cookies, mie, pangan-pangan lokal, bahkan yang sekarang kita masukkan ke minuman protein yang disebut susu ikan,” ucap Yogi dalam Bincang Bahari KPP.

Terkait keamanan dan isu alergen dalam ikan, ini bisa dikurangi ketika ikan diolah menjadi susu ikan.

“Kita melihat dari sisi keamanan pangannya, ini penting. Isu di perikanan itu ada isu mikroplastik, isu logam berat, isu alergen. Ini yang secara teknologi kita bisa lakukan untuk mengurangi bahkan menghilangkan.”

“Contoh, untuk mikroplastik jelas kita bisa membuat free microplastic dan untuk alergen kita bisa mengurangi alergennya,” papar Yogi.

Meski kadar alergen orang berbeda-beda, tapi Yogi mengklaim bahwa pihaknya bisa menekan tingkat alergen serendah mungkin.

4 dari 4 halaman

Baik untuk Hormon Pertumbuhan

Lebih lanjut, Yogi mengatakan bahwa susu ikan memiliki manfaat bagi hormon pertumbuhan. Maka, minuman ini dapat dikonsumsi untuk mencegah stunting.

“Di susu ikan itu ada asam amino yang penting untuk pertumbuhan,” ucap Yogi.

Dia juga mengatakan bahwa protein dalam susu ikan cenderung lebih mudah dan lebih cepat diserap tubuh.

“Harapannya pertumbuhan badan anak-anak juga jadi lebih cepat.”

Dalam pembuatan susu ikan, lanjut Yogi, jenis ikan yang digunakan adalah yang berdaging putih. Karena ikan daging putih memiliki kandungan asam amino yang jauh lebih tinggi ketimbang ikan berdaging merah.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.