Sukses

Penyakit Parkinson adalah Kondisi yang Membuat Tubuh Terkunci dan Lamban, Kenali Tandanya!

Parkinson menyerang sistem saraf pusat, membuat gerakan tubuh lamban dan kaku. Kenali gejala awalnya dan dapatkan perawatan dini.

Liputan6.com, Jakarta - Pernahkah kamu mendengar tentang penyakit Parkinson? Gangguan ini bukan hanya sekadar penyakit biasa, Parkinson adalah salah satu gangguan neurodegeneratif yang menyerang sistem saraf pusat, membuat tubuh semakin lamban dan sulit bergerak.

Namun, apa sebenarnya yang terjadi dalam tubuh penderita Parkinson? Bagaimana kita bisa mengenali tanda-tanda awalnya?

Apa Itu Penyakit Parkinson dan Penyebabnya?

Penyakit Parkinson bersifat progresif, yang artinya gejalanya akan semakin memburuk seiring waktu. Menurut dr. M. Agus Aulia, Sp.BS dari RSU Bunda Jakarta, penyakit ini disebabkan oleh kerusakan pada area otak bernama substansia nigra, yang bertanggung jawab memproduksi dopamin.

Dopamin ini sangat penting untuk mengontrol gerakan tubuh. Ketika dopamin berkurang, penderita mulai mengalami berbagai gejala yang memengaruhi kemampuan bergerak mereka.

Apa yang Sering Menjadi Gejala Pertama Penyakit Parkinson?

Meskipun penyakit ini sering menyerang orang berusia lanjut, mengenali gejala awal Parkinson bisa membantu penderita mendapatkan perawatan yang tepat lebih dini. Istilah TRAP digunakan untuk menggambarkan empat tanda utama Parkinson:

1. Tremor (Getaran)

Tremor, atau gemetaran yang tidak terkendali, sering kali menjadi tanda pertama yang dialami penderita Parkinson. Getaran ini biasanya terjadi ketika tubuh sedang istirahat, terutama di tangan atau jari. Gerakan yang terlihat khas adalah tangan yang gemetar seperti sedang menggulung pil obat.

2. Rigiditas (Kekakuan Otot)

Kekakuan atau rigiditas otot adalah gejala umum lainnya. Otot-otot di lengan atau kaki terasa kaku dan sulit digerakkan, menyebabkan ketidaknyamanan bahkan ketika tidak sedang beraktivitas. Penderita merasa seperti 'terkunci' saat mencoba bergerak.

3. Akinesia/Bradikinesia (Gerakan Lambat)

Akinesia atau bradikinesia mengacu pada lambatnya gerakan tubuh. Penderita kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari, seperti menulis, berjalan, atau berpakaian. Setiap gerakan terasa sulit dilakukan dan membutuhkan waktu lebih lama dari biasanya.

4. Gangguan Postur dan Keseimbangan

Penderita Parkinson juga sering kali mengalami masalah dalam menjaga keseimbangan tubuh. Ini menyebabkan postur tubuh yang membungkuk dan risiko terjatuh yang lebih tinggi.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Apa Penyebab Terjadinya Penyakit Parkinson?

Agus menekankan bahwa penyebab pasti Parkinson hingga kini masih menjadi misteri. Namun, ada beberapa faktor risiko yang telah diidentifikasi, di antaranya faktor genetik dan lingkungan. Gen tertentu bisa meningkatkan risiko seseorang terkena Parkinson, terutama pada mereka yang mengalami penyakit ini di usia muda.

Selain itu, paparan racun lingkungan seperti pestisida dan cedera kepala berat juga dikaitkan dengan peningkatan risiko. Namun, faktor yang paling umum adalah usia. Parkinson lebih sering menyerang individu di atas 60 tahun, ketika proses penuaan secara alami memengaruhi kesehatan otak.

 

3 dari 3 halaman

Bagaimana Cara Menanggulangi Penyakit Parkinson?

Meski belum ada obat yang bisa menyembuhkan Parkinson, ada beberapa cara untuk mengelola gejalanya:

  1. Obat-Obatan: Pengobatan dengan obat-obatan seperti levodopa dan agonis dopamin dapat membantu menggantikan atau merangsang produksi dopamin dalam otak. Namun, seiring waktu, efektivitas obat ini bisa berkurang, sehingga diperlukan penyesuaian dosis secara berkala.
  2. Terapi Fisik: Terapi fisik dan rehabilitasi juga sangat penting dalam menjaga mobilitas penderita. Latihan rutin dapat membantu meningkatkan fleksibilitas, kekuatan, dan keseimbangan tubuh, serta mengurangi risiko jatuh.
  3. Tindakan Medis: Ketika obat tidak lagi efektif, prosedur seperti Deep Brain Stimulation (DBS) dapat menjadi pilihan. DBS melibatkan penanaman elektroda di otak untuk mengontrol gejala motorik. Tindakan ini memberikan harapan bagi pasien yang mengalami gejala yang sulit dikendalikan.

Penting untuk tidak mengabaikan gejala awal Parkinson, terutama jika kamu atau orang terdekat mulai merasakan tremor, kekakuan otot, atau gerakan lambat. Diagnosis dan pengobatan dini dapat membantu meningkatkan kualitas hidup penderita, memungkinkan mereka tetap aktif dan mandiri lebih lama.

Jika kamu mencurigai adanya tanda-tanda Parkinson, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut dan penanganan yang tepat.

Agus, menekankan, Parkinson memang belum bisa disembuhkan, tapi dengan pengelolaan yang baik, penderita bisa tetap menjalani hidup dengan lebih baik.

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini